Pontianak (ANTARA) - The Asia Foundation (TAF) bersama DBS Foundation meluncurkan program SHE CAN, Akselerasi Inklusi Keuangan bagi 80.000 perempuan rentan di Kalimantan Barat pada tahun 2025, melalui pelatihan, pendampingan, serta literasi keuangan yang terintegrasi.
"Program SHE CAN ini dirancang sebagai upaya nyata menjawab tingginya indeks ketimpangan gender di Kalbar (0,52 persen) yang belum sejalan dengan indeks inklusi keuangan yang cukup tinggi (84,16 persen)," kata Country Representative TAF Hana Satriyo di Pontianak, Selasa.
Program ini menargetkan pemberdayaan bagi 80.000 perempuan rentan selama periode tiga tahun ke depan (2024–2027).
Ia mengatakan, kajian program mengungkap bahwa perempuan rentan dan berpenghasilan rendah masih menghadapi hambatan signifikan dalam mengakses layanan keuangan formal, dengan hanya 67 persen yang memiliki rekening bank dan lebih rendah lagi dalam hal akses pinjaman dan penggunaan e-wallet.
Hana Satriyo menegaskan bahwa program SHE CAN sejalan dengan misi TAF dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan kepemimpinan perempuan.
"Kami ingin menghadirkan perubahan positif dan transformasi komunitas lokal melalui dukungan pada keterampilan dan aspirasi perempuan," tuturnya.
Sementara itu, Mona Monika menyampaikan bahwa DBS Foundation mengalokasikan dana lebih dari Rp100 miliar dalam tiga tahun untuk mendukung kesejahteraan kelompok rentan.
"Kami percaya bahwa pemberdayaan perempuan adalah kunci perubahan berkelanjutan. Program ini mencerminkan komitmen kami sebagai bank dengan tujuan positif atau purpose-driven, menciptakan dampak di luar dunia perbankan," katanya.
Di tempat yang sama, Deputi Kesetaraan Gender Kementerian PPPA, Dr. Amurwani, menilai program ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan daya saing perempuan marjinal.
Ia berharap para perempuan dapat mengembangkan potensinya, memperoleh akses dan kesempatan yang sama, serta meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Dalam pidato Gubernur Kalbar yang dibacakan oleh Asisten Keuangan Setda Kalbar, Ignasius IK, ditegaskan bahwa program SHE CAN mendukung visi pembangunan Provinsi Kalimantan Barat 2025–2030, yang menempatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan sebagai prioritas utama.
Pemerintah menyambut baik kolaborasi multipihak dalam mempercepat dan memperluas akses keuangan yang inklusif.
Meskipun tingkat inklusi keuangan Kalbar (84,16%) mendekati capaian nasional, literasi keuangan masih menjadi tantangan. Masih tingginya kasus masyarakat menjadi korban investasi bodong dan pinjaman ilegal menunjukkan perlunya edukasi finansial yang berkelanjutan, terutama bagi perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga.
Program SHE CAN menjadi harapan baru bagi perempuan Kalimantan Barat untuk bangkit, mandiri, dan berdaya. Dengan akses terhadap pelatihan dan sumber daya ekonomi yang lebih adil, perempuan tidak hanya dapat meningkatkan taraf hidupnya, tetapi juga berkontribusi besar pada pembangunan daerah yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Baca juga: Perempuan harus jadi pilar utama Indonesia Emas 2045
Baca juga: UMKM perempuan di Kalbar kembangan usaha manfaatkan KUR BRI
Baca juga: Pentingnya literasi dan inklusi keuangan untuk mempercepat peningkatan IPM