Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu berpeluang melanjutkan penguatan seiring Bank Indonesia menahan tingkat suku bunga acuannya di level 5,75 persen.
IHSG dibuka menguat 24,51 poin atau 0,35 persen ke posisi 6.942,22. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 4,02 poin atau 0,42 persen ke posisi 967,87.
"IHSG berpeluang melanjutkan penguatan pada hari ini," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Selasa (25/07), BI kembali menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen.
Selain itu, BI juga menetapkan suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50 persen.
Dengan suku bunga ditahan, maka bunga pinjaman diharapkan bisa melandai, sehingga permintaan kredit konsumsi dan investasi akan naik.
Selain itu, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 bisa mencapai 5,1 persen, atau lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,03 persen.
Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan kemarin, ditopang oleh ekspektasi melunaknya kebijakan bank sentral AS (The Fed) serta kinerja keuangan perusahaan yang di atas ekspektasi.
Pelaku pasar sedang menunggu keputusan The Fed, yang menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Selasa dan Rabu (25-26 Juli), dengan keputusan FOMC akan diumumkan pada hari ini waktu AS.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei melemah 17,10 poin atau 0,05 persen ke 32.665,40, Indeks Hang Seng melemah 59,04 poin atau 0,30 persen ke 19.375,35, Indeks Shanghai melemah 2,66 poin atau 0,08 persen ke 3.228,86, dan indeks Straits Times menguat 10,10 poin atau 0,31 persen ke 3.296,26.
Baca juga: Bank Indonesia gencarkan penggunaan QRIS sasar pelaku usaha
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam acara kuliah umum Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat, Rabu (31/5), mengatakan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan baik sehingga Indonesia menjadi negara yang sukses menurunkan inflasi.
“Indonesia termasuk yang sukses menurunkan inflasi tanpa membuat ekonominya harus redup karena suku bunganya naik terlalu ekstrem. Ini karena fiskal dan moneter, pemerintah dan bank sentral bekerja sama secara baik,” kata Sri Mulyani dalam acara tersebut, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.
Dengan demikian, pemerintah dan BI sepakat untuk tetap konsisten menjaga inflasi tahun 2023 pada kisaran 2 persen sampai 4 persen untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional di tengah masih adanya potensi risiko inflasi ke depan.Baca selengkapnya: Kerja sama pemerintah dan Bank Indonesia sukses turunkan inflasi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023