Dua proyek kelistrikan yakni Gardu Induk (Induk) dan Saluran Udara Tegangan Tingi (SUTT) 150 kV di Kalbar pada awal 2024 ini dirampungkan sebagai upaya untuk interkoneksi kelistrikan se-Kalimantan.
"Proyek ini merupakan bagian dari interkoneksi sistem kelistrikan Kalbar dengan Kalteng. Dengan energize-nya proyek tersebut maka PLN selangkah lebih maju untuk mencapai keandalan listrik menuju sistem interkoneksi se-Kalimantan," ujar General Manager UIP KLB Muhammad Dahlan Djamaluddin di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa pemberian tegangan pada proyek GI 150 kV Sandai tersebut terletak di Desa Muara Jekak, Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang.GI tersebut memiliki kapasitas transformator sebesar 30 MVA, didukung oleh 191 tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Sandai - Incomer (Ketapang – Sukadana) dengan panjang mencapai 129,762 kilometer sirkit (kms).
"Pembangunan proyek GI dan SUTT ini ini melewati sebelas Desa, tiga Kecamatan dan dua Kabupaten yaitu Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara," jelas dia.
Ia berharap proyek tersebut dapat memberikan dorongan positif terhadap sektor ekonomi dan investasi di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara. Pasalnya, gardu induk ini menjadi pondasi bagi pertumbuhan infrastruktur listrik dan memberikan dorongan bagi pengusaha lokal untuk lebih aktif berkontribusi dalam pembangunan daerah mereka.
"Sebagai bagian dari proyek interkoneksi Kalimantan, tentunya wilayah Sandai dan Sukadana dan sekitarnya perlu pasokan listrik yang andal sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut," lanjut Dahlan.
Menurut dia, penyelesaian proyek ini tentunya tak lepas juga karena adanya dukungan dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah serta masyarakat sekitar proyek pembangunan.
Ia mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan ke PLN sehingga proyek ini dapat selesai dengan baik dengan tanpa ada kecelakaan kerja.
"Selain memberikan keandalan listrik, proyek tersebut mendukung program pemerintah yakni Program Dedieselisasi melalui non-aktifkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Aggreko Tayap dengan Daya Terpasang 7,8 MW sehingga berpotensi penghematan Biaya Pokok Produksi (BPP) tenaga listrik sebesar Rp 500/kwh," kata dia.
Saat ini PLN UIP KLB menargetkan untuk menyelesaikan pembangunan jaringan interkoneksi antara sistem kelistrikan Barito di Kalimantan Tengah dan sistem Khatulistiwa di Kalbar yaitu melalui proyek SUTT 150 kV Sandai - Tayan dan SUTT 150 kV Kendawangan - Sukamara.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Proyek ini merupakan bagian dari interkoneksi sistem kelistrikan Kalbar dengan Kalteng. Dengan energize-nya proyek tersebut maka PLN selangkah lebih maju untuk mencapai keandalan listrik menuju sistem interkoneksi se-Kalimantan," ujar General Manager UIP KLB Muhammad Dahlan Djamaluddin di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa pemberian tegangan pada proyek GI 150 kV Sandai tersebut terletak di Desa Muara Jekak, Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang.GI tersebut memiliki kapasitas transformator sebesar 30 MVA, didukung oleh 191 tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Sandai - Incomer (Ketapang – Sukadana) dengan panjang mencapai 129,762 kilometer sirkit (kms).
"Pembangunan proyek GI dan SUTT ini ini melewati sebelas Desa, tiga Kecamatan dan dua Kabupaten yaitu Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara," jelas dia.
Ia berharap proyek tersebut dapat memberikan dorongan positif terhadap sektor ekonomi dan investasi di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara. Pasalnya, gardu induk ini menjadi pondasi bagi pertumbuhan infrastruktur listrik dan memberikan dorongan bagi pengusaha lokal untuk lebih aktif berkontribusi dalam pembangunan daerah mereka.
"Sebagai bagian dari proyek interkoneksi Kalimantan, tentunya wilayah Sandai dan Sukadana dan sekitarnya perlu pasokan listrik yang andal sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut," lanjut Dahlan.
Menurut dia, penyelesaian proyek ini tentunya tak lepas juga karena adanya dukungan dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah serta masyarakat sekitar proyek pembangunan.
Ia mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan ke PLN sehingga proyek ini dapat selesai dengan baik dengan tanpa ada kecelakaan kerja.
"Selain memberikan keandalan listrik, proyek tersebut mendukung program pemerintah yakni Program Dedieselisasi melalui non-aktifkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Aggreko Tayap dengan Daya Terpasang 7,8 MW sehingga berpotensi penghematan Biaya Pokok Produksi (BPP) tenaga listrik sebesar Rp 500/kwh," kata dia.
Saat ini PLN UIP KLB menargetkan untuk menyelesaikan pembangunan jaringan interkoneksi antara sistem kelistrikan Barito di Kalimantan Tengah dan sistem Khatulistiwa di Kalbar yaitu melalui proyek SUTT 150 kV Sandai - Tayan dan SUTT 150 kV Kendawangan - Sukamara.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024