Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Fransiskus menyatakan sudah saatnya ekonomi kreatif yang sedang bertumbuh dan berkembang di kabupaten setempat, mendapat perhatian serius guna menggerakkan pelaku UMKM.
"Ekraf hal ini perlu didorong karena masih banyak yang belum mendapat perhatian serius terutama dalam pemasaran produk lokal seperti kerajinan tangan," ujarnya saat dihubungi di Bengkayang, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa Kabupaten Bengkayang terkenal kerajinan tikar bidai atau tikar dari rotan. Kendala dihadapi pelaku kerajinan yakni soal pemasaran yang masih terbatas. Padahal dari sisi potensi ekonomi sangat besar.
"Anyaman kerajinan bidai berpotensi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Sampai sekarang bidai masih dipasarkan ke negara tetangga Malaysia, karena nilai dan harganya lebih tinggi. Sementara dalam negeri atau daerah sendiri belum memiliki wadah khusus dalam pemasarannya sehingga terkesan terjadi pembiaran," kata dia menjelaskan.
Oleh karena itu, dia meminta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait agar untuk lebih fokus dan serius untuk membangkitkan dan ekonomi kreatif tersebut.
"Kondisi yang ada ini perlu juga ada pendampingan, ” kata dia.
Perlunya perhatian khusus untuk ekonomi kreatif itu senada yang disampaikan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bengkayang, Esidorus. Menurutnya semua pihak memaksimalkan ekonomi kreatif, termasuk pemanfaatan fasilitas yang ada.
"Saat ini gedung pusat kuliner telah dibangun untuk pengembangan usaha UMKM yang ada di Bumi Sebalo. Fasilitas harus segera difungsikan untuk membantu pedagang yang ada. Fasilitas pusat kuliner itu harus mampu menjadi wadah khusus untuk mempromosikan berbagai aneka potensi khas daerah untuk dijual," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Ekraf hal ini perlu didorong karena masih banyak yang belum mendapat perhatian serius terutama dalam pemasaran produk lokal seperti kerajinan tangan," ujarnya saat dihubungi di Bengkayang, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa Kabupaten Bengkayang terkenal kerajinan tikar bidai atau tikar dari rotan. Kendala dihadapi pelaku kerajinan yakni soal pemasaran yang masih terbatas. Padahal dari sisi potensi ekonomi sangat besar.
"Anyaman kerajinan bidai berpotensi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Sampai sekarang bidai masih dipasarkan ke negara tetangga Malaysia, karena nilai dan harganya lebih tinggi. Sementara dalam negeri atau daerah sendiri belum memiliki wadah khusus dalam pemasarannya sehingga terkesan terjadi pembiaran," kata dia menjelaskan.
Oleh karena itu, dia meminta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait agar untuk lebih fokus dan serius untuk membangkitkan dan ekonomi kreatif tersebut.
"Kondisi yang ada ini perlu juga ada pendampingan, ” kata dia.
Perlunya perhatian khusus untuk ekonomi kreatif itu senada yang disampaikan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bengkayang, Esidorus. Menurutnya semua pihak memaksimalkan ekonomi kreatif, termasuk pemanfaatan fasilitas yang ada.
"Saat ini gedung pusat kuliner telah dibangun untuk pengembangan usaha UMKM yang ada di Bumi Sebalo. Fasilitas harus segera difungsikan untuk membantu pedagang yang ada. Fasilitas pusat kuliner itu harus mampu menjadi wadah khusus untuk mempromosikan berbagai aneka potensi khas daerah untuk dijual," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022