KRI Dewaruci sukses membawa Laskar Rempah rombongan Batch II Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) 2024 mencapai Kota Sabang, Aceh, setelah melahap pelayaran yang sempat diwarnai badai-badai kecil dalam perjalanan dari Dumai, Riau.
Ketibaan Laskar Rempah secara resmi disambut oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Sabang Reza Fahlevi di Dermaga CT1 Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), Sabang, pada Minggu pagi sekira pukul 08.00 WIB.
"Ini merupakan satu kebanggaan bagi kami untuk memperkenalkan dan mempromosikan kota Sabang," kata Reza saat menyampaikan pidato sambutan.
Pj Wali Kota Sabang itu juga mengingatkan bahwa persinggahan KRI Dewaruci ke Sabang tak ubahnya perulangan kisah yang tercatat dalam literatur masa lalu, di mana Teluk Sabang kerap menjadi tempat sandar banyak kapal baik untuk sekadar mengisi bahan bakar ataupun air.
Kondisi itu membuat Sabang sejak lama telah menjadi kota kosmopolit yang terbuka dan disinggahi berbagai suku bangsa.
Persinggahan Laskar Rempah MBJR 2024 kali ini bukan tanpa halangan, sebab sedikitnya dua badai kecil sempat dirasakan langsung, termasuk oleh ANTARA yang juga berada di atas KRI Dewaruci dalam pelayaran Dumai-Sabang.
KRI Dewaruci angkat sauh dari Dumai pada Rabu (19/6) pagi sekira pukul 09.00 WIB. Belum sampai 24 jam melanjutkan pelayaran, cuaca buruk menghadang KRI Dewaruci di sekitar perairan Kabupaten Bengkalis, Riau.
Saat memutar dari bawah Pulau Rupat untuk menuju ke arah barat laut, cuaca buruk menjelma menjadi badai kecil sekira pukul 02.00 WIB Kamis (20/6) dini hari.
Kendati demikian, kapal legendaris berusia 71 tahun itu sukses melewati badai dengan gemilang, meski sejumlah Laskar Rempah harus rela memuntahkan isi perut mereka karena goncangan hujan angin yang menghantam KRI Dewaruci.
Selepas badai kecil tersebut, KRI Dewaruci menempuh pelayaran yang relatif lebih lancar, tetapi ombak perlahan mulai tinggi ketika kapal mengarungi perairan Selat Malaka.
Gelombang tinggi terus berlangsung sepanjang Kamis (20/6) dan Jumat (21/6). Bahkan, Laskar Rempah bersama para anak buah kapal (ABK) KRI Dewaruci harus berjibaku menyeimbangkan diri saat tengah menunaikan Shalat Jumat di atas geladak utama lantaran gelombang tinggi disertai angin kencang menerpa.
Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Rhony Lutviadani memutuskan kapal bersandar lebih awal di Dermaga CT1 BPKS Sabang, meski Laskar Rempah dan para ABK tetap bermalam di atas kapal.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
Ketibaan Laskar Rempah secara resmi disambut oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Sabang Reza Fahlevi di Dermaga CT1 Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), Sabang, pada Minggu pagi sekira pukul 08.00 WIB.
"Ini merupakan satu kebanggaan bagi kami untuk memperkenalkan dan mempromosikan kota Sabang," kata Reza saat menyampaikan pidato sambutan.
Pj Wali Kota Sabang itu juga mengingatkan bahwa persinggahan KRI Dewaruci ke Sabang tak ubahnya perulangan kisah yang tercatat dalam literatur masa lalu, di mana Teluk Sabang kerap menjadi tempat sandar banyak kapal baik untuk sekadar mengisi bahan bakar ataupun air.
Kondisi itu membuat Sabang sejak lama telah menjadi kota kosmopolit yang terbuka dan disinggahi berbagai suku bangsa.
Persinggahan Laskar Rempah MBJR 2024 kali ini bukan tanpa halangan, sebab sedikitnya dua badai kecil sempat dirasakan langsung, termasuk oleh ANTARA yang juga berada di atas KRI Dewaruci dalam pelayaran Dumai-Sabang.
KRI Dewaruci angkat sauh dari Dumai pada Rabu (19/6) pagi sekira pukul 09.00 WIB. Belum sampai 24 jam melanjutkan pelayaran, cuaca buruk menghadang KRI Dewaruci di sekitar perairan Kabupaten Bengkalis, Riau.
Saat memutar dari bawah Pulau Rupat untuk menuju ke arah barat laut, cuaca buruk menjelma menjadi badai kecil sekira pukul 02.00 WIB Kamis (20/6) dini hari.
Kendati demikian, kapal legendaris berusia 71 tahun itu sukses melewati badai dengan gemilang, meski sejumlah Laskar Rempah harus rela memuntahkan isi perut mereka karena goncangan hujan angin yang menghantam KRI Dewaruci.
Selepas badai kecil tersebut, KRI Dewaruci menempuh pelayaran yang relatif lebih lancar, tetapi ombak perlahan mulai tinggi ketika kapal mengarungi perairan Selat Malaka.
Gelombang tinggi terus berlangsung sepanjang Kamis (20/6) dan Jumat (21/6). Bahkan, Laskar Rempah bersama para anak buah kapal (ABK) KRI Dewaruci harus berjibaku menyeimbangkan diri saat tengah menunaikan Shalat Jumat di atas geladak utama lantaran gelombang tinggi disertai angin kencang menerpa.
Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Rhony Lutviadani memutuskan kapal bersandar lebih awal di Dermaga CT1 BPKS Sabang, meski Laskar Rempah dan para ABK tetap bermalam di atas kapal.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024