Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan sejumlah investor India tertarik untuk berinvestasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara.

"Mereka tertarik untuk berinvestasi dengan kita. Banyaknya investor yang masuk ke IKN meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pembangunan berkelanjutan dan proses perpindahan Ibu Kota," ujar Direktur Investasi dan Kemudahan Berusaha OIKN Indra Yuwana dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Indra mengatakan, sebagian investor India tersebut memiliki perusahaan tetap di Indonesia dari berbagai sektor yang berfokus pada green energy dan panel surya.

IKN Nusantara semakin menarik perhatian investor dunia terbukti dari banyaknya investor yang berkunjung langsung ke lapangan.

Duta Besar Republik Indonesia untuk India merangkap Bhutan Ina Hagniningtyas Krisnamurthi membawa serta investor India berkunjung ke Nusantara dalam rangka menjajaki peluang investasi di IKN Nusantara.

Investor yang terlibat dalam kunjungan ini bergerak dalam sejumlah bidang mulai dari kesehatan, infrastruktur, pelabuhan dan sumber daya mineral seperti garam mineral untuk bahan baku kertas serta ubin. Mereka sangat tertarik untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan IKN Nusantara.

Sementara itu Chief Financial Officer PT Adani Global yakni Siddarth, sebagai salah satu investor India yang berkunjung ke IKN Nusantara, memuji konsep dan rencana detil IKN yang mencakup segala aspek dari green energy, teknologi, keamanan, gaya hidup, dan pendidikan.

Siddarth menekankan bahwa semua itu diperlukan dalam pembangunan IKN, dan ia sangat senang dapat berkontribusi pada visi IKN ini.

IKN Nusantara adalah Ibu Kota Negara Indonesia di masa depan yang ditetapkan dan diatur oleh Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022.

IKN Nusantara mengubah orientasi pembangunan menjadi Indonesia-sentris, dan berfungsi untuk mempercepat transformasi ekonomi negara.

 Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyebutkan komposisi hunian di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan terbagi menjadi 85 persen berbentuk vertikal dan 15 persen tapak.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana OIKN Silvia Halim kepada ANTARA di Jakarta, Kamis mengatakan hunian vertikal di IKN Nusantara terbangun pada area-area yang berdekatan dengan pusat kegiatan.

"Artinya, semakin dekat suatu area dengan pusat kegiatan, maka hunian yang dibangun semakin padat (hunian vertikal)," katanya.

Dengan demikian, jarak tempuh masyarakat ke pusat kegiatan dapat diakomodasi dengan transportasi publik, berjalan kaki, atau bersepeda. Hal ini selaras dengan konsep Kota 10 Menit atau 10 Minutes City.

Silvia menambahkan IKN menerapkan konsep transformasi bermukim, di antaranya dengan perubahan paradigma dalam berhuni di lahan yang lebih efektif dan efisien, dengan beberapa cara yakni tinggal di hunian vertikal, sehingga akan tercipta hunian dan kepadatan yang ideal.

Kemudian, tinggal di kawasan kompak (compact), sehingga semua kebutuhan dapat terlayani dan dapat diakses dengan cepat dan mudah dijangkau. Serta, menerapkan bangunan hijau (green building) dan teknologi cerdas dalam kehidupan (smart living) untuk meningkatkan kenyamanan penghuni sekaligus menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan (sustainability).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara, konsep hunian eksisting yang umumnya berupa bangunan tunggal tidak sejalan dengan arah pengembangan wilayah IKN untuk menjadi "Kota 10 Menit". Baca juga: 85 persen hunian berbentuk vertikal di IKN Nusantara
 

Pewarta: Aji Cakti

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023