Kisah tentang perjalanan sekelompok orang menuju ruang angkasa dan berbagai tragedinya, mungkin bukan hal baru dalam dunia perfilman fiksi berbasis sains, khususnya ciptaan sineas luar Indonesia.

Namun tetap saja itu belum cukup untuk menjelaskan semua kemungkinan yang bakal terjadi dan misteri di ruang hampa udara itu.

Sutradara Kim Yong-hwa menawarkan pada penonton penjelajahan bulan dan kejadian yang bisa terjadi di sana melalui film terbarunya, "THE MOON".

Dia memamerkan kehebatan teknologi Korea Selatan untuk memadukan hal berbau imajinasi dan realitas, khususnya dalam penjelajahan bulan berawak. Awak luar angkasa negara itu berhasil menancapkan bendera di permukaan bulan, berkeliling menggunakan kendaraan khusus dan bahkan menemukan es di sana.

Sutradara yang sebelumnya memimpin film populer, seperti "Along with the Gods", " 200 Pounds Beauty" dan "Take Off" itu, bersama tim juga mereproduksi benturan fisik yang dapat terjadi dalam ruang hampa udara.

Kim Yong-hwa ikut memasukkan unsur pembangkit emosional lewat adegan-adegan bertahan hidup yang bisa saja membuat penonton menitikkan air mata. Terlebih jika itu diperankan idola grup populer Negeri Ginseng yang juga dikenal publik mancanegara, termasuk Indonesia.

"THE MOON" mengambil latar waktu tahun 2029, kala pesawat ruang angkasa Korea Selatan Woori-ho memulai perjalanan menuju Bulan.

Saat seluruh dunia memperhatikan pencapaian ini, angin matahari terjadi membawa petaka bagi dua anggota kru pesawat ruang angkasa, sehingga hanya menyisakan Hwang Sun-woo (diperankan Do Kyung-soo) yang terdampar sendirian.

Ini bukan pertama kalinya pesawat ruang angkasa Korea Selatan menuju ke bulan. Lima tahun lalu, pesawat Narae-ho menembus langit dengan membawa impian besar, namun yang terjadi justru pesawat meledak berkeping-keping. Ledakan ini karena suatu hal yang sebenarnya bisa dicegah.

Sebuah keputusan pahit akhirnya dibuat salah satu anggota tim yang berpartisipasi dalam proyek, dan ini, menurut dia, menjadi bentuk pertanggungjawaban yang justru menimbulkan luka dan bukan solusi terbaik.
 
Aktor Korea Selatan Sul Kyung-gu memerankan tokoh Kim Jae-gook dalam salah satu adegan di film "THE MOON". (ANTARA/HO-CBI Pictures)


Beberapa tahun kemudian, tragedi kembali menimpa tim Korea Selatan dan penyelamatan satu-satunya kru yang hidup, Sun-woo, menjadi fokus upaya pemerintah. Apakah lagi-lagi karena sebuah hal yang bisa dicegah, seperti sebelumnya?

Untuk memastikan penyelamatan Sun-woo, mantan direktur penerbangan Kim Jae-gook (diperankan Sul Kyung-gu), yang telah meneliti jauh di pegunungan dan bertanggung jawab atas kecelakaan Narae-ho, lima tahun lalu diminta bergabung kembali dengan tim.

Namun, usahanya seorang diri tidak cukup. Dia lalu meminta bantuan seorang direktur NASA Yoon Moon-young (diperankan Kim Hee-ae).

Tetapi perjuangan yang harus mereka tempuh tak mudah. Tekad saja tak cukup dan ini mengharuskan pengorbanan, sehingga Yoon Moon-young mempertaruhkan segalanya dalam upaya terakhir untuk menyelamatkan Sun-woo.

Dalam upaya penyelamatan ini, satu fakta baru akhirnya terungkap dan ini menjadi salah satu dasar Sun-woo mengambil sikap yang justru menempatkannya pada situasi tak aman.

Di sisi lain, tokoh Yoon Moo-young membuktikan kekuatan kata-kata mampu menggerakkan emosi sebagian tokoh untuk mengubah sikapnya. Unsur emosional kembali mengalir di sini.

"THE MOON" juga menunjukkan kemampuan luar biasa media sosial dan warganet dalam membantu pengambilan keputusan.

Hal lain yang juga terpotret dalam film, yakni unsur kemanusiaan dalam menyelamatkan nyawa yang seharusnya tanpa memandang latar belakang negara, budaya dan lainnya, yang pada akhirnya membuktikan kekuatan welas asih dalam kegelapan ruang angkasa.

Akting para aktor lainnya, termasuk Do Kyung-soo yang juga dikenal sebagai personel grup idola K-pop EXO, terbilang mumpuni. Dia tampak mampu menjiwai karakter astronot muda dengan luka hati, termasuk kala harus beradegan bak tanpa gravitasi alias melayang dengan pakaian antariksa.

Tawa, rasa takut, optimistis, kemarahan, dan kesepian dia hadirkan dalam beragam adegan.

Sang aktor melalui wawancara dengan media Korea Selatan mengaku kesulitan kala harus menggunakan kabel untuk memalsukan gravitasi nol dan menggambarkan perasaan isolasi yang intens.

Menurut dia, pengalaman belajar dan menghafal koreografi sebagai idola K-pop membantunya melakukan akting.

Di luar akting para karakter, sayang, film fiksi ilmiah luar angkasa itu terlampau banyak menggunakan istilah-istilah dunia astrofisika dan sejenisnya tanpa penjelasan singkat, sehingga relatif sulit dipahami mereka yang tak akrab dengan ilmu itu.

Memang ini bisa dimaklumi karena sutradara dan tim memegang landasan yang kokoh dalam realitas. Tim produksi menggambarkan bagaimana rasanya berada di bulan dan secara akurat menggambarkan aspek ilmiah, setelah mendapatkan verifikasi para ahli dari "Korea Space Aerospace Science".

Di sisi lain, adegan dalam film, khususnya saat Sun-woo digambarkan berada di lingkungan bulan dengan kawah-kawahnya, hujan batuan luar angkasa, seperti meteorit, sedikit banyak membangkitkan ingatan kala sesi belajar sains semasa sekolah.

"THE MOON" yang juga dibintangi aktor Park Byung-eun, Cho Han-cheul, Choi Byung-mo dan Hong Seung-hee itu sudah bisa ditonton di bioskop Indonesia pada 9 Agustus 2023.

 Film "Avatar: The Way of Water" kembali mendominasi layar bioskop Amerika Utara pada masa liburan akhir pekan ini dengan meraup sekitar 82,4 juta dolar AS, menurut laporan pengamat industri Exhibitor Relations.

Mengutip AFP yang siarkan pada Minggu (1/1) waktu setempat, angka pendapatan itu mendorong "Avatar 2" untuk melewati rekor total 1 miliar dolar AS secara global.

Sementara itu jika dihitung selama empat hari terakhir, film tersebut menghasilkan total 440,5 juta dolar AS dalam cakupan domestik. Di luar pasar Amerika Utara, "Avatar 2" dilaporkan telah mengumpulkan sebanyak 957 juta dolar AS.

Sutradara James Cameron memperkirakan bahwa film abad ke-20 beranggaran tinggi perlu menghasilkan dua kali lipat hanya untuk mencapai titik impas.

Sebelumnya, film "Avatar" pertama berhasil menembus rekor dengan menghasilkan 2,9 miliar dolar AS.

Selain sekuel "Avatar", bioskop Amerika Utara juga diramaikan oleh film keluarga "Puss in Boots: The Last Wish" yang menempati posisi kedua box office dengan mengumpulkan 22 juta dolar AS selama Jumat (30/12) hingga Senin (2/1).

Sekuel blockbuster lainnya, "Black Panther: Wakanda Forever" dari Disney, menghasilkan 6,5 juta dolar AS dan menempati posisi ketiga. Pendapatan itu menambahkan total pendapatan domestik menjadi 439,6 juta dolar AS pada minggu kedelapan penayangannya.

Selanjutnya di tempat keempat diduduki oleh film biografi "Whitney Houston: I Wanna Dance With Somebody" yang dibintangi aktris Inggris Naomi Ackie. Film ini menambahkan pendapatan sebanyak 5,4 juta dolar AS. Kemudian, posisi kelima diikuti oleh film drama komedi "Babylon" yang meraup pendapatan 3,6 juta dolar AS.Baca berita selengkapnya: Film "Avatar 2" kembali rajai bioskop saat liburan tahun baru

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023