Pemerintah Indonesia menawarkan investasi dalam bidang energi terbarukan kepada pengusaha di China dalam forum "The China RE Invest Indonesia 2024" di Beijing, Senin.
"Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai inisiatif dalam mendukung transisi energi seperti pembangunan infrastruktur transmisi listrik baru, pengembangan rantai pasok energi terbarukan khususnya sektor energi surya maupun pengembangan ekosistem kendaraan listrik, baterai, dan hidrogen hijau," kata Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin dalam pernyataan tertulis, Selasa.
Rachmat menyampaikan hal tersebut dalam forum "The China RE Invest Indonesia 2024" yang diselenggarakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing bekerja sama dengan Tenggara Strategics dan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia di Beijing pada Senin (1/4).
Forum tersebut bertujuan untuk mengenalkan peluang investasi serta pembiayaan kepada investor dan pemodal asal China dalam energi terbarukan di Indonesia. Dalam acara itu juga dilangsungkan diskusi panel soal ekspor energi terbarukan ke Singapura dan sesi pertemuan bisnis (business-matching).
"Produksi panel surya dan sistem penyimpanan energi baterai (BESS) untuk ekspor listrik ke Singapura harus mampu memenuhi persyaratan konten lokal minimal 60 persen," tambah Rachmat.
Sedangkan Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun dalam acara tersebut menekankan hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan China khususnya dalam bidang energi terbarukan.
Sesi diskusi menghadirkan Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo, Direktur Pembiayaan dan Investasi PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Sylvi J. Gani, Ketua Energi dan Sumber Daya Mineral Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) sekaligus CEO Medco Power Indonesia Eka Satria dan Direktur Urusan Publik Trina Solar Co., Ltd. Tori Liu.
"PLN berencana mengembangkan sistem jaringan pintar (smart-grid) secara menyeluruh untuk mendukung berbagai sumber energi terbarukan sehingga akan selaras dengan pembangunan Jaringan Listrik ASEAN lintas negara. Langkah ini akan membuka jalan bagi Indonesia untuk mengekspor energi terbarukan ke Singapura," kata Darmawan dalam diskusi tersebut.
Sedangkan Sylvi J. Gani menjelaskan peran PT. SMI seebagai "Special Mission Vehicle" (SMV) di bawah Kementerian Keuangan dalam memfasilitasi investor dan lembaga keuangan untuk pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Selanjutnya Eka Satria mengajak para investor dan pemodal China untuk berpartisipasi dalam ekspor energi terbarukan ke Singapura dengan berinvestasi dalam pembuatan modul PV surya dan sistem penyimpanan energi baterai (BESS).
Sementara Tori Liu menyebutkan perusahaannya, Trina Solar, telah berinvestasi lebih dari 86 juta dolar AS di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah untuk memproduksi sel dan modul N-type topcon 1 GW.
"Indonesia menawarkan posisi strategis sebagai pusat investasi di kawasan ASEAN dengan potensi pasar energi surya yang signifikan, termasuk pengembangan proyek di bekas lahan tambang, lahan tidak produktif, dan inisiatif pembangkit listrik tenaga surya terapung di atas waduk," ungkap Tori.
Forum China RE Invest Indonesia 2024 juga menyelenggarakan sesi "business matching" sebagai wadah interaksi langsung antara investor dan pemodal China dengan pemilik proyek energi terbarukan di Indonesia, khususnya yang terkait dengan ekspor energi terbarukan ke Singapura.
Singapura melalui Energy Market Authority (EMA) berencana mengimpor 4 Gigawatt (GW) listrik rendah karbon pada 2035.
Singapura juga telah memberikan persetujuan bersyarat kepada lima perusahaan, termasuk Pacific Medco Solar dan Adaro Solar International dari Indonesia, untuk mengekspor 2 GW energi bersih dari Indonesia, setara dengan 14 Gigawatts peak (GWp), yang merupakan peluang investasi sebesar 15 miliar dolar AS, termasuk untuk pembangkitan listrik dan manufaktur panel surya serta BESS.
Inisiatif ekspor energi terbarukan ke Singapura itu menawarkan kesempatan investasi yang penting bagi para pemangku kepentingan di sektor energi terbarukan China, terlebih karena posisi China sebagai investor terbesar dunia dalam energi terbarukan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai inisiatif dalam mendukung transisi energi seperti pembangunan infrastruktur transmisi listrik baru, pengembangan rantai pasok energi terbarukan khususnya sektor energi surya maupun pengembangan ekosistem kendaraan listrik, baterai, dan hidrogen hijau," kata Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin dalam pernyataan tertulis, Selasa.
Rachmat menyampaikan hal tersebut dalam forum "The China RE Invest Indonesia 2024" yang diselenggarakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing bekerja sama dengan Tenggara Strategics dan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia di Beijing pada Senin (1/4).
Forum tersebut bertujuan untuk mengenalkan peluang investasi serta pembiayaan kepada investor dan pemodal asal China dalam energi terbarukan di Indonesia. Dalam acara itu juga dilangsungkan diskusi panel soal ekspor energi terbarukan ke Singapura dan sesi pertemuan bisnis (business-matching).
"Produksi panel surya dan sistem penyimpanan energi baterai (BESS) untuk ekspor listrik ke Singapura harus mampu memenuhi persyaratan konten lokal minimal 60 persen," tambah Rachmat.
Sedangkan Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun dalam acara tersebut menekankan hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan China khususnya dalam bidang energi terbarukan.
Sesi diskusi menghadirkan Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo, Direktur Pembiayaan dan Investasi PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Sylvi J. Gani, Ketua Energi dan Sumber Daya Mineral Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) sekaligus CEO Medco Power Indonesia Eka Satria dan Direktur Urusan Publik Trina Solar Co., Ltd. Tori Liu.
"PLN berencana mengembangkan sistem jaringan pintar (smart-grid) secara menyeluruh untuk mendukung berbagai sumber energi terbarukan sehingga akan selaras dengan pembangunan Jaringan Listrik ASEAN lintas negara. Langkah ini akan membuka jalan bagi Indonesia untuk mengekspor energi terbarukan ke Singapura," kata Darmawan dalam diskusi tersebut.
Sedangkan Sylvi J. Gani menjelaskan peran PT. SMI seebagai "Special Mission Vehicle" (SMV) di bawah Kementerian Keuangan dalam memfasilitasi investor dan lembaga keuangan untuk pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Selanjutnya Eka Satria mengajak para investor dan pemodal China untuk berpartisipasi dalam ekspor energi terbarukan ke Singapura dengan berinvestasi dalam pembuatan modul PV surya dan sistem penyimpanan energi baterai (BESS).
Sementara Tori Liu menyebutkan perusahaannya, Trina Solar, telah berinvestasi lebih dari 86 juta dolar AS di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah untuk memproduksi sel dan modul N-type topcon 1 GW.
"Indonesia menawarkan posisi strategis sebagai pusat investasi di kawasan ASEAN dengan potensi pasar energi surya yang signifikan, termasuk pengembangan proyek di bekas lahan tambang, lahan tidak produktif, dan inisiatif pembangkit listrik tenaga surya terapung di atas waduk," ungkap Tori.
Forum China RE Invest Indonesia 2024 juga menyelenggarakan sesi "business matching" sebagai wadah interaksi langsung antara investor dan pemodal China dengan pemilik proyek energi terbarukan di Indonesia, khususnya yang terkait dengan ekspor energi terbarukan ke Singapura.
Singapura melalui Energy Market Authority (EMA) berencana mengimpor 4 Gigawatt (GW) listrik rendah karbon pada 2035.
Singapura juga telah memberikan persetujuan bersyarat kepada lima perusahaan, termasuk Pacific Medco Solar dan Adaro Solar International dari Indonesia, untuk mengekspor 2 GW energi bersih dari Indonesia, setara dengan 14 Gigawatts peak (GWp), yang merupakan peluang investasi sebesar 15 miliar dolar AS, termasuk untuk pembangkitan listrik dan manufaktur panel surya serta BESS.
Inisiatif ekspor energi terbarukan ke Singapura itu menawarkan kesempatan investasi yang penting bagi para pemangku kepentingan di sektor energi terbarukan China, terlebih karena posisi China sebagai investor terbesar dunia dalam energi terbarukan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024