Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Florentinus Anum mengatakan, pihaknya optimistis produksi beras di sejumlah daerah di Kalbar dapat menekan tingginya harga beras dengan produksi padi yang melimpah pada panen raya bulan April 2024 mendatang.
"Saat ini sejumlah daerah di Kalbar sedang panen raya padi, dan ini akan berlangsung hingga bulan April mendatang. Dengan banyaknya produksi beras di daerah, dipastikan setiap daerah mampu memenuhi kebutuhan berasnya sendiri, dan ini akan mempengaruhi harga beras di pasaran," kata Anum di Pontianak, Selasa.
Anum menjelaskan, untuk target produksi padi di Kalbar pada 2024 sebanyak 1,06 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).
"Dari 14 kabupaten atau kota di Kalbar pada 2014 ini, kami targetkan produksi padi mencapai 1,06 juta ton GKG. Segala upaya dan potensi dimaksimalkan," katanya.
Menurut dia, untuk mencapai target produksi tersebut dilakukan juga target luas panen mencapai 346.555 hektare selama 2024. Sedangkan terkait produktivitas di Kalbar sendiri pada 2024 yakni 3,1 ton per hektare.
"Kabupaten Landak menjadi daerah dengan target luas panen tertinggi, yakni mencapai 81.679 hektare. Kemudian baru disusul Kabupaten Sambas 77.345 hektare, dan Sanggau 29.600 hektare. Tiga daerah tersebut yang memberikan kontribusi terbesar, " katanya.
Terkait dengan strategi pembangunan pertanian di Kalbar agar berkelanjutan dan memberi dampak luas, pihaknya mengarahkan dan melakukan kebijakan di antaranya intensifikasi terhadap tahapan proses produksi.
"Intensifikasi ini masuk ke dalam setiap tahapan proses produksi pertanian dari hulu sampai ke hilir, mulai dari semai, pengolahan tanaman, pemupukan, dan sebagainya kemudian panen sampai ke pada tata niaga. Intensifikasi perlu sentuhan teknologi. Teknologi di pertanian itu selalu menjadi satu amunisi. Dalam intensifikasi pertanian tentu butuh benih yang unggul," katanya
Pada kesempatan itu, Anum menambahkan, berdasarkan data terbaru dari BPS Kalbar, produksi beras Kalbar pada tahun 2023 mencapai 700,29 ribu ton GKG.
Data ini lebih rendah dibandingkan data awal 892.833 ton GKG, di mana penurunan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya faktor alam seperti curah hujan dan hama penyakit tanaman dapat mempengaruhi hasil panen.
Meskipun demikian, produksi beras Kalbar di tahun 2023 masih tergolong tinggi, dan menunjukkan potensi besar Kalbar dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
"Kontribusi terhadap nasional, di mana Kalbar berkontribusi sekitar 1,26 persen terhadap total produksi beras nasional di tahun 2023, dan tahun ini kita akan melakukan upaya agar kontribusi tersebut bisa meningkat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Saat ini sejumlah daerah di Kalbar sedang panen raya padi, dan ini akan berlangsung hingga bulan April mendatang. Dengan banyaknya produksi beras di daerah, dipastikan setiap daerah mampu memenuhi kebutuhan berasnya sendiri, dan ini akan mempengaruhi harga beras di pasaran," kata Anum di Pontianak, Selasa.
Anum menjelaskan, untuk target produksi padi di Kalbar pada 2024 sebanyak 1,06 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).
"Dari 14 kabupaten atau kota di Kalbar pada 2014 ini, kami targetkan produksi padi mencapai 1,06 juta ton GKG. Segala upaya dan potensi dimaksimalkan," katanya.
Menurut dia, untuk mencapai target produksi tersebut dilakukan juga target luas panen mencapai 346.555 hektare selama 2024. Sedangkan terkait produktivitas di Kalbar sendiri pada 2024 yakni 3,1 ton per hektare.
"Kabupaten Landak menjadi daerah dengan target luas panen tertinggi, yakni mencapai 81.679 hektare. Kemudian baru disusul Kabupaten Sambas 77.345 hektare, dan Sanggau 29.600 hektare. Tiga daerah tersebut yang memberikan kontribusi terbesar, " katanya.
Terkait dengan strategi pembangunan pertanian di Kalbar agar berkelanjutan dan memberi dampak luas, pihaknya mengarahkan dan melakukan kebijakan di antaranya intensifikasi terhadap tahapan proses produksi.
"Intensifikasi ini masuk ke dalam setiap tahapan proses produksi pertanian dari hulu sampai ke hilir, mulai dari semai, pengolahan tanaman, pemupukan, dan sebagainya kemudian panen sampai ke pada tata niaga. Intensifikasi perlu sentuhan teknologi. Teknologi di pertanian itu selalu menjadi satu amunisi. Dalam intensifikasi pertanian tentu butuh benih yang unggul," katanya
Pada kesempatan itu, Anum menambahkan, berdasarkan data terbaru dari BPS Kalbar, produksi beras Kalbar pada tahun 2023 mencapai 700,29 ribu ton GKG.
Data ini lebih rendah dibandingkan data awal 892.833 ton GKG, di mana penurunan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya faktor alam seperti curah hujan dan hama penyakit tanaman dapat mempengaruhi hasil panen.
Meskipun demikian, produksi beras Kalbar di tahun 2023 masih tergolong tinggi, dan menunjukkan potensi besar Kalbar dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
"Kontribusi terhadap nasional, di mana Kalbar berkontribusi sekitar 1,26 persen terhadap total produksi beras nasional di tahun 2023, dan tahun ini kita akan melakukan upaya agar kontribusi tersebut bisa meningkat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024