Harga cabai rawit di Pasar Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar) mengalami kenaikan dari Rp80 ribu per kilogram menjadi Rp100 ribu per kilogram.
Kenaikan harga cabai rawit tersebut, terjadi pada minggu keempat Februari 2024, salah satu penyebabnya karena berkurangnya pasokan dari petani lokal di daerah tersebut.
"Salah satu penyebab kenaikan harga cabai karena pasokan dari petani ke pasar berkurang," kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kapuas Hulu Agustinus Sargito, di Putussibau Kapuas Hulu, Minggu.
Selain cabai rawit, cabai merah keriting juga mengalami kenaikan harga dari Rp70 ribu menjadi Rp90 ribu per kilogram.
Sedangkan barang lain, seperti beras premium dari luar Kapuas Hulu juga mengalami kenaikan harga dampak dari harga secara nasional berkisar Rp15 ribu hingga Rp16 ribu per kilogram.
Akan tetapi beras premium lokal sampai saat ini dari minggu ketiga Februari 2024 mengalami penurunan harga dari Rp26 ribu per kilogram turun menjadi Rp24 ribu.
"Tidak terlalu signifikan kenaikan harga berapa barang masih sebatas wajar dan terkendali," ujarnya pula.
Meskipun demikian, Sargito mengatakan pihaknya akan terus melakukan pengawasan dan monitoring ketersediaan dan harga sembako terutama menjelang bulan Ramadhan.
"Pemantauan dan pengawasan secara rutin kami lakukan dan sampai saat ini ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat masih terpenuhi, meskipun ada beberapa harga barang naik tapi ada juga yang turun," kata Sargito.
Zul, salah satu pedagang cabai mengatakan harga cabai rawit memang berkurangnya pasokan dari petani lokal, yang biasanya para petani ada beberapa yang menjual hasil kebun ke pasar dan di tampung oleh pedagang.
"Kemungkinan faktor alam dan bisa juga ada pembeli dari luar datang ke petani langsung, sehingga kita sekarang membeli dari pengepul dari luar itu juga salah satu penyebab kenaikan harga cabai," katanya lagi.
Sedangkan untuk barang-barang lain, kata Zul terdampak kenaikan secara nasional terutama beras.
"Terkadang kami juga serba salah menjual barang, karena modal kami juga sudah mahal apalagi cabai," kata Zul pula.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
Kenaikan harga cabai rawit tersebut, terjadi pada minggu keempat Februari 2024, salah satu penyebabnya karena berkurangnya pasokan dari petani lokal di daerah tersebut.
"Salah satu penyebab kenaikan harga cabai karena pasokan dari petani ke pasar berkurang," kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kapuas Hulu Agustinus Sargito, di Putussibau Kapuas Hulu, Minggu.
Selain cabai rawit, cabai merah keriting juga mengalami kenaikan harga dari Rp70 ribu menjadi Rp90 ribu per kilogram.
Sedangkan barang lain, seperti beras premium dari luar Kapuas Hulu juga mengalami kenaikan harga dampak dari harga secara nasional berkisar Rp15 ribu hingga Rp16 ribu per kilogram.
Akan tetapi beras premium lokal sampai saat ini dari minggu ketiga Februari 2024 mengalami penurunan harga dari Rp26 ribu per kilogram turun menjadi Rp24 ribu.
"Tidak terlalu signifikan kenaikan harga berapa barang masih sebatas wajar dan terkendali," ujarnya pula.
Meskipun demikian, Sargito mengatakan pihaknya akan terus melakukan pengawasan dan monitoring ketersediaan dan harga sembako terutama menjelang bulan Ramadhan.
"Pemantauan dan pengawasan secara rutin kami lakukan dan sampai saat ini ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat masih terpenuhi, meskipun ada beberapa harga barang naik tapi ada juga yang turun," kata Sargito.
Zul, salah satu pedagang cabai mengatakan harga cabai rawit memang berkurangnya pasokan dari petani lokal, yang biasanya para petani ada beberapa yang menjual hasil kebun ke pasar dan di tampung oleh pedagang.
"Kemungkinan faktor alam dan bisa juga ada pembeli dari luar datang ke petani langsung, sehingga kita sekarang membeli dari pengepul dari luar itu juga salah satu penyebab kenaikan harga cabai," katanya lagi.
Sedangkan untuk barang-barang lain, kata Zul terdampak kenaikan secara nasional terutama beras.
"Terkadang kami juga serba salah menjual barang, karena modal kami juga sudah mahal apalagi cabai," kata Zul pula.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024