Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengajak semua pihak berkomitmen untuk memerangi penyalahgunaan dan peredaran narkoba sebab dampak yang ditimbulkan barang haram tersebut sangat merugikan bagi semuanya, bahkan merusak sendi-sendi kehidupan.

"Penyalahgunaan narkoba sudah tidak mengenal lagi status sosial masyarakat. Dari yang paling kaya hingga yang miskin sudah banyak yang terpapar narkoba," ujarnya di Pontianak, Kamis.

Menurutnya, sebagaimana tagline Hari Jadi ke-252 Pontianak 'Bersinar, Harmonis dan Tangguh", Pontianak bersinar tidak hanya mencerminkan bersih sehat, aman, indah dan tamah, tetapi juga bersih dari narkoba.

"Saya berharap kawasan di Kelurahan Dalam Bugis menjadi kawasan aman, kondusif dan bersih. Tentunya stigma negatif yang selama ini tersemat di kawasan itu kita hilangkan bersama, salah satunya melalui kegiatan bakti sosial dan pasar murah yang telah digelar BNN Kalbar," jelas dia.

Ia mengatakan di Pontianak Timur, jumlah penduduk Kelurahan Dalam Bugis sebanyak 18.400 jiwa, Tanjung Hilir sebanyak 2.400 jiwa dan Tambelan Sampit ada 7400-an penduduk. Kelurahan Dalam Bugis merupakan tempat bersejarah sebagai cikal bakal berdirinya Pontianak. Kawasan padat penduduk itu rata- rata masyarakat berpenghasilan rendahnya cukup banyak.

Oleh karenanya, Pemkot Pontianak mengintervensi melalui peningkatan infrastruktur jalan, drainase, sambungan air bersih gratis bagi masyarakat berpenghasilan rendah, serta bedah rumah dan toilet tak layak huni. Pihaknya akan terus melakukan penataan agar kawasan ini lebih rapi dan tidak terkesan kumuh seiring bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun.

"Tentunya kita harapkan masyarakatnya bisa meningkatkan kehidupannya, baik dari sisi kualitas kesehatan, pendidikan maupun penghasilan," imbuh Edi.

Sementara itu, Kepala BNN Provinsi Kalbar Brigjen Pol Sumirat Dwiyanto menerangkan, kegiatan bakti sosial dan pasar murah yang sukses digelar di kawasan Kelurahan Dalam Bugis merupakan bagian dari pelaksanaan strategi BNN, yakni war on drugs (perang melawan narkoba), khususnya melalui upaya pencegahan dan pemberdayaan masyarakat.

"Kita melakukan pendekatan dalam kegiatan pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) dengan melaksanakan kegiatan pencegahan, biasanya dilakukan dengan komunikasi, edukasi, sosialisasi, advokasi termasuk pada kegiatan pasar murah," katanya.

Ia mengatakan siapapun yang ingin mengikuti rehabilitasi bisa datang ke BNN, Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) dan ke Polda untuk mau melaporkan diri secara sukarela sehingga mendapatkan layanan rehabilitasi. Rehabilitasi di BNN tidak dipungut biaya atau gratis. Hanya bagi masyarakat yang tidak mampu, pihaknya tidak memiliki anggaran untuk mengantarkan ke tempat-tempat rehabilitasi di luar wilayah Kalbar seperti ke Batam atau Jakarta.

Dia berharap dari pemerintah kota atau pemerintah provinsi bisa mengakomodir transportasi bagi warga yang nanti harus diantar ke wilayah tempat rehabilitasi BNN yang ada di Batam, Jakarta, Medan, Sulawesi Selatan, Kaltim dan Lampung.

"Selain kegiatan itu semua, juga ada pemberdayaan masyarakat. Kami komunikasi dengan perangkat kelurahan bahwa potensi masyarakat yang ada di sini cukup banyak, kami akan menggelar pelatihan-pelatihan, baik itu pelatihan pengemasan makanan, PIRT dan sebagainya," papar dia.

Baca juga: Polisi tangkap pengedar sabu yang merambah ke desa

Baca juga: Polres Metro ringkus tiga pengedar narkoba di Jakarta Barat
 

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023