Saya sebagai Sekda, mewakili Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh masyarakat Desa Jungkal dan kepada masyarakat Kecamatan Tumbang Titi yang melaksanakan Upacara Adat Sapat tahun ini, ucap Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ketapang, Alexander Wilyo.

"Saya senang dan bangga lantaran Adat Sapat masih menjadi tradisi dan tetap lestari di desa ini," ungkap Sekda saat Upacara Adat Sapat Tahun Sisih Musim di Desa Jungkal Kecamatan Tumbang Titi melalui rilis Bagian Prokopim Pemkab Ketapang, Jumat.

"Saya sampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh panitia penyelenggara, masyarakat adat Desa Jungkal dan masyarakat adat Tumbang Titi," lanjut Sekda yang juga bergelar Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh.

Upacara adat Sapat Tahun Sisih Musim merupakan upacara adat ungkapan syukur atas panen. Serta mohon berkat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa (Duata perimbang alam bumi tanah arai) untuk tahun yang akan datang atau tahun depan. 

Baca juga: Sekda Ketapang ajak masyarakat sukseskan gawai akbar Napak Tilas
 
Sekda juga meminta agar adat yang lain, seperti  Jalan Jamban Titi Sejak Karosek Mula Tumbuh, Tanah Mula Menjadi juga tidak boleh  ditinggalkan. Sebab menurutnya dengan mempertahankan tradisi tersebut, masyarakat adat akan bisa berdaulat secara budaya.

Sekda mengaku bahwa tujuannya hadir di acara Sapat Tahun ini juga ingin  memastikan bahwa adat Jalan Jamban Titi Sejak Karosek Mula Tumbuh, Tanah Mula Menjadi masih tegak berdiri.  "Kalau itu kita tinggalkan, maka identitas kita akan hilang. Kalau identitas kita hilang, maka harga diri kita juga akan hilang,” ujar Sekda.
 
Sekda mengaku bangga terhadap masyarakat Desa Jungkal. Sebab walau dengan segala keterbatasan, jauh dari kota, keramaian dan dari segala kemewahan. Tapi masih setia dengan warisan para orang tua, para leluhur. 

Sekda berharap agar tradisi Sapat diagendakan lagi di tahun depan. "Seperti harapannya para domong, para ketua DAD kecamatan, ketua DAD kabupaten. Saya juga berharap agar adat Jalan Jamban Titi tetap lestari dan menghimbau agar kita semua tetap selalu semangat," tuturnya.
 
“Kita jaga, kita rawat, kita lestarikan kepada anak-cucu kita sampai kapan pun. Karena adat ini adalah identitas, budaya, adat, tradisi ini identitas kita, ini adalah harga diri. Boleh kita tidak punya apa-apa, tetapi kita tidak boleh kehilangan harga diri, yang tidak ternilai dengan apapun," lanjut Sekda.

"Salah satu caranya dengan tetap melaksanakan upacara adat Sapat Tahun, Tentobus, Bapalas Benua. Dengan begitu, adat Jalan Jamban Titi Sejak Karosek Mula Tumbuh, Tanah Mula Menjadi masih dijunjung, masih dipelihara, masih ditegakkan," Pungkas Sekda.

Baca juga: Sekda meminta PDAM dan BPBD mewaspadai dampak terjadi Elnino

Baca juga: Sekda Ketapang harap Pekan Gawai Dayak Kalbar mempersatukan berbagai lapisan masyarakat
 

Pewarta: Subandi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023