Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Rudi Hartono menyebutkan bahwa saat ini sudah ada 122 desa di daerahnya menerapkan sistem keuangan berbasis digital.
"Ada 122 desa di Bengkayang sudah menuju desa digital atau sudah menerapkan sistem pembayaran keuangan melalui aplikasi yang disebut Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) dan juga layanan Cash Management System (CMS)," ujarnya saat dihubungi di Bengkayang, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa apa yang sudah diterapkan tersebut dinilai jauh lebih aman dan mempermudah transaksi keuangan desa. Menurutnya, sejauh ini penerapan aplikasi tersebut belum ada kendala berarti, namun memang tak bisa di pungkiri ada beberapa desa yang mengalami hambatan terutama jaringan internet.
"Desa di Kabupaten Bengkayang sudah menuju desa digital di mana pembayaran CMS dan Siskeudes Online sudah diterapkan di Kabupaten Bengkayang. Sejauh ini belum ada kendala, yang ada memang hambatan dari signal atau jaringan internet," kata dia.
Terkait kendala, pihaknya sudah menyampaikan dalam evaluasi kinerja beberapa waktu lalu. Untuk ke depannya, pemerintah juga secara bertahap membangun tower internet untuk daerah yang belum ada akses internet. Dalam penerapan satu tahun CMS dan Siskeudes desa yang belum ada jaringan internet akan ke tempat yang ada sinyal.
"Solusi sementara ke signal terdekat, sudah di evaluasi. Ini salah satu dukungan terhadap kabupaten digital maka desa juga harus berbasis digital," ucap Rudi.
Menurutnya, pembayaran secara CMS yang jauh mempermudah transaksi keuangan desa dan Siskeudes online sendiri diperlukan untuk transparan dan akuntabilitas keuangan desa. Dengan Siskeudes Online memudahkan publikasi APBDesa dan pengawasan yang dapat dilakukan dari perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan hingga pelaporan.
"Kita harap desa-desa di Bengkayang nantinya lebih maksimal dalam penerapan Siskeuudes, dan kita menuju desa digital, kabupaten digital," papar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Ada 122 desa di Bengkayang sudah menuju desa digital atau sudah menerapkan sistem pembayaran keuangan melalui aplikasi yang disebut Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) dan juga layanan Cash Management System (CMS)," ujarnya saat dihubungi di Bengkayang, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa apa yang sudah diterapkan tersebut dinilai jauh lebih aman dan mempermudah transaksi keuangan desa. Menurutnya, sejauh ini penerapan aplikasi tersebut belum ada kendala berarti, namun memang tak bisa di pungkiri ada beberapa desa yang mengalami hambatan terutama jaringan internet.
"Desa di Kabupaten Bengkayang sudah menuju desa digital di mana pembayaran CMS dan Siskeudes Online sudah diterapkan di Kabupaten Bengkayang. Sejauh ini belum ada kendala, yang ada memang hambatan dari signal atau jaringan internet," kata dia.
Terkait kendala, pihaknya sudah menyampaikan dalam evaluasi kinerja beberapa waktu lalu. Untuk ke depannya, pemerintah juga secara bertahap membangun tower internet untuk daerah yang belum ada akses internet. Dalam penerapan satu tahun CMS dan Siskeudes desa yang belum ada jaringan internet akan ke tempat yang ada sinyal.
"Solusi sementara ke signal terdekat, sudah di evaluasi. Ini salah satu dukungan terhadap kabupaten digital maka desa juga harus berbasis digital," ucap Rudi.
Menurutnya, pembayaran secara CMS yang jauh mempermudah transaksi keuangan desa dan Siskeudes online sendiri diperlukan untuk transparan dan akuntabilitas keuangan desa. Dengan Siskeudes Online memudahkan publikasi APBDesa dan pengawasan yang dapat dilakukan dari perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan hingga pelaporan.
"Kita harap desa-desa di Bengkayang nantinya lebih maksimal dalam penerapan Siskeuudes, dan kita menuju desa digital, kabupaten digital," papar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023