Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson mengatakan pihaknya menguatkan advokasi dan sosialisasi kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi profesi, satuan pendidikan, serta pihak terkait lainnya dalam upaya penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di provinsi itu.
"Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat siap mendukung penuh upaya nasional ini. Kami berkomitmen untuk melaksanakan arahan dari Menteri Dalam Negeri dengan menjalankan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio secara optimal di seluruh wilayah Kalimantan Barat," kata Harisson usai mengikuti rapat virtual yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, bersama Kepala Perangkat Daerah terkait di Pontianak, Senin.
Harisson menegaskan, pihaknya akan memastikan bahwa advokasi dan sosialisasi dilaksanakan secara luas dan efektif, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Selain itu, masyarakat akan diberikan akses mudah untuk mendapatkan imunisasi polio secara gratis di puskesmas, posyandu, PAUD, TK, SD, dan pos imunisasi lainnya.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat juga berkomitmen untuk memastikan ketersediaan sumber daya yang memadai, termasuk pembiayaan, tenaga kesehatan, vaksin, dan logistik yang dibutuhkan. Dengan demikian, program imunisasi polio dapat dilaksanakan secara efektif dan berkesinambungan.
"Kami akan mengintegrasikan pelaksanaan PIN Polio ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Barat, serta memastikan ketersediaan anggaran, tenaga kesehatan, vaksin, dan logistik yang dibutuhkan," tuturnya.
Terkait hal tersebut, Pemprov Kalbar mengajak seluruh masyarakat mendukung pelaksanaan PIN Polio dan memastikan anak-anak mendapatkan imunisasi.
"Perlindungan anak-anak dari polio adalah tanggung jawab kita bersama. Mari kita lindungi anak-anak kita dari penyakit polio dan wujudkan generasi penerus yang sehat dan berkualitas," kata Harisson.
Menurutnya, dengan kolaborasi dan komunikasi yang efektif, diharapkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam program imunisasi polio akan meningkat, sehingga tercipta generasi penerus yang sehat dan bebas dari polio.
Dalam rapat virtual tersebut, Menteri Tito Karnavian menekankan bahwa dukungan penuh dari berbagai pihak sangat penting untuk menyukseskan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio.
"Advokasi dan sosialisasi harus ditingkatkan untuk memastikan pesan mengenai pentingnya imunisasi polio diterima dengan baik oleh seluruh lapisan masyarakat," katanya.
Tokoh agama dan tokoh masyarakat diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam penyebaran informasi tentang pentingnya imunisasi polio. Mereka memiliki pengaruh besar dan sering kali menjadi sumber informasi yang dipercaya oleh masyarakat, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik.
"Organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan organisasi keperawatan juga diharapkan aktif dalam kampanye imunisasi polio. Keterlibatan mereka penting untuk memastikan bahwa tenaga kesehatan memiliki informasi yang akurat dan dapat menyampaikan manfaat imunisasi kepada masyarakat," kata Tito.
Selain itu, institusi pendidikan, mulai dari PAUD, TK, hingga SD, juga memainkan peran penting dalam menyebarluaskan informasi tentang imunisasi polio.
"Melalui sekolah, informasi ini dapat langsung disampaikan kepada anak-anak dan orang tua, meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam program imunisasi," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat siap mendukung penuh upaya nasional ini. Kami berkomitmen untuk melaksanakan arahan dari Menteri Dalam Negeri dengan menjalankan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio secara optimal di seluruh wilayah Kalimantan Barat," kata Harisson usai mengikuti rapat virtual yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, bersama Kepala Perangkat Daerah terkait di Pontianak, Senin.
Harisson menegaskan, pihaknya akan memastikan bahwa advokasi dan sosialisasi dilaksanakan secara luas dan efektif, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Selain itu, masyarakat akan diberikan akses mudah untuk mendapatkan imunisasi polio secara gratis di puskesmas, posyandu, PAUD, TK, SD, dan pos imunisasi lainnya.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat juga berkomitmen untuk memastikan ketersediaan sumber daya yang memadai, termasuk pembiayaan, tenaga kesehatan, vaksin, dan logistik yang dibutuhkan. Dengan demikian, program imunisasi polio dapat dilaksanakan secara efektif dan berkesinambungan.
"Kami akan mengintegrasikan pelaksanaan PIN Polio ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Barat, serta memastikan ketersediaan anggaran, tenaga kesehatan, vaksin, dan logistik yang dibutuhkan," tuturnya.
Terkait hal tersebut, Pemprov Kalbar mengajak seluruh masyarakat mendukung pelaksanaan PIN Polio dan memastikan anak-anak mendapatkan imunisasi.
"Perlindungan anak-anak dari polio adalah tanggung jawab kita bersama. Mari kita lindungi anak-anak kita dari penyakit polio dan wujudkan generasi penerus yang sehat dan berkualitas," kata Harisson.
Menurutnya, dengan kolaborasi dan komunikasi yang efektif, diharapkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam program imunisasi polio akan meningkat, sehingga tercipta generasi penerus yang sehat dan bebas dari polio.
Dalam rapat virtual tersebut, Menteri Tito Karnavian menekankan bahwa dukungan penuh dari berbagai pihak sangat penting untuk menyukseskan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio.
"Advokasi dan sosialisasi harus ditingkatkan untuk memastikan pesan mengenai pentingnya imunisasi polio diterima dengan baik oleh seluruh lapisan masyarakat," katanya.
Tokoh agama dan tokoh masyarakat diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam penyebaran informasi tentang pentingnya imunisasi polio. Mereka memiliki pengaruh besar dan sering kali menjadi sumber informasi yang dipercaya oleh masyarakat, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik.
"Organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan organisasi keperawatan juga diharapkan aktif dalam kampanye imunisasi polio. Keterlibatan mereka penting untuk memastikan bahwa tenaga kesehatan memiliki informasi yang akurat dan dapat menyampaikan manfaat imunisasi kepada masyarakat," kata Tito.
Selain itu, institusi pendidikan, mulai dari PAUD, TK, hingga SD, juga memainkan peran penting dalam menyebarluaskan informasi tentang imunisasi polio.
"Melalui sekolah, informasi ini dapat langsung disampaikan kepada anak-anak dan orang tua, meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam program imunisasi," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024