Perusahaan teknologi asal Turki Pavo Group menilai Indonesia sangat penting memiliki teknologi pertahanan dan keamanan di perbatasan.
"Teknologi pertahanan dan keamanan perbatasan ke depan akan makin penting. Variasi ancaman pun akan makin kompleks," kata Ketua Dewan Direksi Pavo Group Alper Ozbilen dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Alper Ozbilen menjelaskan bahwa pihaknya telah mampu memahami situasi Indonesia, bahkan akan terus membangun kemitraan strategis yang menguntungkan kedua belah pihak.
Ia mengemukakan bahwa Indonesia memiliki wilayah perbatasan dengan banyak negara tetangga sangat penting memiliki teknologi pertahanan dan keamanan perbatasan untuk menjaga kedaulatan negara.
"Saya yakin kerja sama Turki dan Indonesia ke depan akan makin kuat karena didasari tujuan yang sama," ujarnya.
Pavo Group yang telah berkiprah dalam industri teknologi pertahanan selama lebih dari 20 tahun telah mengambil langkah-langkah agar bisa membangun kerja sama dengan mitra-mitra strategis.
Menurut dia, Indonesia merupakan salah satu mitra strategis Turki yang memiliki kedekatan dan kesepakatan penting.
Kerja sama industri pertahanan antara Indonesia dan Turki, kata dia, sejak 2010 melalui nota kesepahaman (MoU) yang bertujuan untuk mengembangkan produksi peralatan militer.
Untuk saat ini, Turki telah menjadi salah satu negara produsen peralatan militer terbesar dan terbaik di dunia. Ragam peralatan yang diproduksi oleh Pavo, antara lain, teknologi komunikasi, intelijen taktis, keamanan siber, analisis data, kriptografi, sistem pesawat tanpa awak, dan avionik (peralatan elektronik penerbangan).
Ia mengatakan bahwa Pavo telah mempunyai pengalaman panjang dalam menemukan solusi-solusi keamanan perbatasan, terutama di kawasan Teluk.
Dengan teknologi canggih yang terus berinovasi, kata Alper, teknologi Pavo mampu menjaga keamanan perbatasan yang rawan terhadap aksi penyeludupan, terorisme, dan penyeberangan ilegal.
Dengan teknologi Pavo, menurut dia, kedaulatan nasional Indonesia akan mendapat perlindungan dari sistem pengawasan dan pemantauan perbatasan melalui smart fence and detection system, electronic warfare and signal jamming system, serta patrol kendaraan udara dan darat dengan robot tanpa awak yang didukung oleh kecerdasan buatan.
Cakupan sistem pengawasan dan pemantauan garis perbatasan, kata dia, akan dipantau 24 jam menggunakan kamera inframerah dengan zoom optik hingga 30 kali dan deteksi termal. Kamera Pavo mampu melacak ancaman yang tidak terlihat dari jarak 3 kilometer.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Teknologi pertahanan dan keamanan perbatasan ke depan akan makin penting. Variasi ancaman pun akan makin kompleks," kata Ketua Dewan Direksi Pavo Group Alper Ozbilen dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Alper Ozbilen menjelaskan bahwa pihaknya telah mampu memahami situasi Indonesia, bahkan akan terus membangun kemitraan strategis yang menguntungkan kedua belah pihak.
Ia mengemukakan bahwa Indonesia memiliki wilayah perbatasan dengan banyak negara tetangga sangat penting memiliki teknologi pertahanan dan keamanan perbatasan untuk menjaga kedaulatan negara.
"Saya yakin kerja sama Turki dan Indonesia ke depan akan makin kuat karena didasari tujuan yang sama," ujarnya.
Pavo Group yang telah berkiprah dalam industri teknologi pertahanan selama lebih dari 20 tahun telah mengambil langkah-langkah agar bisa membangun kerja sama dengan mitra-mitra strategis.
Menurut dia, Indonesia merupakan salah satu mitra strategis Turki yang memiliki kedekatan dan kesepakatan penting.
Kerja sama industri pertahanan antara Indonesia dan Turki, kata dia, sejak 2010 melalui nota kesepahaman (MoU) yang bertujuan untuk mengembangkan produksi peralatan militer.
Untuk saat ini, Turki telah menjadi salah satu negara produsen peralatan militer terbesar dan terbaik di dunia. Ragam peralatan yang diproduksi oleh Pavo, antara lain, teknologi komunikasi, intelijen taktis, keamanan siber, analisis data, kriptografi, sistem pesawat tanpa awak, dan avionik (peralatan elektronik penerbangan).
Ia mengatakan bahwa Pavo telah mempunyai pengalaman panjang dalam menemukan solusi-solusi keamanan perbatasan, terutama di kawasan Teluk.
Dengan teknologi canggih yang terus berinovasi, kata Alper, teknologi Pavo mampu menjaga keamanan perbatasan yang rawan terhadap aksi penyeludupan, terorisme, dan penyeberangan ilegal.
Dengan teknologi Pavo, menurut dia, kedaulatan nasional Indonesia akan mendapat perlindungan dari sistem pengawasan dan pemantauan perbatasan melalui smart fence and detection system, electronic warfare and signal jamming system, serta patrol kendaraan udara dan darat dengan robot tanpa awak yang didukung oleh kecerdasan buatan.
Cakupan sistem pengawasan dan pemantauan garis perbatasan, kata dia, akan dipantau 24 jam menggunakan kamera inframerah dengan zoom optik hingga 30 kali dan deteksi termal. Kamera Pavo mampu melacak ancaman yang tidak terlihat dari jarak 3 kilometer.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024