Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kantong mengajak pemilih pemula pada momen Pemilu 2024 menyaring informasi yang didapat dari media sosial atau internet agar dapat menangkal berita palsu atau hoaks.
"Satu hal yang perlu diingat adalah pentingnya menyaring berbagai informasi yang tersebar di media sosial dan internet, mana yang benar dan mana yang hoaks," pesannya pada lokakarya/workshop Sekolah Kebangsaan yang digelar Lembaga Studi Islam dan Masyarakat (LSIM) bertema 'Pemilih Pemula : Cerdas Memilih Bebas Hoax' di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Pontianak, Sabtu.
Menurutnya, untuk menangkal informasi hoaks, hal yang penting dilakukan adalah selalu memverifikasi informasi yang diperoleh. Jangan mudah percaya pada semua berita atau informasi yang muncul di media sosial. Periksa terlebih dahulu kebenaran informasi itu dengan mencari sumber terpercaya dan diverifikasi.
"Sehingga tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu hoaks dan dalam menentukan pilihannya sesuai hati nurani," ungkapnya.
Edi berpendapat, pemilih yang cerdas adalah pemilih yang memiliki pemahaman yang paripurna. Baik dari segi wawasan politik dan aktif mencari tahu program setiap calon. Pemilih yang cerdas juga mengenali dinamika di daerahnya sendiri, maupun tingkat nasional. Dari situlah, sambungnya, pemilih yang cerdas akan memilih calon yang tepat
"Pelajari program-program dan visi misi para calon secara mendalam. Pahami standar etika dan integritas calon serta rekam jejaknya," tuturnya.
Dia menilai, partisipasi pemilih pemula dalam Pemilu mendatang sangat mempengaruhi kualitas Pemilu. Sebab semakin banyak atau tingginya partisipasi warga menggunakan hak pilihnya maka semakin berkualitas Pemilu yang dilaksanakan lima tahun sekali ini.
"Para pemilih juga harus cerdas dalam menentukan pilihannya karena ini menentukan masa depan bangsa Indonesia," pungkas Edi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Satu hal yang perlu diingat adalah pentingnya menyaring berbagai informasi yang tersebar di media sosial dan internet, mana yang benar dan mana yang hoaks," pesannya pada lokakarya/workshop Sekolah Kebangsaan yang digelar Lembaga Studi Islam dan Masyarakat (LSIM) bertema 'Pemilih Pemula : Cerdas Memilih Bebas Hoax' di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Pontianak, Sabtu.
Menurutnya, untuk menangkal informasi hoaks, hal yang penting dilakukan adalah selalu memverifikasi informasi yang diperoleh. Jangan mudah percaya pada semua berita atau informasi yang muncul di media sosial. Periksa terlebih dahulu kebenaran informasi itu dengan mencari sumber terpercaya dan diverifikasi.
"Sehingga tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu hoaks dan dalam menentukan pilihannya sesuai hati nurani," ungkapnya.
Edi berpendapat, pemilih yang cerdas adalah pemilih yang memiliki pemahaman yang paripurna. Baik dari segi wawasan politik dan aktif mencari tahu program setiap calon. Pemilih yang cerdas juga mengenali dinamika di daerahnya sendiri, maupun tingkat nasional. Dari situlah, sambungnya, pemilih yang cerdas akan memilih calon yang tepat
"Pelajari program-program dan visi misi para calon secara mendalam. Pahami standar etika dan integritas calon serta rekam jejaknya," tuturnya.
Dia menilai, partisipasi pemilih pemula dalam Pemilu mendatang sangat mempengaruhi kualitas Pemilu. Sebab semakin banyak atau tingginya partisipasi warga menggunakan hak pilihnya maka semakin berkualitas Pemilu yang dilaksanakan lima tahun sekali ini.
"Para pemilih juga harus cerdas dalam menentukan pilihannya karena ini menentukan masa depan bangsa Indonesia," pungkas Edi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023