Ketua Tim Pengerak  Perberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Pontianak Yanieta Arbieastuti menyebutkan stunting merupakan penyakit anak yang mengalami gangguan tumbuh kembang dan otaknya. 

"Itu yang saya ketahui dan untuk melakukan pencegahan dan menurunkan angka stunting ini kita semua terlebih dahulu harus memahami apa itu stunting," kata istri Wali Kota Pontianak, Yanieta di Pontianak, Rabu.

Sementara itu, melansir dari World Health Organization (WHO) menyebutkan penyebab stunting adalah gizi buru, infeksi berulang dan kurangnya stumulasi psikososial. Jika ketiga penyebab ini terjadi secara simultan dan terus menerus pada 1000 hari pertama kehidupan bayi, maka bayi tersebut akan mengalami stunting.

Terkait hal itu, TP PKK Pontianak berkerjasama dengan pihak terkait mengelar peringatan Hari Gizi Nasional, sekaligus melakukan kegiatan talkshow kesehatan cegah stunting dengan gaung "Isi piringku ini kaya protein hewani" di ruang Pendopo Wali Kota Pontianak.

“Dalam kegiatan ini kami mengundang mereka yang terdiri dari para calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu yang sudah memiliki anak balita. Kedatangan mereka ke sana untuk menghadiri kegiatan,” katanya.

Yanieta menuturkan, tim PKK Pontianak juga ikut membantu Pemkot Pontianak dalam percepatan penurunan stunting. Tidak hanya itu, dalam upaya pencegahan malah dilakukan dari hulu.

“Sasarannya pemberian edukasi kepada pasangan calon pengantin, ibu hamil dan ibu yang memiliki baduta dan balita,” kata Yanieta.

Yanieta mengatakan, PKK Pontianak juga memberi makanan tambahan pada anak, mulai usia enam sampai dua puluh tiga bulan. Data anak-anak ini didapat dari Dinkes Pontianak dan dilakukan di enam kecamatan. “Mudah-mudahan apa yang dilakukan ini dapat membantu pemerintah dalam menurunkan angka stunting khususnya di Pontianak,” ujarnya.

Berkat kegiatan ini, Yanieta mengaku  dirinya pun lebih memahami tentang bahaya stunting. “Dengan kita lebih memahami stunting, pastinya deteksi pencegahan stunting bisa dilakukan dia bersama calon istri sejak dini,” pungkas Yanieta.

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Evi Ratnawati


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023