Pontianak (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kalimantan Barat kini semakin melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam mengembangkan dan membenahi pelayanan kesehatan ibu dan anak di daerah tersebut.
"Ini termasuk meningkatkan kualitas pelayanan di fasilitas kesehatan, memperluas cakupan program kesehatan untuk ibu hamil dan bayi, serta memperkuat sosialisasi kesehatan kepada masyarakat mengenai pentingnya perawatan kesehatan selama kehamilan dan setelah kelahiran," kata Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, Erna Yulianti di Pontianak, Senin.
Menurut dia, Dinkes Kalbar terus mendorong partisipasi berbagai pihak dalam memperbaiki layanan kesehatan ibu dan anak, termasuk peran aktif masyarakat dalam mendukung lingkungan yang sehat dan aman bagi ibu hamil dan bayi.
Pernyataan itu terkait adanya peningkatan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Kalbar dalam beberapa tahun terakhir.
"Angka kematian ibu dan bayi yang tinggi ini menuntut perhatian ekstra. Perlu adanya pendekatan holistik dan berkelanjutan melalui harmonisasi kebijakan dan upaya yang terkoordinasi antara pemerintah dan masyarakat," katanya lagi.
Berdasarkan data terkini, AKI di Kalbar pada 2023 mencapai 246 per 100.000 kelahiran hidup, naik signifikan dibandingkan 214 per 100.000 pada tahun 2021. Sementara itu, kasus kematian ibu juga mengalami kenaikan dari 120 kasus pada tahun 2022 menjadi 135 kasus pada tahun 2023.
Selain kematian ibu, AKB di Kalbar juga meningkat, tercatat sebesar 17,47 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2023, lebih dari dua kali lipat dibandingkan 8 per 1.000 pada tahun 2021.
Kasus kematian bayi mengalami lonjakan dari 593 kasus pada tahun 2022 menjadi 818 kasus pada tahun 2023, sebuah peningkatan yang menunjukkan adanya tantangan signifikan dalam layanan kesehatan ibu dan anak di wilayah ini.
Dalam menghadapi tantangan peningkatan AKI dan AKB ini, Kadis Kesehatan Erna menekankan pentingnya sinergi antara berbagai sektor, baik di tingkat pemerintah, komunitas, maupun pihak swasta.
Ia berharap semua pihak dapat bekerja sama dalam memberikan dukungan optimal bagi peningkatan kualitas hidup ibu dan anak di Kalbar.
"Dengan kerja sama yang kuat, koordinasi yang baik, serta komitmen lintas sektor, kami optimis angka kematian ibu dan bayi dapat ditekan dan kesehatan ibu serta anak di Kalbar dapat meningkat secara signifikan," katanya.
Erna Yulianti menyampaikan tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukkan perlunya upaya perbaikan yang lebih intensif pada layanan kesehatan ibu dan anak, khususnya terkait dengan akses dan kualitas pelayanan kesehatan maternal.