Inspektur Utama (Irtama) BKKBN, Ary Dwikora Tono mengatakan pencegahan stunting pada anak penting dilakukan, mengingat bayi dan balita yang hidup di zaman ini akan menjadi bagian dari Visi Indonesia Emas 2045
 
"Sejak sekarang angka stunting harus diturunkan serendah mungkin, karena bayi dan balita yang hidup saat ini, pada 2045 menjadi kelompok usia produktif yang menentukan keberhasilan pencapaian Indonesia Emas," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.


 
Ary mengatakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan kunci mencapai Indonesia Emas 2045. Oleh karena itu, sambungnya, persiapan SDM tersebut harus dimulai dari sekarang.
 
"Tahun emas ini harus betul-betul bisa mencapai Indonesia Emas, Indonesia yang maju dan berdaulat. Ekonominya kuat, pembangunannya merata, serta rakyatnya turut terlibat dan turut merasakan hasil pembangunan,” ujarnya.
 
Oleh karena itu, kata Ary, BKKBN mendorong pencegahan stunting dilakukan mulai dari hulu. Artinya, dilakukan sejak dini, bahkan sejak sebelum pasangan menikah dengan memeriksakan kesehatan tiga bulan sebelumnya.
 
Hal ini, kata dia, bertujuan agar saat menikah dan kemudian hamil, ibu dan bayi yang dikandung dalam kondisi kesehatan yang baik, sehingga terhindar dari stunting. Selanjutnya, pola makan dan pengasuhan harus diperhatikan, termasuk pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
 
"Kekurangan gizi yang terjadi pada stunting bisa disebabkan karena pola makan dan pola asuh yang keliru, sehingga pertumbuhan anak terhambat," tutur Ady.
 
 
Perihal pemberian ASI eksklusif ini diulas lebih lanjut oleh Kepala Perwakilan BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Andi Ritamariani yang mengatakan bahwa kaum wanita bisa berperan lebih banyak dalam mengupayakan pencegahan stunting.
 
"Rugi sebetulnya jika tidak memberikan ASI, karena ASI itu tidak perlu beli, gizi dan kebersihan terjamin. Selain itu, ekonomis. Jika rutin menyusui, memperkecil kemungkinan segera hamil lagi. Lagi pula ASI mudah dibawa dan disiapkan, tidak ribet," kata Andi Ritamariani.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah memutakhirkan 100 persen data keluarga di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, yang akan menjadi pusat Ibu Kota Nusantara (IKN).
 
Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) Ahli Muda selaku Ketua Tim Evaluasi dan Pelaporan BKKBN Kalimantan Timur Achmad Syarif mengatakan, pihaknya optimis pemutakhiran data keluarga tahun 2023 bisa mencapai target pada waktu yang ditetapkan.
 
"Untuk wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai daerah Ibu Kota Nusantara yang sedang banyak dilakukan pembangunan, hingga saat ini jika melihat portal monev PK sudah mencapai 100 persen pendataan," kata Achmad dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
 
Syarief mengatakan, sebagai wilayah yang nantinya akan menjadi pusat pemerintahan Indonesia, BKKBN bersama seluruh unsur masyarakat harus mengawal percepatan penurunan stunting di Kabupaten Penajam Paser Utara, khususnya di Kecamatan Sepaku. Baca selengkapnya: BKKBN mutakhirkan 100 persen data keluarga di Ibu Kota Nusantara




 

Pewarta: Sean Filo Muhamad

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023