Kepala Polisi Daerah(Kapolda) Sulawesi Selatan Inspektur Jenderal Polisi Setyo Boedi Moempoeni menyebut jaringan peredaran narkotika jenis sabu yang berasal dari Malaysia sudah beredar di kawasan timur Indonesia dengan jumlah cukup besar.
"Terkait jaringan internasional, memang ada peredaran narkotika, ini 60 persen dari Tawao, Malaysia. Kemudian sasarannya daerah Makassar, dengan daerah distribusi wilayah timur," ungkap Kapolda Setyo di Makassar, Senin.
Dari hasil pengungkapan kasus narkoba belum lama ini, kata Setyo sebanyak 20,7 kilogram sabu yang berhasil digagalkan peredarannya diketahui asal Tawao, Malaysia. Sabu ini telah dimusnahkan bersama ganja 4,3 kilogram, ekstasi 957 butir, dan obat daftar G sebanyak 4.000 butir di Mapolda Sulsel dengan menghadirkan delapan orang tersangka, seorang diantaranya warga Malaysia serta satu anggota Polri aktif.
Selain itu, jaringannya sudah menyentuh di lingkungan kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) menyusul ditemukannya brankas penyimpanan narkoba di salah satu ruangan tidak terpakai pada Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) di wilayah kampus UNM Parangtambung, Jalan Malangkeri Raya, Kecamatan Tamalate.
Baca juga: BNN Pontianak libatkan semua pihak gali informasi cegah narkoba
Sebanyak enam orang ditangkap, empat diantaranya mantan mahasiswa FBS yang tidak selesai sarjana, dua lainnya pekerja swasta dan pengangguran. Jaringan tersebut, kata dia, terungkap berasal dari narapidana di Rumah Tahanan (Rutan) Kabupaten Jeneponto dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Batang Watangpone, Kabupaten Bone.
Dari pengakuan tersangka otak penyimpan dan pengedar barang terlarang di kampus UNM berinisial SAH (32) mendapat barang haram itu dari SN narapidana Rutan Jeneponto atas kasus narkoba.
Tersangka bahkan telah mengirim narkoba Sabu 50 gram sebanyak tiga kali ke Provinsi Maluku Utara melalui jasa pengiriman Kargo SAPX atas perintah narapidana berinisial PF dengan kasus narkoba, kini menjalani masa hukuman di Lapas Batang Watangpone, Bone.
"Ada Lapas, Jaringan Rutan Jeneponto yang pertama, kedua jaringan Lapas Watangpone, Bone. Menurut keterangan tersangka didapatkan, mereka adalah penggerak mulai untuk pemesanan, pengiriman (Sabu) ada komunikasi dengan yang ada (narapidana) di tahanan tadi," ungkap kapolda.
Mantan Wakil Komandan Korps Brimob Polri ini menyebutkan, dari pengembangan sudah ada masuk empat kilogram sabu dari Malaysia dengan beberapa termin pengiriman. Dari keterangan tersangka yang sudah ditangkap, awalnya masuk satu kilogram dan 100 butir ekstasi pada Februari 2023. Selanjutnya, pada 20 Mei 2023, masuk lagi tiga kilogram sabu.
"Ini sudah kita tangkap sekian, paling tidak kita harus pengungkapan kasus, apakah sudah didistribusi atau masih disimpan. Ini harus dikoordinasikan dengan baik antara internal kampus maupun dari pihak masyarakat bisa memberikan informasi untuk segera diungkap," kata lulusan Akpol angkatan 1988 ini menekankan.
Sejauh ini jajaran tim Direktorat Reserse dan Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Sulsel terus melakukan pengembangan dan pendalaman terhadap para tersangka beserta jaringan-jaringannya memasok narkoba ke wilayah KTI dibawa melalui jalur laut, dikirim dari Tawao, Malaysia, kemudian masuk ke Tarakan dan Nunukan, Kalimantan Utara yang berbatasan dengan Malaysia hingga didistribusikan ke sejumlah daerah termasuk di Sulsel.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulsel Brigjen Pol Ghiri Prawijaya menegaskan, pihaknya terus memperkuat sinergitas dan koordinasi dengan pihak terkait dalam hal penanggulangan dan pencegahan peredaran narkotika.
"Kalau soal jaringan internasional tidak ada, tapi dari luar ada. Tiap minggu tertangkap 100 sampai 200 gram lewat ekspedisi. Kemarin operasi di Sidrap dan Pelabuhan Parepare juga ada ditangkap. Sebetulnya, posisi dari ujung ke ujung (perairan) itu ada (pengiriman). Tapi, kita ada control delivery jadi berakhirnya di situ," tuturnya membeberkan.
Mengenai bersih-bersih narkoba di lingkungan pemasyarakatan, kata dia menambahkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Wilayah Sulsel dengan terus melaksanakan operasi di dalam Lapas maupun Rutan setempat.
Baca juga: Pamtas Yonif 645 gagalkan penyelundupan 7,1 kg sabu dari Malaysia
Kepala Penerangan Kodam XII/Tanjungpura Kolonel Inf Ade Rizal Muharram mengatakan, Kodam XII/Tanjungpura melalui Satgas Pamtas RI - Malaysia Yonif 645/Gardatama Yudha kembali berhasil menggagalkan upaya penyelundupan sebanyak 12 paket narkoba jenis Sabu seberat 12,9 kilogram asal Malaysia di kawasan Desa Sentabeng, Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
"Benar Satgas Pamtas Yonif 645/Gyt pada Jumat (10/3) sekitar pukul 13.00 WIB berhasil gagalkan upaya penyeludupan sabu dengan jumlah cukup besar di wilayah perbatasan RI-Malaysia di daerah Jagoi Babang, Bengkayang," kata Kependam XII/Tpr Kolonel Ase Rizal kepada media di Media Center Kodam XII/Tpr, Jalan Teuku Umar, Kota Pontianak, Sabtu.
Kolonel Ade menjelaskan, berdasarkan
laporan Dansatgas Pamtas Yonif 645/Gty, Letkol Inf Hudallah, barang haram itu berhasil digagalkan masuk ke wilayah Indonesia saat personel Satgas melaksanakan patroli rutin di jalur tikus perbatasan.
"Upaya pengagalan penyeludupan n penyeludupan siang kemarin itu dilakukan oleh personel Pamtas di Pos Pamtas Sentabeng yang dipimpin Letda Inf Dedi beserta tiga orang anggotanya saat melaksanakan patroli rutin di Jalan Kayu Buluh Desa Sentabeng," terang Kapendam.
Kemudian lanjutnya, pada pukul 16.45 WIB tim patroli melihat satu orang dari arah Malaysia, saat kontak pandang diperkirakan jarak 50 meter dan diperintahkan untuk berhenti, orang tersebut malah lari sambil membuang barang bawaan yang dibawanya yakni berupa tiga tas.
"Pengejaran dilakukan oleh personel patroli kami, namun orang bersangkutan berhasil melarikan masuk ke dalam wilayah Malaysia," imbuh Kolonel Ade.
Kapendam mengatakan, karena orang tersebut telah masuk ke dalam wilayah Malaysia sehingga personel Satgas Pamtas menghentikan pengejaran, karena mengingat bahwa wilayah tersebut sudah berada di titik netral. Baca juga: Pamtas Yonif 645 gagalkan penyeludupan 12,9 kilogram sabu asal Malaysia
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Terkait jaringan internasional, memang ada peredaran narkotika, ini 60 persen dari Tawao, Malaysia. Kemudian sasarannya daerah Makassar, dengan daerah distribusi wilayah timur," ungkap Kapolda Setyo di Makassar, Senin.
Dari hasil pengungkapan kasus narkoba belum lama ini, kata Setyo sebanyak 20,7 kilogram sabu yang berhasil digagalkan peredarannya diketahui asal Tawao, Malaysia. Sabu ini telah dimusnahkan bersama ganja 4,3 kilogram, ekstasi 957 butir, dan obat daftar G sebanyak 4.000 butir di Mapolda Sulsel dengan menghadirkan delapan orang tersangka, seorang diantaranya warga Malaysia serta satu anggota Polri aktif.
Selain itu, jaringannya sudah menyentuh di lingkungan kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) menyusul ditemukannya brankas penyimpanan narkoba di salah satu ruangan tidak terpakai pada Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) di wilayah kampus UNM Parangtambung, Jalan Malangkeri Raya, Kecamatan Tamalate.
Baca juga: BNN Pontianak libatkan semua pihak gali informasi cegah narkoba
Sebanyak enam orang ditangkap, empat diantaranya mantan mahasiswa FBS yang tidak selesai sarjana, dua lainnya pekerja swasta dan pengangguran. Jaringan tersebut, kata dia, terungkap berasal dari narapidana di Rumah Tahanan (Rutan) Kabupaten Jeneponto dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Batang Watangpone, Kabupaten Bone.
Dari pengakuan tersangka otak penyimpan dan pengedar barang terlarang di kampus UNM berinisial SAH (32) mendapat barang haram itu dari SN narapidana Rutan Jeneponto atas kasus narkoba.
Tersangka bahkan telah mengirim narkoba Sabu 50 gram sebanyak tiga kali ke Provinsi Maluku Utara melalui jasa pengiriman Kargo SAPX atas perintah narapidana berinisial PF dengan kasus narkoba, kini menjalani masa hukuman di Lapas Batang Watangpone, Bone.
"Ada Lapas, Jaringan Rutan Jeneponto yang pertama, kedua jaringan Lapas Watangpone, Bone. Menurut keterangan tersangka didapatkan, mereka adalah penggerak mulai untuk pemesanan, pengiriman (Sabu) ada komunikasi dengan yang ada (narapidana) di tahanan tadi," ungkap kapolda.
Mantan Wakil Komandan Korps Brimob Polri ini menyebutkan, dari pengembangan sudah ada masuk empat kilogram sabu dari Malaysia dengan beberapa termin pengiriman. Dari keterangan tersangka yang sudah ditangkap, awalnya masuk satu kilogram dan 100 butir ekstasi pada Februari 2023. Selanjutnya, pada 20 Mei 2023, masuk lagi tiga kilogram sabu.
"Ini sudah kita tangkap sekian, paling tidak kita harus pengungkapan kasus, apakah sudah didistribusi atau masih disimpan. Ini harus dikoordinasikan dengan baik antara internal kampus maupun dari pihak masyarakat bisa memberikan informasi untuk segera diungkap," kata lulusan Akpol angkatan 1988 ini menekankan.
Sejauh ini jajaran tim Direktorat Reserse dan Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Sulsel terus melakukan pengembangan dan pendalaman terhadap para tersangka beserta jaringan-jaringannya memasok narkoba ke wilayah KTI dibawa melalui jalur laut, dikirim dari Tawao, Malaysia, kemudian masuk ke Tarakan dan Nunukan, Kalimantan Utara yang berbatasan dengan Malaysia hingga didistribusikan ke sejumlah daerah termasuk di Sulsel.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulsel Brigjen Pol Ghiri Prawijaya menegaskan, pihaknya terus memperkuat sinergitas dan koordinasi dengan pihak terkait dalam hal penanggulangan dan pencegahan peredaran narkotika.
"Kalau soal jaringan internasional tidak ada, tapi dari luar ada. Tiap minggu tertangkap 100 sampai 200 gram lewat ekspedisi. Kemarin operasi di Sidrap dan Pelabuhan Parepare juga ada ditangkap. Sebetulnya, posisi dari ujung ke ujung (perairan) itu ada (pengiriman). Tapi, kita ada control delivery jadi berakhirnya di situ," tuturnya membeberkan.
Mengenai bersih-bersih narkoba di lingkungan pemasyarakatan, kata dia menambahkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Wilayah Sulsel dengan terus melaksanakan operasi di dalam Lapas maupun Rutan setempat.
Baca juga: Pamtas Yonif 645 gagalkan penyelundupan 7,1 kg sabu dari Malaysia
Kepala Penerangan Kodam XII/Tanjungpura Kolonel Inf Ade Rizal Muharram mengatakan, Kodam XII/Tanjungpura melalui Satgas Pamtas RI - Malaysia Yonif 645/Gardatama Yudha kembali berhasil menggagalkan upaya penyelundupan sebanyak 12 paket narkoba jenis Sabu seberat 12,9 kilogram asal Malaysia di kawasan Desa Sentabeng, Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
"Benar Satgas Pamtas Yonif 645/Gyt pada Jumat (10/3) sekitar pukul 13.00 WIB berhasil gagalkan upaya penyeludupan sabu dengan jumlah cukup besar di wilayah perbatasan RI-Malaysia di daerah Jagoi Babang, Bengkayang," kata Kependam XII/Tpr Kolonel Ase Rizal kepada media di Media Center Kodam XII/Tpr, Jalan Teuku Umar, Kota Pontianak, Sabtu.
Kolonel Ade menjelaskan, berdasarkan
laporan Dansatgas Pamtas Yonif 645/Gty, Letkol Inf Hudallah, barang haram itu berhasil digagalkan masuk ke wilayah Indonesia saat personel Satgas melaksanakan patroli rutin di jalur tikus perbatasan.
"Upaya pengagalan penyeludupan n penyeludupan siang kemarin itu dilakukan oleh personel Pamtas di Pos Pamtas Sentabeng yang dipimpin Letda Inf Dedi beserta tiga orang anggotanya saat melaksanakan patroli rutin di Jalan Kayu Buluh Desa Sentabeng," terang Kapendam.
Kemudian lanjutnya, pada pukul 16.45 WIB tim patroli melihat satu orang dari arah Malaysia, saat kontak pandang diperkirakan jarak 50 meter dan diperintahkan untuk berhenti, orang tersebut malah lari sambil membuang barang bawaan yang dibawanya yakni berupa tiga tas.
"Pengejaran dilakukan oleh personel patroli kami, namun orang bersangkutan berhasil melarikan masuk ke dalam wilayah Malaysia," imbuh Kolonel Ade.
Kapendam mengatakan, karena orang tersebut telah masuk ke dalam wilayah Malaysia sehingga personel Satgas Pamtas menghentikan pengejaran, karena mengingat bahwa wilayah tersebut sudah berada di titik netral. Baca juga: Pamtas Yonif 645 gagalkan penyeludupan 12,9 kilogram sabu asal Malaysia
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023