Program Konservasi Laut Efektif (Kolektif) dari United States Agency for International Development (USAID) dan didukung Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) RI menyasar lima kawasan konservasi laut di Provinsi Kalbar yang akan berlangsung dalam lima tahun ke depan.
"Program Kolektif ini bekerja di lima provinsi yang mencakup 13 kawasan konservasi laut dan ada lima di antaranya di Provinsi Kalbar," ujar Senior Marine Program Specialist USAID Indonesia, Czlly Catharina saat sosialisasi dan diskusi kelompok terpumpun program USAID Kolektif di Pontianak, Kalbar, Selasa.
Ia menjelaskan lima kawasan konservasi laut di Kalbar berada di Kubu Raya, Pulau Randayan, Kendawangan, Kayong Utara dan Paloh. Menurutnya, penentuan lokasi program tersebut berdasarkan signifikansi tingkat keanekaragaman hayati, status pengelolaan kawasan konservasi perairan dan dampak sosial ekonomi.
"Total luas sasaran program Kolektif untuk area konservasi kawasan laut di 13 daerah di Indonesia termasuk di Kalbar mencapai lima juta hektare," ucap dia.
Ia berharap dengan program tersebut ada peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan nasional dan provinsi yang ada di wilayah sasaran ke tingkat yang optimal dan/atau dikelola secara berkelanjutan;
"Penting juga diharapkan ada penurunan faktor pendorong dan tekanan langsung terhadap keanekaragaman hayati di wilayah sasaran. Kemudian diharapkan dengan program ini ada peningkatan kesejahteraan masyarakat dari pemanfaatan berkelanjutan dan konservasi keanekaragaman hayati laut di wilayah sasaran," ucap dia.
Sementara itu, Koordinator Perencanaan Pendanaan Luar Negeri, KKP Benny Khairuddin meyakini bahwa USAID Kolektif akan memperkuat perlindungan keanekaragaman hayati laut dengan meningkatkan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan yang sudah dibentuk.
"Program ini atas kerjasama bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Amerika terkait dengan konservasi efektivitas kawasan konservasi. Adanya program ini tentu dapat membantu mengoptimalkan dampaknya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan terlindunginya keanekaragaman hayati laut sehingga ada keberlanjutan," ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Program Kolektif ini bekerja di lima provinsi yang mencakup 13 kawasan konservasi laut dan ada lima di antaranya di Provinsi Kalbar," ujar Senior Marine Program Specialist USAID Indonesia, Czlly Catharina saat sosialisasi dan diskusi kelompok terpumpun program USAID Kolektif di Pontianak, Kalbar, Selasa.
Ia menjelaskan lima kawasan konservasi laut di Kalbar berada di Kubu Raya, Pulau Randayan, Kendawangan, Kayong Utara dan Paloh. Menurutnya, penentuan lokasi program tersebut berdasarkan signifikansi tingkat keanekaragaman hayati, status pengelolaan kawasan konservasi perairan dan dampak sosial ekonomi.
"Total luas sasaran program Kolektif untuk area konservasi kawasan laut di 13 daerah di Indonesia termasuk di Kalbar mencapai lima juta hektare," ucap dia.
Ia berharap dengan program tersebut ada peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan nasional dan provinsi yang ada di wilayah sasaran ke tingkat yang optimal dan/atau dikelola secara berkelanjutan;
"Penting juga diharapkan ada penurunan faktor pendorong dan tekanan langsung terhadap keanekaragaman hayati di wilayah sasaran. Kemudian diharapkan dengan program ini ada peningkatan kesejahteraan masyarakat dari pemanfaatan berkelanjutan dan konservasi keanekaragaman hayati laut di wilayah sasaran," ucap dia.
Sementara itu, Koordinator Perencanaan Pendanaan Luar Negeri, KKP Benny Khairuddin meyakini bahwa USAID Kolektif akan memperkuat perlindungan keanekaragaman hayati laut dengan meningkatkan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan yang sudah dibentuk.
"Program ini atas kerjasama bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Amerika terkait dengan konservasi efektivitas kawasan konservasi. Adanya program ini tentu dapat membantu mengoptimalkan dampaknya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan terlindunginya keanekaragaman hayati laut sehingga ada keberlanjutan," ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023