Pontianak (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat mencegah penyebaran Human Metapneumovirus (HMPV) sebagai upaya untuk memastikan kesehatan masyarakat, terutama di tengah tingginya arus kedatangan wisatawan domestik dan mancanegara selama rangkaian perayaan menjelang perayaan Imlek dan Cap Go Meh (CGM) 2025.
"Pengawasan ini melibatkan Balai Karantina Kesehatan serta otoritas terkait di empat pos lintas batas negara (PLBN) antara Indonesia dan Malaysia yang terletak di wilayah perbatasan Kalimantan Barat. Keempat pos tersebut adalah PLBN Aruk (Sambas), PLBN Entikong (Sanggau), PLBN Nanga Badau (Kapuas Hulu), dan PLBN Jagoi Babang (Bengkayang)," kata Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, Erna Yulianti, di Pontianak, Selasa.
Dia menyatakan bahwa hingga saat ini belum ditemukan kasus Human Metapneumovirus di wilayah Kalimantan Barat. Namun, upaya pencegahan tetap menjadi prioritas untuk mengantisipasi potensi masuknya virus tersebut.
"Kami telah berkoordinasi dengan Balai Karantina Kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan di pintu masuk internasional. Pengawasan kedatangan akan diperketat, khususnya bagi pelaku perjalanan internasional yang berasal dari negara-negara dengan risiko penyebaran virus," tuturnya.
Sebagai informasi, perayaan Imlek dan Cap Go Meh di Kota Singkawang menjadi salah satu daya tarik utama bagi wisatawan. Event ini sarat dengan tradisi dan budaya masyarakat Tionghoa, termasuk atraksi tatung yang kerap menarik perhatian wisatawan.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat, Cap Go Meh Singkawang masuk dalam daftar 10 besar Kharisma Event Nusantara.
Setiap tahun, perayaan ini mampu menyerap lebih dari 5,6 juta wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini menjadikan Singkawang sebagai salah satu destinasi unggulan, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian daerah.
"Dengan tingginya jumlah wisatawan, potensi penyebaran penyakit juga meningkat. Oleh karena itu, upaya pencegahan harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya di perbatasan tetapi juga di lokasi-lokasi keramaian selama perayaan berlangsung," kata Erna.
Selain pengawasan di perbatasan, Dinkes Kalbar juga menggandeng instansi kesehatan daerah dan rumah sakit untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi penyakit yang dapat menyebar melalui kerumunan. Sosialisasi kepada masyarakat juga terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran terhadap gejala HMPV, seperti demam, batuk, dan gangguan pernapasan.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala serupa HMPV," kata Erna.
Dengan langkah-langkah preventif ini, Dinkes Kalbar berharap perayaan Imlek dan Cap Go Meh 2025 dapat berlangsung dengan aman, sehat, dan meriah tanpa mengurangi esensi budaya yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.