Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Kapuas mendorong 52 kelompok kebun bibit rakyat (KBR) yang tersebar di enam kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat berperan dalam memulihkan fungsi hutan dan lahan berbasis swakelola.
"Selain sebagai upaya rehabilitasi lahan kritis di sekitar kawasan hutan, KBR binaan BPDAS Kapuas tersebut juga menjadi sumber untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat," kata Kepala BPDAS Kapuas Kalbar Remran di Sungai Kakap, Sabtu.
Dia menjelaskan 52 kelompok KBR itu tersebar di Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, Sekadau, Landak, dan Kubu Raya yang terus didorong oleh BPDAS Kapuas Kalbar dalam memulihkan fungsi hutan dan lahan berbasis swakelola, terutama di lahan-lahan kritis di Kalbar.
"Apa yang kami lakukan itu sebagai langkah konkret dari pemerintah dalam mempercepat proses rehabilitasi lahan-lahan kritis, baik di dalam maupun di luar kawasan hutan yang mengalami kerusakan," ujarnya.
Dia menambahkan KBR binaan BPDAS Kapuas itu juga berpotensi menjadi salah satu sumber peningkatan ekonomi masyarakat setempat.
"Untuk satu kelompok KBR kami memberikan bantuan sebesar Rp100 juta dengan konsekuensi harus menghasilkan 30 ribuan bibit tanaman produktif, di mana pemanfaatan hasil produksi tersebut dikhususkan untuk lahan kritis di Kalbar," ujarnya.
Dalam program itu di samping berupaya memulihkan lahan kritis, katanya, masyarakat juga terbantu secara ekonomi, mana yang tumbuh nanti diberi insentif, yakni satu bibit yang tertanam dan hidup itu Rp600 per batang. Kalau 30 ribu batang mereka tanam artinya mereka mendapatkan penghasilan Rp18 juta.
Remran menambahkan selain sebagai daya dukung pemulihan area sasaran rehabilitasi bagi kawasan hutan kritis, tujuan akhir dari program KBR mengembalikan stabilitas fungsi hutan dan lahan sebagai salah satu penopang kelestarian alam dan kehidupan yang ada di Bumi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Selain sebagai upaya rehabilitasi lahan kritis di sekitar kawasan hutan, KBR binaan BPDAS Kapuas tersebut juga menjadi sumber untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat," kata Kepala BPDAS Kapuas Kalbar Remran di Sungai Kakap, Sabtu.
Dia menjelaskan 52 kelompok KBR itu tersebar di Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, Sekadau, Landak, dan Kubu Raya yang terus didorong oleh BPDAS Kapuas Kalbar dalam memulihkan fungsi hutan dan lahan berbasis swakelola, terutama di lahan-lahan kritis di Kalbar.
"Apa yang kami lakukan itu sebagai langkah konkret dari pemerintah dalam mempercepat proses rehabilitasi lahan-lahan kritis, baik di dalam maupun di luar kawasan hutan yang mengalami kerusakan," ujarnya.
Dia menambahkan KBR binaan BPDAS Kapuas itu juga berpotensi menjadi salah satu sumber peningkatan ekonomi masyarakat setempat.
"Untuk satu kelompok KBR kami memberikan bantuan sebesar Rp100 juta dengan konsekuensi harus menghasilkan 30 ribuan bibit tanaman produktif, di mana pemanfaatan hasil produksi tersebut dikhususkan untuk lahan kritis di Kalbar," ujarnya.
Dalam program itu di samping berupaya memulihkan lahan kritis, katanya, masyarakat juga terbantu secara ekonomi, mana yang tumbuh nanti diberi insentif, yakni satu bibit yang tertanam dan hidup itu Rp600 per batang. Kalau 30 ribu batang mereka tanam artinya mereka mendapatkan penghasilan Rp18 juta.
Remran menambahkan selain sebagai daya dukung pemulihan area sasaran rehabilitasi bagi kawasan hutan kritis, tujuan akhir dari program KBR mengembalikan stabilitas fungsi hutan dan lahan sebagai salah satu penopang kelestarian alam dan kehidupan yang ada di Bumi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022