Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara, bersama Kesultanan Ternate melaksanakan 
ritual "turun pasir" sebagai ungkapan rasa syukur atas perwujudan keindahan alam daerah tersebut yang mempesona terutama di objek wisata Pantai Sulamadaha.

"Ritual ini merupakan warisan budaya mengandung makna mendalam bagi masyarakat Ternate dan Pantai Sulamadaha, merupakan salah satu perwujudan keindahan alam Ternate yang mempesona," kata Wali Kota Ternate Tauhid Soleman usai mengikuti ritual turun pasir di objek wisata Sulamadaha, Selasa (17/10).

Kegiatan tersebut juga untuk melestarikan budaya dan adat daerah. "Dalam keindahan alam ini, kita mengingatkan diri kita sendiri akan keharmonisan antara manusia dan alam serta pentingnya melestarikan budaya adat yang menjadi identitas dan kebanggaan kita," katanya.

Ritual itu diisi dengan ziarah keramat, pembacaan doa, pembacaan siloloa oleh Fanyira Sulamadaha Mas'ud dan Tauhid Soleman.



Dia mengemukakan, negeri ini memiliki potensi objek pemajuan kebudayaan serta destinasi wisata yang menarik untuk dikembangkan. Tidak saja di bidang sejarah melainkan juga menyentuh segmen yang lebih luas.

Tak terkecuali ritual Uci Dowong yang memiliki arti "turun ke pasir/pantai" untuk melaksanakan adat dan tradisi yang diwariskan secara turun- temurun oleh para pendahulu negeri ini. Kegiatan ini juga sebagai penghormatan atas keagungan penciptaan alam semesta oleh Sang Pencipta, khususnya yang berkaitan dengan alam pantai dan masyarakat pesisir.

Di lain sisi, Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate terus melakukan berbagai upaya untuk peningkatan kualitas pelaku pembangunan pariwisata bahari secara menyeluruh di setiap kawasan destinasi wisata bahari di kota ini.

Sinergi terus dilakukan melalui
berbagai program pengembangan yang meliputi jenis dan kualitas produk-produk wisata seperti wisata selam (diving), wisata mancing (fishing) hingga wisata kuliner.



Kesultanan Ternate diwakili oleh Jo Hukum Sangaji, Gunawan mengatakan, kawasan Hol di Pantai Sulamadaha ditemukan jenis "soft coral", "lion fish" serta ikan berwarna-warni yang cukup menarik.

Dengan potensi bawah laut yang demikian menarik agar pengembangan pariwisata, termasuk wisata pantai dapat memberikan manfaat bagi pembangunan daerah serta mampu menyejahterakan masyarakat sekitarnya.

Dalam pelaksanaannya dibutuhkan strategi yang terencana dan sistematis bersama 
masyarakat lokal dalam upaya keberlanjutan dunia pariwisata, terutama perlindungan terhadap lingkungan maupun manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat.

"Karena itu, melalui ritual adat Uci Dowong, kita menghormati leluhur dan tradisi nenek moyang serta memohon berkah dari Sang Pencipta dan mari kita jaga dan lestarikan tradisi ini agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang," ujarnya.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) kembali mengingatkan para pelaku pariwisata akan pentingnya "kolaboraksi" atau kerja sama dengan berbagai pihak, sebagai salah satu kunci strategis.

"Salah satu kunci strategis pengembangan pariwisata yang selalu ditekankan oleh Menteri kita adalah pentingnya 'kolaboraksi', yakni bekerja sama dengan pihak-pihak lain. Mengembangkan potensi desa wisata tidak bisa sendiri,” ujar Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Martini Mohamad Paham saat membuka Sosialisasi Sadar Wisata 5.0. di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Magelang di wilayah Borobudur Yogyakarta Prambanan (BYP), melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Pentingnya kerja sama berbagai pihak, lanjut Diah, berbentuk "kolaboraksi" pentahelix, melibatkan lima komponen, yaitu akademisi, bisnis/industri, pemerintah, komunitas, serta media.

“Semua pihak harus dilibatkan dalam pengembangan pariwisata,” ucap Diah.


Desa-desa yang menjadi tempat pelaksanaan program lokasi Sosialisasi Sadar Wisata 5.0, adalah desa-desa wisata terpilih.

“Dari sekitar 7 ribu desa wisata, desa-desa ini adalah yang terpilih. Karena itu, saya berharap peserta bisa memanfaatkan proses pembelajarannya. Nanti kita juga akan melihat (dari para narasumber yang memberikan sosialisasi) secara nyata dan konkret bagaimana tahapan untuk membangun desa wisata,” kata Diah.

Baca berita selengkapnya: Pelaku pariwisata diingatkan pentingnya "kolaboraksi"
 

 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023