Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag dan ESDM) Provinsi Kalimantan Barat, Syarif Kamaruzaman, mengatakan pihaknya siap untuk berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan ekosistem kendaraan listrik di provinsi itu.

"Untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik memerlukan komitmen jangka panjang dan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan. Dengan tindakan yang tepat, kita dapat mempercepat peralihan menuju kendaraan beremisi rendah yang lebih berkelanjutan," kata Kamaruzzaman di Pontianak, Selasa.

Terkait hal tersebut, katanya, pihaknya akan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, untuk mensosialisasikan manfaat penggunaan kendaraan listrik di provinsi itu.

"Diharapkan komunitas mobil listrik akan semakin berkembang di Kalimantan Barat, kita memiliki peluang luar biasa untuk mengurangi jejak karbon kita dan mendukung visi bersama menuju keberlanjutan," tuturnya.

Kamaruzzaman mengatakan, kebijakan pemerintah untuk mendorong akselerasi pengembangan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di tanah air didorong oleh komitmen Indonesia untuk berperan aktif dalam dalam upaya mitigasi emisi global, antisipasi adanya perubahan iklim, dan komitmen mencapai target emisi nol bersih atau Net Zero Emission maksimal capaian pada tahun 2060.

Menurutnya, berdasarkan data Kementerian Perindustrian RI, Pemerintah menargetkan pada tahun 2030, produksi KBLBB dapat mencapai 600 ribu unit untuk roda empat atau lebih, serta 2,45 juta unit untuk roda dua.

"Hal ini dapat terwujud dengan ekosistem kendaraan listrik yang semakin berkembang, melibatkan para pemangku kepentingan yang meliputi industri otomotif, produsen baterai, dan konsumen," katanya.

Beberapa program yang dijalankan pemerintah untuk mengakselerasi adopsi kendaraan listrik di antaranya melalui bantuan pembelian KBLBB roda dua, subsidi pembelian KBLBB roda empat, serta program-program untuk mendukung industri yang mendedikasikan pengembangan dan perluasan fasilitas produksi EV di Indonesia.

Dengan demikian, menurutnya, pengembangan ekosistem kendaraan listrik akan mendorong inovasi-inovasi teknologi dari perusahaan industri EV untuk menghasilkan produk-produk yang paling sesuai dengan kebutuhan pasar di Indonesia maupun pasar ekspor.

Pemerintah telah menyatakan komitmen pengurangan CO2 melalui National Determined Contribution (NDC). Komitmen transisi energi diwujudkan melalui kebijakan-kebijakan untuk menciptakan iklim investasi yang tepat bagi industri hulu.

"Di antaranya melalui kebijakan fiskal berupa instrumen pajak seperti PPh dan PPN, serta kebijakan kepabeanan untuk meningkatkan kemampuan menghasilkan bauran energi yang tepat di Indonesia," kata Kamaruzzaman.

Dia menambahkan, pertumbuhan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Kalbar berdasarkan data wajib pajak kendaraan listrik (dari sejak tahun 2021 hingga Juli 2023 sumber Bapenda Prov. Kalbar) adalah sebanyak 308 KBLBB roda 2 (dua) dan 51 KBLBB roda 4.

"Tentu ini merupakan berita baik bahwa ada kesadaran masyarakat pengguna untuk beralih menggunakan transportasi yang ramah lingkungan tanpa emisi ini," katanya.

Untuk memupuk harapan pertumbuhan KBLBB di Kalbar, pemerintah memberikan dukungan dan melakukan berbagai upaya dalam menciptakan ekosistem kendaraan listrik sehingga semakin banyak masyarakat yang beralih menggunakan KBLBB.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023