Bupati Ketapang, Martin Rantan mengatakan bagi masyarakat adat Dayak, hutan adalah simbol persatuan yang menyimpan nilai historis dan ruang mentransfer pengetahuan antar generasi, maka hutan wajib dilestarikan.
Hal itu dikatakan bupati saat membuka Pentas Seni Budaya Dayak (PSBD) IX Dewan Adat Dayak (DAD) Ketapang 2023 di Balai Sungai Kedang. Ia mengajak semua elemen untuk aktif menjaga hutan tembawang dan dohas yang masih tersisa.
"Kepada Domong Mantir dan seluruh masyarakat dan generasi muda Dayak untuk menjaga hutan, tembawang dan dohas yang masih tersisa. Kemudian menanam kembali berbagai macam jenis buah-buahan, agar tembawang kita tetap lestari dan tidak punah," kata Bupati.
Tema PSBD tahun ini yakni "melalui PSBD, mari kita jaga hutan, tanah, kayu arai yang masih tersisa sebagai sumber kehidupan untuk melestarikan adat istiadat, seni dan budaya".
"Hutan juga menjadi bagian dari spiritualitas, saat musim buah di kampung-kampung digelar ritual adat menangkap buah. Ritual adat ini yakni upacara syukuran atas panen buah yang dilaksanakan di tembawang atau dohas,” jelas Bupati.
Bupati menjelaskan bahwa tembawang atau dohas merupakan pusat atau sumber kehidupan. Serta segala usaha untuk keberlangsungan hidup keluarga Dayak dari generasi ke generasi.
Bupati mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang, melalui instansi terkait terus berupaya maksimal dalam pelestarian dan pengembangan budaya daerah dengan memberikan dana fasilitasi pagelaran seni budaya kepada sepuluh paguyuban etnis.
"Satu diantaranya terhadap Pentas Seni dan Budaya Dayak yang setiap tahunnya dilaksanakan oleh Dewan Adat Dayak Ketapang ini. Sebagai sarana pagelaran seni dan budaya, Pemkab Ketapang telah membangun fasilitas Balai Sungai Kedang sebagai tempat hiburan, pameran dan event-event lainnya," tutur Bupati.
Untuk. mendukung pelestarian budaya daerah, Pemkab Ketapang juga secara bertahap menuntaskan pembangunan rumah adat mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan hingga desa serta melakukan pemugaran dan pemeliharaan objek-objek cagar budaya di Ketapang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023