Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat meluncurkan penerapan Kurikulum Muatan Lokal Gambut dan Mangrove di tingkat SMP untuk memberikan pemahaman sejak dini kepada siswa terkait dengan manfaat gambut bagi kelestarian lingkungan.
"Program ini berupaya menanamkan pemahaman dan kecintaan generasi penerus terhadap lingkungan, khususnya gambut, sejak usia dini melalui media pendidikan formal. Kurikulum Muatan Lokal Gambut dan Mangrove di Kabupaten Kubu Raya diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya bekerja sama dengan ICRAF (International Centre for Research in Agroforestry) Indonesia melalui program #PahlawanGambut," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya Muhammad Ayub di Sungai Raya, Kamis.
Ia mengatakan pengembangan kurikulum itu upaya edukasi dini pada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa terkait dengan gambut dan mangrove.
"Kita menilai pendidikanlah yang dapat melakukan langkah masif dan menyelenggarakan upaya-upaya literasi sekaligus menumbuhkan kebiasaan serta sikap cinta pada lingkungan," tuturnya.
Ia menuturkan isu gambut dan mangrove bukan hanya isu lokal, melainkan nasional, bahkan dunia.
Pihaknya berharap, edukasi dini tentang gambut dan mangrove juga dapat menjadi agenda Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat.
"Kita bukan untuk gagah-gagahan atau bangga-banggaan dengan meluncurkan muatan lokal gambut dan mangrove ini. Maksud kita adalah bahwa perkara alam dan lingkungan ini adalah urusan kita bersama," tuturnya.
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan ekosistem gambut di Kubu Raya sumber daya alam yang berperan penting bagi penghidupan masyarakat.
Ia mengakui ekosistem gambut seringkali tidak dikelola dengan baik karena minim pengetahuan.
"Akibatnya berbagai permasalahan seperti kebakaran dan rusaknya habitat alami seringkali terjadi," katanya.
Ia menegaskan keberadaan lahan gambut dan mangrove yang tersebar di Kubu Raya salah satu potensi sumber daya alam yang manfaatnya mesti dirasakan oleh masyarakat.
Terkait hal itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan harus mengambil peran menyiapkan generasi muda Kubu Raya yang paham tentang gambut dan mangrove.
"Memiliki ilmunya, cinta pada lingkungan alamnya, sanggup mengendalikannya hingga kelak mereka menemukan pola strategi untuk dapat memberdayakan dan memanfaatkan gambut dan mengrove ini sebagai ketahanan lingkungan alam dan ketahanan hidupnya," kata dia.
Muda menyatakan pengetahuan tentang pengelolaan gambut perlu ditanamkan sejak dini melalui jalur edukasi formal mulai tingkat Sekolah Dasar.
Akan tetapi, katanya, meskipun penelitian sudah banyak dilakukan, hasil-hasil yang ada masih perlu dikembangkan dan disesuaikan agar dapat menjadi konsumsi belajar anak-anak sekolah.
"ICRAF Indonesia melalui program #PahlawanGambut bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kubu Raya menggagas edukasi gambut dalam upaya mewujudkan langkah strategis dalam menanamkan pemahaman dan kecintaan generasi penerus terhadap ekosistem gambut sejak usia dini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Program ini berupaya menanamkan pemahaman dan kecintaan generasi penerus terhadap lingkungan, khususnya gambut, sejak usia dini melalui media pendidikan formal. Kurikulum Muatan Lokal Gambut dan Mangrove di Kabupaten Kubu Raya diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya bekerja sama dengan ICRAF (International Centre for Research in Agroforestry) Indonesia melalui program #PahlawanGambut," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya Muhammad Ayub di Sungai Raya, Kamis.
Ia mengatakan pengembangan kurikulum itu upaya edukasi dini pada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa terkait dengan gambut dan mangrove.
"Kita menilai pendidikanlah yang dapat melakukan langkah masif dan menyelenggarakan upaya-upaya literasi sekaligus menumbuhkan kebiasaan serta sikap cinta pada lingkungan," tuturnya.
Ia menuturkan isu gambut dan mangrove bukan hanya isu lokal, melainkan nasional, bahkan dunia.
Pihaknya berharap, edukasi dini tentang gambut dan mangrove juga dapat menjadi agenda Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat.
"Kita bukan untuk gagah-gagahan atau bangga-banggaan dengan meluncurkan muatan lokal gambut dan mangrove ini. Maksud kita adalah bahwa perkara alam dan lingkungan ini adalah urusan kita bersama," tuturnya.
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan ekosistem gambut di Kubu Raya sumber daya alam yang berperan penting bagi penghidupan masyarakat.
Ia mengakui ekosistem gambut seringkali tidak dikelola dengan baik karena minim pengetahuan.
"Akibatnya berbagai permasalahan seperti kebakaran dan rusaknya habitat alami seringkali terjadi," katanya.
Ia menegaskan keberadaan lahan gambut dan mangrove yang tersebar di Kubu Raya salah satu potensi sumber daya alam yang manfaatnya mesti dirasakan oleh masyarakat.
Terkait hal itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan harus mengambil peran menyiapkan generasi muda Kubu Raya yang paham tentang gambut dan mangrove.
"Memiliki ilmunya, cinta pada lingkungan alamnya, sanggup mengendalikannya hingga kelak mereka menemukan pola strategi untuk dapat memberdayakan dan memanfaatkan gambut dan mengrove ini sebagai ketahanan lingkungan alam dan ketahanan hidupnya," kata dia.
Muda menyatakan pengetahuan tentang pengelolaan gambut perlu ditanamkan sejak dini melalui jalur edukasi formal mulai tingkat Sekolah Dasar.
Akan tetapi, katanya, meskipun penelitian sudah banyak dilakukan, hasil-hasil yang ada masih perlu dikembangkan dan disesuaikan agar dapat menjadi konsumsi belajar anak-anak sekolah.
"ICRAF Indonesia melalui program #PahlawanGambut bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kubu Raya menggagas edukasi gambut dalam upaya mewujudkan langkah strategis dalam menanamkan pemahaman dan kecintaan generasi penerus terhadap ekosistem gambut sejak usia dini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022