Jakarta (ANTARA) - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji menyatakan hasil penghitungan angka stunting tahun 2024 diperkirakan akan keluar pada Januari 2025 sesuai hasil audiensi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Kemarin saya sudah koordinasi dengan Pak Menteri Kesehatan yang menghitung penurunannya atau seperti apa, nanti di Survei Kesehatan Indonesia (SKI). Bulan Januari sedang dihitung, jadi memang bukan kementerian kita yang menghitung, ada dua rumusan nanti semuanya di Kementerian Kesehatan," katanya dalam ngopi pagi bareng jurnalis di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan, berdasarkan SKI tahun 2023, angka stunting di Indonesia 21,5 persen, yang artinya terdapat satu dari lima bayi yang lahir stunting, untuk itu, guna menurunkan angka stunting, Kemendukbangga/BKKBN membuat program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).
"Orang tua asuh cegah stunting itu konsepnya pentahelix, tinggal diarahkan ke mana. Dalam penurunan stunting itu ada nutrisi dan non nutrisi (sanitasi, air bersih), nah, orang tua asuh itu harus bisa memastikan nutrisi anak asuhnya jangan putus, Rp15 ribu saja per hari cukup," ujar dia.
Untuk memastikan agar program Genting tak ada penyalahgunaan anggaran, ia menegaskan bahwa program Genting dilakukan tanpa perantara, dan melibatkan masyarakat tanpa menggunakan APBN, sehingga hubungannya langsung antara penerima manfaat dengan orang tua asuh.
Wihaji juga memaparkan, Genting merupakan salah satu program percepatan atau quick wins yang dilakukan oleh Kemendukbangga/BKKBN untuk tahun 2025, selain itu, terdapat empat program lain yakni taman asuh anak melalui penyediaan tempat penitipan anak atau daycare unggulan, dan Gerakan ayah teladan (Gate).
Program keempat, yakni aplikasi super berbasis akal imitasi (AI) yang melayani konsultasi keluarga, sedangkan kelima yakni lanjut usia (lansia) berdaya, yang menyediakan layanan berbasis komunitas untuk para lansia yang tidak mendapatkan perawatan oleh anaknya.*