Dalam rangka memperingati HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus, sekaligus Hari Orang Utan Internasional pada 19 Agustus, Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) mengampanyekan "Merdeka bagi Orang Utan".

"Yayasan BOS dengan bangga mengumumkan kampanye baru yang berjudul, Merdeka bagi Orang Utan, Menyatukan Semangat Kemerdekaan Republik Indonesia dengan Hari Orang Utan," kata CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite dalam rilis yang diterima di Samarinda, Minggu.

Sebagai mitra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, katanya, pada momen yang bersejarah ini, pihaknya ingin menggabungkan semangat kemerdekaan Indonesia dengan upaya untuk memastikan kebebasan dan kelangsungan hidup orang utan dalam ekosistem alam.

Sejalan dengan semangat kemerdekaan RI, bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan BKSDA Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) telah melepasliarkan sebanyak 515 orang utan kembali ke alam liar.

Selain itu, di pusat rehabilitasi yang berlokasi di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah dan Samboja, Lestari di Kalimantan Timur, Yayasan BOS juga merawat dan memberikan perlindungan terhadap sekitar 400 orang utan yang saat ini menunggu giliran untuk dilepasliarkan ke habitat mereka yang sebenarnya.

Ia juga mengatakan, dalam perayaan orang utan tahun ini, Yayasan BOS pun mengadakan acara luring di Bogor dengan pemutaran film spesial dokumenter orangutan dengan menghadirkan pakar kesejahteraan hewan, pegiat fotografi di alam liar, dan campaigner awareness dengan tema acara "Forest for My Orangutans".

"Seperti halnya Bangsa Indonesia merayakan kemerdekaan, kami percaya bahwa kebebasan orang utan juga merupakan hal yang penting dan layak untuk dijaga dan dirayakan," kata Jamartin.

Dalam semangat kemerdekaan ini, Yayasan BOS mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia tentang pentingnya memastikan kebebasan dan kelangsungan hidup orang utan, satu-satunya kera besar Asia yang berbagi 97 persen DNA dengan manusia, untuk hidup sejahtera di alam liar sesuai kodratnya.
 

Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bekerja sama dengan Universitas Mulawarman (Unmul) melakukan kajian untuk mengetahui potensi obat dan nutrisi yang ada pada berbagai jenis tumbuhan pakan orang utan di bentang alam Wehea-Kelay, Kalimantan Timur (Kaltim).
 
"Kami mengatakan tumbuhan yang dimakan oleh orang utan dan telah mengidentifikasi 120 jenis tumbuhan yang memberikan manfaat kesehatan bagi manusia," kata Manajer Program Terestrial YKAN Edy Sudiyono dalam sebuah diskusi bertajuk "Thought Leadership Forum" di Jakarta, Selasa.
 
Edy menuturkan ada 1.666 jenis tumbuhan yang dikonsumsi orang utan. Hasil kajian ilmiah membuktikan sejumlah tumbuhan pakan orang utan tersebut merupakan tumbuhan obat yang acap kali dikonsumsi manusia.
 
Bentang Alam Wehea-Kelay merupakan salah satu habitat penting bagi flora dan fauna di Kalimantan. Kawasan itu merupakan habitat bagi sekitar 1.200 individu orang utan (Pongo Pygmaeus Morio) Kalimantan dan lebih dari 1.500 jenis flora dan fauna.
 
Sejak 2003 YKAN menjalin kerja sama dengan masyarakat lokal dan pemerintah membangun pengelolaan kolaboratif di kawasan Hutan Lindung Wehea.
 
"Tumbuh-tumbuhan yang dikonsumsi orang utan berpotensi menjadi sumber plasma nutfah bagi kajian dan pengembangan untuk tanaman obat dan pangan manusia," katanya. 

Peneliti dari Fakultas Kehutanan Unmul Irawan Wijaya Kusuma mengungkapkan dari 59 jenis tumbuhan pakan orang utan yang diteliti, ternyata lebih dari 50 persen dari jenis tumbuhan itu juga digunakan secara tradisional oleh manusia.Baca berita selengkapnya: YKAN gandeng Universitas Mulawarman kaji potensi obat dari pakan orang utan


 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023