Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terus mengoptimalkan upaya kolaborasi dengan perusahaan sawit dan tambang untuk berpartisipasi dan aktif dalam melakukan perbaikan atau pemeliharaan jalan poros provinsi seperti di Jalan Sayan - Kota Baru, Kabupaten Melawi.

"Pemerintah provinsi dan daerah terus mendorong dan mendukung perusahaan sawit dan tambang untuk secara aktif melakukan pemeliharaan jalan agar bisa dimanfaatkan bukan hanya oleh perusahaan namun masyarakat luas. Upaya kolaborasi menjadi solusi untuk jalan provinsi tersebut karena keterbatasan pembiayaan," ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, M. Munsif di Pontianak, Sabtu.

Ia menjelaskan saat ini terutama di Jalan Sayan - Kota Baru, muncul persoalan jalan berlumpur dan menjadi keluhan masyarakat.

Kondisi tersebut, lanjutnya, tidak terlepas dari kondisi intensitas hujan yang dalam beberapa bulan ini dan ke depan yang tinggi. Pada sisi lainnya mobilitas barang cukup berat dan struktur jalan adalah tanah dan rawan rusak.

"Pemerintah Provinsi Kalbar bertanggungjawab poros jalan tersebut melalui Bappeda, PUPR dan Dinas Perkebunan dan Peternakan serta mitra kami di Kabupaten Melawi yang telah mendorong sejak 2020 kolaborasi penanganan jalan provinsi di semua kabupaten tak terkecuali poros Jalan Pintas Sayan dan Sayan Kota Baru, Melawi," kata dia.

Menurutnya, khusus Jalan Sayan - Kota baru telah disepakati beberapa perusahaan yang telah diidentifikasi untuk pembangunan dan pemeliharaannya karena penggunaan bukan hanya masyarakat umum tapi juga digunakan khusus untuk perkebunan dan pertambangan. Sesuai Perda Nomor 11 tahun 2021 tentang penggunaan jalan umum dan khusus, maka tanggung jawab pemeliharaan dan membuka ruang dari perusahaan.

"Upaya kolaborasi sejak 2020 mendapat dukung penuh dari bupati. Kemudian pada 9 November 2022 mengumpulkan kembali perusahaan dipertegas dalam konteks dukungan kolaborasi dalam pemeliharaan jalan melalui CSR masing-masing perusahaan. Kami apresiasi respon dari perusahaan. Sejumlah alat berat hadir di sejumlah titik. Dari pantauan dan laporan diterima dari perusahaan dan Pemkab, kendala mereka masalah keterbatasan kualitas bahan penimbunan. Mereka saat ini mengandalkan pasir batu dari sungai setempat," kata dia.

"Kami memaklumi semua poros jalan diselesaikan, namun kami terus mendorong, memberi semangat agar perusahaan konsisten melakukan pemeliharaan kolaborasi terkait rusaknya jalan bisa ditangani lagi. Sambil seiring waktu ada dukungan pembiayaan mencukupi agar sementara masih fungsional ke depan memenuhi standar," tambahnya.

Baca juga: Harga TBS sawit di Kalimantan Barat capai Rp2.512,64 per kilogram

Baca juga: Generasi milenial diminta aktif kampanye positif sawit

 

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022