Bisnis Indonesia kembali memberikan penghargaan kepada Bank Kalbar dalam ajang Bisnis Indonesia Award  (BIA) 2024 pada kategori Bank Pembangunan Daerah dengan aset Rp 15 triliun - Rp 30 triliun. Penghargaan bergengsi tersebut diterima oleh Adi Fitriyadi, Kepala Divisi Corporate Secretary Bank Kalbar yang mewakili Direktur Utama Bank Kalbar di Hotel Rafles- Jakarta (13/6).

Gelaran BIA 2024 merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan Bisnis Indonesia Group, kali ini mengusung tema Agility in Uncertainly. Gawean bergengsi ini bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan yang mampu menjaga kinerja positif di tengah berbagai tantangan. Penghargaan ini semakin memperkuat deretan pengakuan Lembaga-lembaga pemeringkat dan pemerhati perekonomian atas kinerja serta kemampuan managerial Bank Kalbar dalam menerapkan strategi yang agile dan responsif terhadap perusahaan.

Penghargaan diberikan tidak semata dilihat dari segi kinerja saja, namun juga dari catatan neraca keuangan tahun 2023 yang bagus, terutama EBITDA, ROA, ROE, DER, PER dan EPS. Bank Kalbar merupakan Bank Pembangunan Daerah (BPD) terbaik dari range aset bank-bank seukurannya.

Dirut Bank Kalbar, H. Rokidi, S.E, M.M mengungkapkan rasa syukur atas penghargaan yang diterima. "Ini merupakan bukti dari komitmen Bank Kalbar untuk terus berkembang dan beradaptasi terhadap dinamika perekonomian. Bank Kalbar akan terus berupaya memberikan layanan terbaik dan inovatif serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah," ucap Rokidi.

BIA 2024 merupakan gelaran ke 22 sejak pertama kali dilaksanakan oleh Bisnis Indonesia Group pada 2002. Penghargaan diberikan kepada perusahaan-perusahaan berkinerja terbaik berdasarkan penilaian dewan juri. Ada dua kategori penilaian, yakni industri non-bank dan bank.

Penjurian dilakukan oleh sederet nama ekonom yang tidak perlu diragukan kepiawaiannya, antara lain Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2017-2022, Wimboh Santoso dan Wakil Menteri Keuangan RI periode 2014-2019, Mardiasmo. Kemudian, Sekretaris Komite Stabilitas Sistem Ekonomi (KSSK) 2008-2009, Raden Pardede, Menteri Komunikasi dan Informatika RI periode 2014-2019, Rudiantara dan Presiden Direktur PT Jurnalindo Aksara Grafika (JAG), Lulu Terianto.

Sejumlah elemen penilaian diberikan secara kuantitatif seperti EBITDA, Debt to Equity Ratio (DER), Price to Earning Ratio (PER), Return on Assets (ROA) hingga Return on Equity (ROE). Selain itu penilaian juga diberikan secara kualitatif, seperti risk management.

Wimboh Santoso menilai, saat ini secara umum korporasi di sejumlah sektor telah mengalami pemulihan. Ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang juga lebih baik pasca pandemi Covid-19.

"Ada beberapa anomali, perusahaan mengalami penurunan. Itu lebih kondisi spesifik pada perusahaan tersebut. Namun secara umum recover tergambar di PDB (Produk Domestik Bruto)," katanya.

Sementara Raden Pardede mengungkapkan, bahwa tema yang diambil dalam gelaran BIA 2024 adalah Agility in Uncertainty, yang dinilai tepat. Karena usai pandemi Covid-19, korporasi dituntut untuk beradaptasi, seiring terjadinya disrupsi.

"Agility itu penting bagi perusahaan untuk mampu melewati krisis yang penuh gejolak. Tidak hanya saat pandemi, dinamika atau tantangan akan terus bermunculan ke depannya. Harapan kita ke depan, perusahaan-perusahaan tetap agile, karena tidak tahu apa yang terjadi ke depan," ujarnya.

Dengan ajang Bisnis Indonesia Award (BIA) ini, perusahaan yang menerima penghargaan, diharapkan dapat menjadi contoh baik kepada korporasi lain untuk tetap tumbuh melalui langkah inovatif.

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024