Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, Erna Yulianti mengatakan pihaknya memfokuskan pencegahan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dengan memberikan edukasi sejak dini kepada remaja dan ibu muda yang akan melahirkan.

"Edukasi terhadap ibu hamil dan persiapan bagi calon ibu hamil merupakan strategi utama dalam menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang terus meningkat dalam tiga tahun terakhir ini," kata Erna di Pontianak, Kamis.

Erna menjelaskan, kasus kematian ibu dan bayi di Kalimantan Barat mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2023, tercatat 135 kasus kematian ibu, meskipun angka ini masih berada di bawah rata-rata nasional sebanyak 183 per 100 ribu kelahiran hidup.  

"Kondisi ini mendapat perhatian serius dari Dinas Kesehatan Kalbar untuk mencegah kematian ibu akibat komplikasi di masa awal kehamilan," tuturnya.

Salah satu langkah edukasi yang diterapkan adalah mengingatkan remaja untuk rutin mengonsumsi tablet tambah darah. Tablet ini penting untuk mempersiapkan remaja perempuan menjadi calon ibu yang sehat dan mencegah anemia.

"Edukasi dari awal sangat penting, termasuk kepada calon ibu dan ibu hamil untuk menjaga kualitas gizi makanan mereka," katanya.

Ibu hamil dianjurkan untuk memperhatikan komposisi dan kualitas makanan bergizi selama kehamilan. Selain itu, mereka juga diberikan tablet tambah darah untuk mencegah kekurangan zat besi saat melahirkan.

"Kekurangan asupan gizi dan kalori bisa menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah dan risiko stunting," kata Erna.

Dia menambahkan, Pemerintah saat ini menjadwalkan minimal enam kali pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil untuk mendeteksi tanda-tanda bahaya dan meminimalkan risiko darurat saat persalinan.

"Kami mengingatkan tentang tiga terlambat: terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan," katanya.

Dinas Kesehatan Kalbar juga telah melengkapi 14 kabupaten/kota dengan alat USG untuk pemeriksaan awal ibu hamil. Namun, kunjungan ibu hamil ke fasilitas kesehatan masih rendah karena berbagai faktor seperti akses yang jauh, lupa jadwal kunjungan, dan kesibukan bekerja.

Erna mengimbau kepada dokter, bidan, dan tenaga kesehatan untuk memberikan edukasi dan informasi kepada ibu hamil sejak pemeriksaan awal tentang tanda-tanda bahaya selama kehamilan. "Edukasi yang tepat sejak awal sangat penting untuk mencegah komplikasi dan menyelamatkan nyawa ibu dan bayi," tuturnya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024