Pemerintah menurunkan 432 kader yang tergabung dalam tim pendamping keluarga untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan stunting di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.

Menurut Kepala Bidang Ketahanan Keluarga dan Pemberdayaan Keluarga Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Jayapura Yus Ivone Sokoy, tim pendamping keluarga (TPK) yang terdiri atas bidan puskesmas, kader KB atau Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa, dan kader PKK digerakkan untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan stunting di 139 kampung dan lima kelurahan di Kabupaten Jayapura.

"Kader TPK ini akan bekerja untuk memberikan pendampingan kepada sasaran prioritas," katanya di Sentani, Senin.

Menurut dia, sasaran prioritas PK meliputi keluarga-keluarga dengan calon pengantin, ibu hamil, serta anak usia di bawah lima tahun.

Yus mengatakan bahwa para kader TPK ditugaskan untuk mengedukasi dan mendampingi kelompok sasaran menjalankan upaya-upaya pencegahan dan penanganan stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan kurang stimulasi.

Selain memberikan penyuluhan, ia mengatakan, kader TPK bertugas mendeteksi faktor risiko stunting pada keluarga sasaran serta memfasilitasi keluarga sasaran mengakses pelayanan kesehatan dan program bantuan sosial.

Ia mengatakan bahwa pengerahan TPK dimaksudkan untuk mendukung upaya pencegahan dan penanganan stunting mulai dari keluarga.

Upaya tersebut dilakukan untuk mempercepat penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Jayapura, yang menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022 masih 20,24 persen.

Sementara itu, pemerintah pusat menargetkan prevalensi stunting bisa diturunkan menjadi 14 persen pada tahun 2024.


Baca juga: Kaesang beri cara-cara kewirausahaan kepada anak muda di Sentani

Pewarta: Yudhi Efendi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023