Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura pada Minggu (29/10) merayakan Hari Sumpah Pemuda dengan menggelar pelatihan seni gamelan Jawa bekerja sama dengan Universitas Negeri Malang.
"Kami bekerja sama dengan Universitas Negeri Malang yang melaksanakan program ini dalam bentuk pengabdian masyarakat kebudayaan," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Singapura Igak Satrya Wibawa, melalui rilis pers yang diperoleh di Jakarta, Minggu malam.
Igak mengatakan momen perayaan sumpah pemuda itu dipergunakan sebagai sarana untuk memperkenalkan salah satu keberagaman budaya Indonesia, yaitu seni tradisi Jawa Timuran.
"Tradisi ini sebagai bagian dari strategi diplomasi kebudayaan KBRI Singapura dengan memperkenalkan lebih banyak lagi seni tradisi Indonesia kepada publik luar," kata dia.
Sementara itu, Duta Besar Suryopratomo dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan seni tradisi yang dipertunjukkan dalam acara tersebut.
"Keberagaman budaya Indonesia dipersatukan oleh satu semangat menjadi bangsa Indonesia melalui penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan," katanya.
Suryopratomo juga mengingatkan kepada peserta, yang sebagian adalah warga Singapura, bahwa bangsa Indonesia memiliki keberagaman yang menjadi nilai tambah Indonesia sebagai bangsa.
"Namun, keberagaman itu tidak membuat bangsa Indonesia terbelah," katanya menambahkan.
Pelatihan yang diikuti oleh warga Singapura dan warga Indonesia itu terbagi menjadi tiga jenis, gamelan Jawa, pencak silat seni, serta tari topeng Sekar Sari.
"Kami mengirim dosen dan mahasiswa yang memang punya kompetensi untuk bidang ini, seperti pengajar karawitan senior, serta atlet dan juara nasional pencak silat," kata Agni, ketua rombongan dari Universitas Negeri Malang.
Sementara itu, Master Teacher for Music dari Kementrian Pendidikan Singapura Li Yen See, yang turut mengikuti pelatihan gamelan, mengaku senang dapat mengikuti pelatihan tersebut karena musik tradisional Indonesia juga akan menjadi bagian dari salah satu pilihan seni tradisi Asia tenggara dalam kurikulum pendidikan di Singapura.
"Ini langkah awal. Berikutnya, kami akan melakukan perencanaan dan pembicaraan lebih komprehensif dengan Pemerintah Indonesia untuk berkolaborasi dalam aspek seni ini," katanya.
Saat ini, Pemerintah Singapura sedang melakukan penggabungan dua kampus seni di negara itu, yaitu Lassale dan Nanyang Academy Fine Arts menjadi sebuah universitas komprehensif bernama Singapore University of the Arts (SUTA).
"Kami akan mendiskusikan kemungkinan kolaborasi kampus seni di Indonesia dengan SUTA dalam pendidikan dan kegiatan seni dan budaya di kedua negara,” kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan Igak Satrya.
Baca juga: Sumpah pemuda momentum bersatu memajukan Indonesia
Baca juga: Pilpres adalah kontestasi putra putri terbaik bangsa
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023
"Kami bekerja sama dengan Universitas Negeri Malang yang melaksanakan program ini dalam bentuk pengabdian masyarakat kebudayaan," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Singapura Igak Satrya Wibawa, melalui rilis pers yang diperoleh di Jakarta, Minggu malam.
Igak mengatakan momen perayaan sumpah pemuda itu dipergunakan sebagai sarana untuk memperkenalkan salah satu keberagaman budaya Indonesia, yaitu seni tradisi Jawa Timuran.
"Tradisi ini sebagai bagian dari strategi diplomasi kebudayaan KBRI Singapura dengan memperkenalkan lebih banyak lagi seni tradisi Indonesia kepada publik luar," kata dia.
Sementara itu, Duta Besar Suryopratomo dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan seni tradisi yang dipertunjukkan dalam acara tersebut.
"Keberagaman budaya Indonesia dipersatukan oleh satu semangat menjadi bangsa Indonesia melalui penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan," katanya.
Suryopratomo juga mengingatkan kepada peserta, yang sebagian adalah warga Singapura, bahwa bangsa Indonesia memiliki keberagaman yang menjadi nilai tambah Indonesia sebagai bangsa.
"Namun, keberagaman itu tidak membuat bangsa Indonesia terbelah," katanya menambahkan.
Pelatihan yang diikuti oleh warga Singapura dan warga Indonesia itu terbagi menjadi tiga jenis, gamelan Jawa, pencak silat seni, serta tari topeng Sekar Sari.
"Kami mengirim dosen dan mahasiswa yang memang punya kompetensi untuk bidang ini, seperti pengajar karawitan senior, serta atlet dan juara nasional pencak silat," kata Agni, ketua rombongan dari Universitas Negeri Malang.
Sementara itu, Master Teacher for Music dari Kementrian Pendidikan Singapura Li Yen See, yang turut mengikuti pelatihan gamelan, mengaku senang dapat mengikuti pelatihan tersebut karena musik tradisional Indonesia juga akan menjadi bagian dari salah satu pilihan seni tradisi Asia tenggara dalam kurikulum pendidikan di Singapura.
"Ini langkah awal. Berikutnya, kami akan melakukan perencanaan dan pembicaraan lebih komprehensif dengan Pemerintah Indonesia untuk berkolaborasi dalam aspek seni ini," katanya.
Saat ini, Pemerintah Singapura sedang melakukan penggabungan dua kampus seni di negara itu, yaitu Lassale dan Nanyang Academy Fine Arts menjadi sebuah universitas komprehensif bernama Singapore University of the Arts (SUTA).
"Kami akan mendiskusikan kemungkinan kolaborasi kampus seni di Indonesia dengan SUTA dalam pendidikan dan kegiatan seni dan budaya di kedua negara,” kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan Igak Satrya.
Baca juga: Sumpah pemuda momentum bersatu memajukan Indonesia
Baca juga: Pilpres adalah kontestasi putra putri terbaik bangsa
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023