Pemerintah Kabupaten Sambas Kalimantan Barat menyatakan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan angka prevalensi stunting atau kekerdilan di kabupaten setempat mengalami penurunan sebesar 2,1 persen dari tahun sebelumnya.
"Berkat kerja sama semua komponen, angka stunting di Kabupaten Sambas 2023 turun 2,1 persen dibandingkan 2021. Walaupun ada penurunan angka stunting harus tetap ada percepatan penurunan lebih signifikan lagi," kata Bupati Sambas Satono saat dihubungi di Sambas, Rabu.
Dia menjelaskan bahwa angka stunting Sambas pada 2021 sebesar 32,6 persen dan 2022 menjadi 30,1 persen. Menurutnya bila dilihat dari potensi yang ada dan kerja sama semua pihak yang sudah baik, penurunan yang bisa dicapai bukan hanya 14 persen, tapi bisa menurunkan stunting menjadi 10 persen.
"Sambas ini penduduknya terbanyak kedua setelah Kota Pontianak, kita bersama-sama inginkan dari banyaknya penduduk ini akan lahir manusia yang berbobot dan berkualitas, tidak ada lagi ada stunting," katanya.
Satono mengatakan sangat berterima kepada BKKBN Provinsi Kalimantan Barat yang sudah melakukan program dan pendampingan yang intensif kepada Pemda Kabupaten Sambas.
"Saya harap tahun 2024 angka stunting di Kabupaten Sambas bisa di bawah 14 persen sesuai harapan Presiden Joko Widodo. Tapi saya sadari itu adalah pekerjaan rumah yang sangat berat dan besar," katanya.
Satono mengatakan, penanganan stunting ini perlu sebuah kolaborasi bersama. Tidak hanya peran pemerintah saja, atau BKKBN saja. Namun juga para tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat.
"Saya sampaikan bahwa substansi masalah stunting itu bukan tinggi atau rendahnya badan, tapi menciptakan kecerdasan sejak anak baru lahir," katanya.
Bupati Satono mengatakan, selain kecerdasan, imunitas anak juga faktor penting dalam penanganan stunting.
"Setelah faktor kesehatan jasmani tadi, ada juga faktor kesehatan rohani. Jangan lupa berdoa kepada Allah SWT supaya anak-anak kita tumbuh dengan kecerdasan, kesehatan yang kuat," katanya.
Baca juga: Bidan Sintang cek kesehatan balita gratis cegah generasi stunting
Baca juga: Peran pemerintahan desa sangat penting dalam penurunan stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Berkat kerja sama semua komponen, angka stunting di Kabupaten Sambas 2023 turun 2,1 persen dibandingkan 2021. Walaupun ada penurunan angka stunting harus tetap ada percepatan penurunan lebih signifikan lagi," kata Bupati Sambas Satono saat dihubungi di Sambas, Rabu.
Dia menjelaskan bahwa angka stunting Sambas pada 2021 sebesar 32,6 persen dan 2022 menjadi 30,1 persen. Menurutnya bila dilihat dari potensi yang ada dan kerja sama semua pihak yang sudah baik, penurunan yang bisa dicapai bukan hanya 14 persen, tapi bisa menurunkan stunting menjadi 10 persen.
"Sambas ini penduduknya terbanyak kedua setelah Kota Pontianak, kita bersama-sama inginkan dari banyaknya penduduk ini akan lahir manusia yang berbobot dan berkualitas, tidak ada lagi ada stunting," katanya.
Satono mengatakan sangat berterima kepada BKKBN Provinsi Kalimantan Barat yang sudah melakukan program dan pendampingan yang intensif kepada Pemda Kabupaten Sambas.
"Saya harap tahun 2024 angka stunting di Kabupaten Sambas bisa di bawah 14 persen sesuai harapan Presiden Joko Widodo. Tapi saya sadari itu adalah pekerjaan rumah yang sangat berat dan besar," katanya.
Satono mengatakan, penanganan stunting ini perlu sebuah kolaborasi bersama. Tidak hanya peran pemerintah saja, atau BKKBN saja. Namun juga para tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat.
"Saya sampaikan bahwa substansi masalah stunting itu bukan tinggi atau rendahnya badan, tapi menciptakan kecerdasan sejak anak baru lahir," katanya.
Bupati Satono mengatakan, selain kecerdasan, imunitas anak juga faktor penting dalam penanganan stunting.
"Setelah faktor kesehatan jasmani tadi, ada juga faktor kesehatan rohani. Jangan lupa berdoa kepada Allah SWT supaya anak-anak kita tumbuh dengan kecerdasan, kesehatan yang kuat," katanya.
Baca juga: Bidan Sintang cek kesehatan balita gratis cegah generasi stunting
Baca juga: Peran pemerintahan desa sangat penting dalam penurunan stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023