Bank Indonesia (BI) mengatakan ketahanan sistem keuangan RI tetap terjaga baik sehingga mampu memitigasi ketidakpastian pasar keuangan dunia sekaligus mendukung pertumbuhan kredit pada 2024.
"Ketahanan perbankan tercermin dari likuiditas yang memadai, risiko kredit yang menurun, dan permodalan yang kuat," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan April 2024 di Jakarta, Rabu.
Likuiditas perbankan yang memadai tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada Maret 2024 yang terjaga tinggi.
Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) juga tercatat pada level yang tinggi sebesar 27,73 persen pada Februari 2024.
Sementara rasio kredit bermasalah perbankan (Non-Performing Loan/NPL) tergolong rendah, yakni sebesar 2,35 persen (bruto) dan 0,82 persen (neto).
Lebih lanjut Perry menuturkan ketahanan perbankan yang kuat juga didukung oleh kemampuan membayar korporasi yang terjaga.
Hasil stress-test BI menunjukkan ketahanan perbankan dan korporasi tetap kuat dalam menghadapi berbagai tekanan, sehingga dapat memitigasi dampak ketidakpastian pasar keuangan global terhadap stabilitas sistem keuangan.
Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam memitigasi berbagai risiko tersebut yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Ketahanan perbankan tercermin dari likuiditas yang memadai, risiko kredit yang menurun, dan permodalan yang kuat," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan April 2024 di Jakarta, Rabu.
Likuiditas perbankan yang memadai tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada Maret 2024 yang terjaga tinggi.
Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) juga tercatat pada level yang tinggi sebesar 27,73 persen pada Februari 2024.
Sementara rasio kredit bermasalah perbankan (Non-Performing Loan/NPL) tergolong rendah, yakni sebesar 2,35 persen (bruto) dan 0,82 persen (neto).
Lebih lanjut Perry menuturkan ketahanan perbankan yang kuat juga didukung oleh kemampuan membayar korporasi yang terjaga.
Hasil stress-test BI menunjukkan ketahanan perbankan dan korporasi tetap kuat dalam menghadapi berbagai tekanan, sehingga dapat memitigasi dampak ketidakpastian pasar keuangan global terhadap stabilitas sistem keuangan.
Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam memitigasi berbagai risiko tersebut yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024