Direktorat Gizi Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan M. Fauzi mengatakan edukasi pada kader kesehatan terkait pelayanan dan cara komunikasi dengan masyarakat perlu dilakukan agar orang tua mau datang ke Posyandu untuk imunisasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
“Kebiasaan tenaga kesehatan yang jelek di masyarakat harus mulai pendekatan yang lebih baik, memberikan pujian, tidak judgment, pelatihan materi bagaimana kader berkomunikasi dengan masyarakat,” ucap Fauzi dalam diskusi terkait kesehatan ibu dan anak di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan sering kali tenaga kesehatan di Posyandu memiliki cara komunikasi yang kurang baik atau mengucilkan ibu dan anak yang terindikasi penyakit tertentu. Hal itu dinilai Fauzi sebagai salah satu alasan mengapa ibu enggan atau jarang membawa anaknya untuk memantau tumbuh kembang di Posyandu.
Fenomena ini bisa berdampak pada kejadian stunting yang tidak teridentifikasi dan menjadikannya fenomena gunung es, karena yang tercatat di lapangan bisa jauh berbeda dengan fakta yang sebenarnya.
“Justru masyarakat yang punya masalah kesehatan jarang datang (ke Posyandu). Ini yang jadi persoalan dan jadi fenomena gunung es, kadang-kadang kalau lihat catatan laporan kita stuntingnya rendah tapi begitu survei di tempat angkanya tinggi berkali-kali lipat,” katanya.
Ia menyadari mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri serta berkeadilan perlu kerja sama dari beberapa sektor termasuk pihak swasta. Ia pun mengapresiasi pihak yang melaksanakan program yang dapat menimbulkan kesadaran bagi masyarakat untuk hidup sehat, terutama kesehatan ibu dan anak.
Program seperti imunisasi tepat waktu dan lengkap, perilaku cuci tangan dengan sabun, dan nutrisi atau gizi yang baik diharapkan dapat meningkatkan perilaku positif yang bisa bersinergi dengan program pemerintah.
Monitoring setelah adanya program di lapangan juga dibutuhkan agar selalu berjalan dan terpantau.
Ia mengapresiasi pihak Unilever, aliansi vaksin Gavi dan The Power of Nutrition yang membuat pilot project pemenuhan cakupan imunisasi dan pemenuhan nutrisi serta cuci tangan pakai sabun sebagai tiga fokus yang dapat membantu mengurangi stunting di Indonesia.
“Kita bekerja sama dengan private sector bisa berkontribusi mendukung itu, itu salah satu bentuk dari Keluarga SIGAP kolaborasi untuk meningkatkan sektor kesehatan itu perlu dipersiapkan dari sekarang untuk Indonesia sehat 2045,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024