Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Barat Pintauli Romangasi Siregar mengatakan para Tim Pendamping Keluarga (TPK) harus mampu memberi pencerahan bagi setiap keluarga untuk dapat berprilaku hidup sehat agar dapat mencegah  dan mempercepat penurunan stunting. 

"Pekerjaan yang di lakukan para TPK ini sangat mulia dan mereka ini merupakan Menteri Kesehatan bagi para keluarga. Dari para TPK ini, saya yakin mereka mampu memberi pencerahan bagi keluarga untuk berprilaku hidup sehat," kata Kaper BKKBN Kalbar, Pinta saat membuka orientasi TPK Kabupaten Ketapang 2023, bertempat di Aula Kantor Camat Nanga Tayap, Sabtu.

Pinta mengatakan, kedatangan nya di Nanga Tayap ini sekaligus untuk melihat teman-teman TPK di Kalbar, seperti apa dan bagaimana perjuangan mereka melakukan kegiatannya dalam upaya pencegah dan percepatan penurunan stunting.

Menurut Kaper BKKBN Kalbar itu, orang yang masuk dalam TPK mesti banyak dan pandai berbicara. Namun, banyak berbicara dalam  artian bukan bergosip. Melainkan menyampaikan informasi tentang program Bangga Kencana dan stunting. Kemudian memberikan pengetahuannya sehingga para keluarga bisa berprilaku hidup sehat. 

"Karena para TPK ini paling banyak bersentuhan dengan masyarakat. Pinta meminta para TPK dapat mengajak para keluarga untuk hidup lebih baik sehingga para keluarga ke depan anak-anaknya bisa terhindar stunting," ujar Pinta.

Menurutnya, bila satu desa keluarganya sehat, maka akan baik pula kecamatan nya. Jika seluruh kecamatan para keluarganya dalam keadaan sehat maka akan terbentuk keluarga berkualitas di Kabupaten sehingga ke depan generasi Ketapang akan lahir SDM yang berkualitas. 

Pinta menginformasikan saat ini angka stunting di Kalbar berada di angka 27 persen mendekati 30 persen. Artinya dari empat atau tiga anak yang lahir, satunya stunting. 

"Kondisi seperti ini tidak bisa di biarkan sebab bagaimana nantinya jika negara dipimpin oleh generasi stunting. Gerakan dari teman-teman TPK inilah merupakan cara dan upaya agar para keluarga bisa terhindar dari stunting," ucap Pinta. 

Pinta berharap para TPK ini selain pemberian sosialisasi pada keluarga. Pencegahan juga dilakukan pada sasaran remaja. Itu dilakukan karena para remaja  merupakan cikal bakal terbentuknya sebuah keluarga baru. Sebab, dari remaja ini, asupan makanan mestilah yang bergizi. Jangan instan. Karena jika konsumsi gizi kurang dapat menyebabkan remaja mengalami anemia. Dimana anemia ini bisa memicu stunting. 

Sementara itu, Kasi Ekbangsos Kecamatan Nanga Tayap Mahbin menambahkan orientasi TPK percepatan penurunan stunting merupakan pembekalan pada teman-teman TPK. Sehingga ketika mereka bertugas di lapangan bisa melaksanakan tugas dan fungsi di desa masing-masing yang berbagai macam ragam pola dan budayanya.

"Tugas ini ada di TPK. Para ujung tombak pencegahan stunting di tataran akar. Dengan adanya pencerahan dan pembekalan ilmu dari TPK untuk masyarakat, diharap stunting bisa turun khususnya di Kecamatan Nanga Tayap," kata Mahbin.

Mahbin dalam kesempatan itu menginformasikan di Nanga Tayap saat ini terdapat 60 orang kader TPK. Mereka ini menjadi aktor penting dalam pengentasan stunting. 

"Dimana stunting juga merupakan program prioritas pemerintah pusat. Makanya seluruh elemen bersama pemerintah kini tengah berupaya agar angka stunting bisa diturunkan setiap tahunnya," pungkas Mahbin.

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Evi Ratnawati


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023