Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat memiliki 810 kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang siap menjadi garda terdepan dalam percepatan penurunan angka stunting di kabupaten tersebut..
"Di Kubu Raya, tercatat ada 810 kader TPK, kalau dibagi penugasan untuk 123 desa maka rata-rata satu desa kurang lebih ada 7 kader. Saya rasa ini sudah cukup efektif untuk menjadi garda terdepan," kata Sekda Kabupaten Kubu Raya Yusran Anizam di Sungai Raya, Kamis.
Dilanjutkan Yusran, jika Kubu Raya melakukan audit status stunting dengan memetakan kendala serta permasalahan stunting, dan dengan dukungan pemutakhiran data yang akurat, menurutnya tugas TPK dalam menjalankan perannya akan sangat terbantu dalam melaksanakan pendampingan percepatan penurunan angka stunting di Kubu Raya.
Yusran mengungkapkan saat ini berdasarkan data terakhir tahun 2022, stunting di Kabupaten Kubu Raya di angka 27,6 persen, dengan adanya usaha bersama diharapkan dapat membantu menurunkan angka stunting di wilayah setempat.
"Pemerintah mencoba memaksimalkan sumber daya yang ada, tapi tentu tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan kerja sama dan bantuan dari semua pihak, terutama kader TPK yang memberikan pendampingan bagi masyarakat sebagai garda terdepan," ujarnya.
Ia berharap rilis angka stunting di Kabupaten Kubu Raya untuk tahun 2023 dapat mengalami penurunan.
"Mudah-mudahan di rilis tahun 2023 kita bisa turun," harapnya
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kubu Raya, Dyah Tut Wuri Handayani menjelaskan jika di tahun 2024 ini pihaknya terus berupaya menekan angka stunting lewat beberapa strategi demi penurunan angka stunting di Kubu Raya maupun Indonesia.
Strategi tersebut yakni melalui audit kasus, pendampingan, lokakarya mini, dan pertemuan generasi berencana (Genre).
"Strategi ini dilakukan demi menuju Kubu Raya bebas stunting," ujarnya.