Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat memperpanjang pameran arsip Kalbar hingga satu bulan ke depan mengingat tingginya antusias guru dan murid mempelajari berbagai arsip yang dipamerkan.
"Kita perpanjang pameran arsip ini sesuai permintaan guru dan pelajar. Pameran yang awalnya empat hari, kita perpanjang sebulan ke depan. Semoga memberikan informasi yang manfaat bagi pengunjung," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat Sugeng Hariadi di Pontianak, Senin.
Dia menjelaskan galeri arsip setiap hari terbuka untuk siapa saja.
Terkait dengan perpanjangan waktu pameran, pihaknya bisa mengakomodasi.
"Terkait materi yang dimaksud akan kami tampilkan hingga sebulan ke depannya, jadi tematik tentang Sejarah Kalbar tetap menjadi yang utama dalam sebulan," tuturnya.
Pihaknya terus berusaha membangun kecintaan dan kepedulian mahasiswa, pelajar, dan para guru tentang arsip melalui pameran ini.
"Di tangan generasi muda ini perlu dibangun kembali kesadaran pentingnya merawat arsip sehingga terjaga kelestariannya. Karena arsip sebagai memori kolektif bangsa," katanya.
Pada pameran tersebut, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat menghadirkan 525 koleksi arsip dengan penempatan diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan pengunjung melihatnya.
"Pada pameran kali ini, kami menampilkan perjalanan terbentuknya Pemerintah Provinsi Kalbar yang diawali dengan Kalimantan Barat pada masa prakemerdekaan, Kalimantan Barat setelah kemerdekaan (masa NICA Belanda dan RIS/Republik Indonesia Serikat, red.), Masa NKRI, sampailah pada Kalimantan Barat berstatus provinsi otonom serta materi arsip lainnya," katanya.
Seorang guru mata pelajaran Sejarah SMA Negeri 7 Pontianak Ivnawati mengaku terkesan dengan pameran ini.
"Pameran ini sangat menarik, siswa kami sangat antusias untuk melihat tokoh Kalbar dari berbagai daerah yang berjuang dan mempertahankan kemerdekaan dari bangsa asing, baik Belanda, Inggris, Jepang, serta tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda)," katanya.
Meski ada beberapa tokoh pejuang lokal yang belum dapat dipamerkan, dirinya berharap, ke depan koleksi Dinas Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat semakin lengkap.
Dirinya berharap, tokoh-tokoh pejuang dari Kalimantan Barat bisa diangkat menjadi pahlawan nasional, seperti Pangeran Kuning, Rahadi Oesman, M. Ali Anyang.
"Sementara ini kita sudah memiliki 2 pahlawan nasional yakni Abdul Kadir yang bergelar Raden Tumenggung Setia Pahlawan serta dr. Raden Rubini Natawisastra. Sebagai guru Sejarah, besar harapan kami sejarah lokal bisa diangkat ke dalam kurikulum mata pelajaran di SD sampai SMA, sehingga putra putri Kalbar dapat mengenal, mempelajari, dan merasakan perjuangan leluhur kami yang berjuang dari Kalbar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Kita perpanjang pameran arsip ini sesuai permintaan guru dan pelajar. Pameran yang awalnya empat hari, kita perpanjang sebulan ke depan. Semoga memberikan informasi yang manfaat bagi pengunjung," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat Sugeng Hariadi di Pontianak, Senin.
Dia menjelaskan galeri arsip setiap hari terbuka untuk siapa saja.
Terkait dengan perpanjangan waktu pameran, pihaknya bisa mengakomodasi.
"Terkait materi yang dimaksud akan kami tampilkan hingga sebulan ke depannya, jadi tematik tentang Sejarah Kalbar tetap menjadi yang utama dalam sebulan," tuturnya.
Pihaknya terus berusaha membangun kecintaan dan kepedulian mahasiswa, pelajar, dan para guru tentang arsip melalui pameran ini.
"Di tangan generasi muda ini perlu dibangun kembali kesadaran pentingnya merawat arsip sehingga terjaga kelestariannya. Karena arsip sebagai memori kolektif bangsa," katanya.
Pada pameran tersebut, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat menghadirkan 525 koleksi arsip dengan penempatan diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan pengunjung melihatnya.
"Pada pameran kali ini, kami menampilkan perjalanan terbentuknya Pemerintah Provinsi Kalbar yang diawali dengan Kalimantan Barat pada masa prakemerdekaan, Kalimantan Barat setelah kemerdekaan (masa NICA Belanda dan RIS/Republik Indonesia Serikat, red.), Masa NKRI, sampailah pada Kalimantan Barat berstatus provinsi otonom serta materi arsip lainnya," katanya.
Seorang guru mata pelajaran Sejarah SMA Negeri 7 Pontianak Ivnawati mengaku terkesan dengan pameran ini.
"Pameran ini sangat menarik, siswa kami sangat antusias untuk melihat tokoh Kalbar dari berbagai daerah yang berjuang dan mempertahankan kemerdekaan dari bangsa asing, baik Belanda, Inggris, Jepang, serta tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda)," katanya.
Meski ada beberapa tokoh pejuang lokal yang belum dapat dipamerkan, dirinya berharap, ke depan koleksi Dinas Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat semakin lengkap.
Dirinya berharap, tokoh-tokoh pejuang dari Kalimantan Barat bisa diangkat menjadi pahlawan nasional, seperti Pangeran Kuning, Rahadi Oesman, M. Ali Anyang.
"Sementara ini kita sudah memiliki 2 pahlawan nasional yakni Abdul Kadir yang bergelar Raden Tumenggung Setia Pahlawan serta dr. Raden Rubini Natawisastra. Sebagai guru Sejarah, besar harapan kami sejarah lokal bisa diangkat ke dalam kurikulum mata pelajaran di SD sampai SMA, sehingga putra putri Kalbar dapat mengenal, mempelajari, dan merasakan perjuangan leluhur kami yang berjuang dari Kalbar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023