Area Manager Communication, Relations and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra mengatakan pihaknya bekerja sama dengan pihak kepolisian mengusut kasus mobil terbakar di salah satu SPBU di Kabupaten Kapuas Hulu yang diduga menggunakan tangki siluman.
"Insiden mobil terbakar di SPBU 65.787003 Kabupaten Kapuas Hulu pada Minggu(14/1), menjadi perhatian serius bagi kami yang dibantu pihak kepolisian setempat. Saat ini, Pihak Polsek Putussibau Utara tengah melakukan investigasi untuk mengungkap penyebab pasti kejadian ini," kata Arya di Pontianak, Selasa.
Arya menjelaskan, menurut informasi yang diperoleh pihaknya, saat kejadian, pengisian bahan bakar dilakukan secara normal dengan jumlah 50 liter. Operator SPBU menganggap bahwa kapasitas mobil tersebut melebihi 50 liter.
"Saat ini, petugas juga tidak mengetahui adanya drum atau tangki tambahan di dalam kendaraan," tuturnya.
Terkait hal itu, pihaknya menyampaikan bahwa Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan sangat serius menanggapi insiden ini. "Kami sedang bekerja sama dengan Pihak Polsek Putussibau Utara untuk mengidentifikasi penyebab pasti kejadian ini dimana keselamatan masyarakat dan kelancaran distribusi energi merupakan prioritas utama kami," kata dia.
Pertamina Patra Niaga juga memberikan klarifikasi terkait tindakan yang akan diambil jika ditemukan bukti pelanggaran dari pihak SPBU. Jika terbukti pengisian BBM tidak sesuai prosedur dengan sengaja, Pertamina akan mengambil tindakan pembinaan, mulai dari sanksi administrasi hingga pemutusan hubungan usaha.
Sebagai sub holding Commercial & Trading dari PT Pertamina (Persero), Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk memastikan kelancaran distribusi energi kepada masyarakat.
Bagi konsumen atau masyarakat yang membutuhkan informasi lebih lanjut terkait proses bisnis Pertamina Patra Niaga atau menemukan penyimpangan dalam pelayanan di lapangan, dapat menghubungi kontak Pertamina 135 atau melalui aplikasi MyPertamina.
"Pertamina Patra Niaga berharap agar kejadian ini dapat segera terungkap dan masyarakat tetap tenang. Pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak berwenang," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Insiden mobil terbakar di SPBU 65.787003 Kabupaten Kapuas Hulu pada Minggu(14/1), menjadi perhatian serius bagi kami yang dibantu pihak kepolisian setempat. Saat ini, Pihak Polsek Putussibau Utara tengah melakukan investigasi untuk mengungkap penyebab pasti kejadian ini," kata Arya di Pontianak, Selasa.
Arya menjelaskan, menurut informasi yang diperoleh pihaknya, saat kejadian, pengisian bahan bakar dilakukan secara normal dengan jumlah 50 liter. Operator SPBU menganggap bahwa kapasitas mobil tersebut melebihi 50 liter.
"Saat ini, petugas juga tidak mengetahui adanya drum atau tangki tambahan di dalam kendaraan," tuturnya.
Terkait hal itu, pihaknya menyampaikan bahwa Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan sangat serius menanggapi insiden ini. "Kami sedang bekerja sama dengan Pihak Polsek Putussibau Utara untuk mengidentifikasi penyebab pasti kejadian ini dimana keselamatan masyarakat dan kelancaran distribusi energi merupakan prioritas utama kami," kata dia.
Pertamina Patra Niaga juga memberikan klarifikasi terkait tindakan yang akan diambil jika ditemukan bukti pelanggaran dari pihak SPBU. Jika terbukti pengisian BBM tidak sesuai prosedur dengan sengaja, Pertamina akan mengambil tindakan pembinaan, mulai dari sanksi administrasi hingga pemutusan hubungan usaha.
Sebagai sub holding Commercial & Trading dari PT Pertamina (Persero), Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk memastikan kelancaran distribusi energi kepada masyarakat.
Bagi konsumen atau masyarakat yang membutuhkan informasi lebih lanjut terkait proses bisnis Pertamina Patra Niaga atau menemukan penyimpangan dalam pelayanan di lapangan, dapat menghubungi kontak Pertamina 135 atau melalui aplikasi MyPertamina.
"Pertamina Patra Niaga berharap agar kejadian ini dapat segera terungkap dan masyarakat tetap tenang. Pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak berwenang," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024