Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mendorong warga untuk memanfaatkan keberadaan bank sampah di Kota Pontianak yang telah banyak membantu masyarakat karena hasil sampah yang dikumpulkan memberikan pendapatan dan nilai tambah bagi mereka. Ia mencontohkan ada satu RT di Kecamatan Pontianak Selatan Kalimantan Barat, dimana warga membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) lewat bank sampah.
"Sampah-sampah yang berhasil dikumpulkan dikonversi dengan nilai uang dan uang tersebut dipergunakan untuk membayar PBB. Ini bentuk inovasi dari lingkungan. Jadi sampah itu bukan dari barang-barang yang terbuang, tetapi semuanya harus bisa bernilai," kata Edi Kamtono pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup di Bank Sampah Palem Asri Jalan Puskesmas Pal IV Kelurahan Sungai Jawi Kecamatan Pontianak Kota, Minggu.
Edi mengatakan, pengelola masalah sampah tidak hanya bisa dilakukan oleh pemerintah, tetapi butuh peran serta seluruh masyarakat. Wali Kota juga menyayangkan masih adanya pola pikir segelintir masyarakat yang membuang sampah di taman-taman dan parit atau sungai, terutama Sungai Kapuas.
"Masih ditemukan warga yang membuang sampah sembarangan, untuk itu saya meminta Satpol PP dan dinas terkait, camat dan lurah untuk melakukan tindakan tegas berupa sanksi bagi warga yang mengotori kota. Sebab jika dibiarkan tanpa adanya tindakan hukum, mereka akan terbiasa membuang sampah tidak pada tempatnya," ujarnya.
Apalagi ujar Edi, dalam Perda Ketertiban Umum sudah jelas tertuang sanksi denda minimal Rp500 ribu dan dikenakan secara langsung atau bayar di tempat.
"Kalau ada yang terjerat dan diviralkan orang yang membuang sampah sembarangan, setidaknya akan memberikan efek jera," kata Edi.
Persoalan sampah menjadi masalah yang dihadapi setiap daerah terutama wilayah perkotaan. Tingkat pertumbuhan penduduk yang terus merangkak naik diikuti lonjakan produksi sampah, baik yang berasal dari rumah tangga maupun pelaku usaha.
"Kota Pontianak dengan pertumbuhan penduduk hampir 700 ribu jiwa juga mengalami persoalan sampah ini, dimana setiap harinya bisa menghasilkan produksi sampah dengan rata-rata volume 400 ton. Dan, jika dihitung per individu, setiap orang memproduksi sampah antara 0,5-0,7 kilogram per hari. Lonjakan sampah akan selalu bertambah terutama saat memasuki musim buah seperti sekarang ini. Untuk kami mengimbau agar persoalan sampah ini dapat kita atasi bersama," kata Edi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Sampah-sampah yang berhasil dikumpulkan dikonversi dengan nilai uang dan uang tersebut dipergunakan untuk membayar PBB. Ini bentuk inovasi dari lingkungan. Jadi sampah itu bukan dari barang-barang yang terbuang, tetapi semuanya harus bisa bernilai," kata Edi Kamtono pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup di Bank Sampah Palem Asri Jalan Puskesmas Pal IV Kelurahan Sungai Jawi Kecamatan Pontianak Kota, Minggu.
Edi mengatakan, pengelola masalah sampah tidak hanya bisa dilakukan oleh pemerintah, tetapi butuh peran serta seluruh masyarakat. Wali Kota juga menyayangkan masih adanya pola pikir segelintir masyarakat yang membuang sampah di taman-taman dan parit atau sungai, terutama Sungai Kapuas.
"Masih ditemukan warga yang membuang sampah sembarangan, untuk itu saya meminta Satpol PP dan dinas terkait, camat dan lurah untuk melakukan tindakan tegas berupa sanksi bagi warga yang mengotori kota. Sebab jika dibiarkan tanpa adanya tindakan hukum, mereka akan terbiasa membuang sampah tidak pada tempatnya," ujarnya.
Apalagi ujar Edi, dalam Perda Ketertiban Umum sudah jelas tertuang sanksi denda minimal Rp500 ribu dan dikenakan secara langsung atau bayar di tempat.
"Kalau ada yang terjerat dan diviralkan orang yang membuang sampah sembarangan, setidaknya akan memberikan efek jera," kata Edi.
Persoalan sampah menjadi masalah yang dihadapi setiap daerah terutama wilayah perkotaan. Tingkat pertumbuhan penduduk yang terus merangkak naik diikuti lonjakan produksi sampah, baik yang berasal dari rumah tangga maupun pelaku usaha.
"Kota Pontianak dengan pertumbuhan penduduk hampir 700 ribu jiwa juga mengalami persoalan sampah ini, dimana setiap harinya bisa menghasilkan produksi sampah dengan rata-rata volume 400 ton. Dan, jika dihitung per individu, setiap orang memproduksi sampah antara 0,5-0,7 kilogram per hari. Lonjakan sampah akan selalu bertambah terutama saat memasuki musim buah seperti sekarang ini. Untuk kami mengimbau agar persoalan sampah ini dapat kita atasi bersama," kata Edi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023