Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Kalimantan Barat dan Komisi IX DPR RI dalam upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting, melakukan edukasi dan pembinaan ketahanan keluarga dan kesejahteraan keluarga.
Edukasi dan pembinaan itu diikuti 40 orang kader Pendamping Keluarga Berencana (PKB) dan orang tua atau Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) se-Kecamatan Pontianak Selatan bertempat di aula Kantor Camat Pontianak Selatan, di Pontianak, Selasa.
"Melalui kegiatan edukasi ini diharapkan para peserta dapat meningkatkan pengetahuan pengasuhan bagi orang tua dan anggota keluarga yang mempunyai bayi bawah dua tahun (Baduta) atau bayi bawah lima tahun (Balita)," kata Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Madya BKKBN Kalbar, Hadirin.
Dia mengatakan, dengan pengetahuan itu peserta dapat mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk mempraktekkan tumbuh kembang anak terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk mencegah stunting sehingga terwujud generasi emas.
Hadirin mengatakan, 1.000 HPK itu sangat penting untuk dipahami agar target pencegahan dan percepatan penurunan stunting yang diinginkan pemerintah sebesar 14 persen di tahun 2024 dapat terwujud.
"Pentingnya pola asuh dalam 1.000 HPK ini merupakan masa emas bagi anak-anak, dimana pertumbuhan fisik dan otaknya sangat pesat dan luar biasa sehingga harus dijaga dengan baik," ujar Hadirin
Sementara itu, anggota Komisi IX DPR RI, Alifudin mengatakan tugas para kader TPK dan kader lainnya sangat penting dan merupakan ujung tombak dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting.
Untuk itu ilmu yang didapat dari kegiatan ini agar dapat di sebarkan kepada masyarakat terutama kepada para keluarga yang memiliki Baduta dan Balita.
"Ini merupakan kerja mulia yang dilakukan oleh para kader TPK dan kader-kader lainnya. Kalian mempunyai niat yang sangat baik dan saya sangat mengapresiasi hal itu, apa lagi dengan honor seadanya. Mudah-mudahan upaya kita bersama ini membawa hasil yang baik pula," kata Alifudin.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Pontianak, Multi Juto Bhatarendro meminta agar para kader yang terlibat dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting untuk jangan lelah mengedukasi masyarakat salah satu dengan melakukan pola asuh 1.000 HPK.
"Kami sangat berterima kasih atas jerih payah para kader TPK dan kelompok BKB, dengan niat baik saya mengajak kita semua bersama untuk terus mendorong pencegahan dan percepatan penurunan stunting. Apapun yang para kader lakukan semata-mata untuk membuat SDM Kota Pontianak yang unggul," ujar Multi.
Camat Pontianak Selatan Martagus menambahkan berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak Kecamatan Pontianak Selatan, disesuaikan dengan kemampuan yang ada, upaya pencegahan dan penurunan stunting itu dilakukan seperti melakukan edukasi kepada masyarakat terhadap pentingnya pola pikir dalam mempersiapkan keluarga untuk menjadi keluarga yang sejahtera dan bahagia.
"Berbagai program dan inovasi seperti memberi makanan tambahan dan sebagainya bagi anak-anak yang rawan stunting, tidak kalah pentingnya kami juga melakukan edukasi tentang mempraktekkan pengasuhan tumbuh kembang anak yang baik dalam 1.000 HPK," kata dia.
Baca juga: Muhadjir Effendy minta keluarga tak panik bila anak terkena stunting
Baca juga: BKKBN Kalbar akan laporkan berbagai kendala hasil pemeriksaan BPKP di Sekadau
Baca juga: BKKBN tekan stunting di Kalbar dengan cara memberikan bakso ikan kepada anak
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
Edukasi dan pembinaan itu diikuti 40 orang kader Pendamping Keluarga Berencana (PKB) dan orang tua atau Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) se-Kecamatan Pontianak Selatan bertempat di aula Kantor Camat Pontianak Selatan, di Pontianak, Selasa.
"Melalui kegiatan edukasi ini diharapkan para peserta dapat meningkatkan pengetahuan pengasuhan bagi orang tua dan anggota keluarga yang mempunyai bayi bawah dua tahun (Baduta) atau bayi bawah lima tahun (Balita)," kata Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Madya BKKBN Kalbar, Hadirin.
Dia mengatakan, dengan pengetahuan itu peserta dapat mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk mempraktekkan tumbuh kembang anak terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk mencegah stunting sehingga terwujud generasi emas.
Hadirin mengatakan, 1.000 HPK itu sangat penting untuk dipahami agar target pencegahan dan percepatan penurunan stunting yang diinginkan pemerintah sebesar 14 persen di tahun 2024 dapat terwujud.
"Pentingnya pola asuh dalam 1.000 HPK ini merupakan masa emas bagi anak-anak, dimana pertumbuhan fisik dan otaknya sangat pesat dan luar biasa sehingga harus dijaga dengan baik," ujar Hadirin
Sementara itu, anggota Komisi IX DPR RI, Alifudin mengatakan tugas para kader TPK dan kader lainnya sangat penting dan merupakan ujung tombak dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting.
Untuk itu ilmu yang didapat dari kegiatan ini agar dapat di sebarkan kepada masyarakat terutama kepada para keluarga yang memiliki Baduta dan Balita.
"Ini merupakan kerja mulia yang dilakukan oleh para kader TPK dan kader-kader lainnya. Kalian mempunyai niat yang sangat baik dan saya sangat mengapresiasi hal itu, apa lagi dengan honor seadanya. Mudah-mudahan upaya kita bersama ini membawa hasil yang baik pula," kata Alifudin.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Pontianak, Multi Juto Bhatarendro meminta agar para kader yang terlibat dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting untuk jangan lelah mengedukasi masyarakat salah satu dengan melakukan pola asuh 1.000 HPK.
"Kami sangat berterima kasih atas jerih payah para kader TPK dan kelompok BKB, dengan niat baik saya mengajak kita semua bersama untuk terus mendorong pencegahan dan percepatan penurunan stunting. Apapun yang para kader lakukan semata-mata untuk membuat SDM Kota Pontianak yang unggul," ujar Multi.
Camat Pontianak Selatan Martagus menambahkan berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak Kecamatan Pontianak Selatan, disesuaikan dengan kemampuan yang ada, upaya pencegahan dan penurunan stunting itu dilakukan seperti melakukan edukasi kepada masyarakat terhadap pentingnya pola pikir dalam mempersiapkan keluarga untuk menjadi keluarga yang sejahtera dan bahagia.
"Berbagai program dan inovasi seperti memberi makanan tambahan dan sebagainya bagi anak-anak yang rawan stunting, tidak kalah pentingnya kami juga melakukan edukasi tentang mempraktekkan pengasuhan tumbuh kembang anak yang baik dalam 1.000 HPK," kata dia.
Baca juga: Muhadjir Effendy minta keluarga tak panik bila anak terkena stunting
Baca juga: BKKBN Kalbar akan laporkan berbagai kendala hasil pemeriksaan BPKP di Sekadau
Baca juga: BKKBN tekan stunting di Kalbar dengan cara memberikan bakso ikan kepada anak
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023