Seluruh instansi lintas sektor baik vertikal maupun horisontal di Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), melakukan percepatan penurunan stunting yang ditandai dengan penandatanganan komitmen yang disaksikan Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian.
“Membangun komitmen publik dalam kegiatan percepatan penurunan stunting penting dan harapannya ada komitmen oleh seluruh sektor baik pemerintah dan masyarakat,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Pontianak, Sintya Augustianti di Pontianak, Rabu.
Selain kegiatan penandatanganan komitmen lintas sektor, kata dia, momen tersebut menghadirkan agenda rembuk stunting yang menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan aksi intervensi penurunan stunting di tingkat kabupaten dan kota terintegrasi.
"Kita patut bersyukur angka stunting di Kota Pontianak sudah menurun menjadi 16 persen, turun dari tahun 2023 yakni 19,7 persen,” kata dia.
Sementara itu Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat, mulai dari perangkat daerah, kecamatan, kelurahan, puskesmas, posyandu, BUMN, BUMD, dunia usaha, media massa, hingga TNI dan Polri. Dengan upaya bersama ini Ani Sofian optimis angka stunting Kota Pontianak terus turun sesuai target pemerintah pusat.
“Pontianak menjadi Ibu Kota Provinsi Kalbar mendapat keuntungan dalam percepatan penurunan stunting, berbagai program pemerintah pusat ikut membantu. Selain itu instansi vertikal yang ada di Kota Pontianak memiliki program penurunan stunting, maka wajar angka cepat turun,” katanya.
Tetapi segala keistimewaan yang dimiliki Kota Pontianak tidak boleh membuat semua pihak lengah. Untuk itu Ani Sofian menilai kegiatan rembuk stunting menjadi sangat strategis sebagai upaya mempererat komitmen bersama.
“Semoga anak-anak Pontianak menjadi sehat semuanya, dengan sehat bisa menuntut ilmu dengan baik dan menjadi Generasi Emas ke depan,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
“Membangun komitmen publik dalam kegiatan percepatan penurunan stunting penting dan harapannya ada komitmen oleh seluruh sektor baik pemerintah dan masyarakat,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Pontianak, Sintya Augustianti di Pontianak, Rabu.
Selain kegiatan penandatanganan komitmen lintas sektor, kata dia, momen tersebut menghadirkan agenda rembuk stunting yang menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan aksi intervensi penurunan stunting di tingkat kabupaten dan kota terintegrasi.
"Kita patut bersyukur angka stunting di Kota Pontianak sudah menurun menjadi 16 persen, turun dari tahun 2023 yakni 19,7 persen,” kata dia.
Sementara itu Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat, mulai dari perangkat daerah, kecamatan, kelurahan, puskesmas, posyandu, BUMN, BUMD, dunia usaha, media massa, hingga TNI dan Polri. Dengan upaya bersama ini Ani Sofian optimis angka stunting Kota Pontianak terus turun sesuai target pemerintah pusat.
“Pontianak menjadi Ibu Kota Provinsi Kalbar mendapat keuntungan dalam percepatan penurunan stunting, berbagai program pemerintah pusat ikut membantu. Selain itu instansi vertikal yang ada di Kota Pontianak memiliki program penurunan stunting, maka wajar angka cepat turun,” katanya.
Tetapi segala keistimewaan yang dimiliki Kota Pontianak tidak boleh membuat semua pihak lengah. Untuk itu Ani Sofian menilai kegiatan rembuk stunting menjadi sangat strategis sebagai upaya mempererat komitmen bersama.
“Semoga anak-anak Pontianak menjadi sehat semuanya, dengan sehat bisa menuntut ilmu dengan baik dan menjadi Generasi Emas ke depan,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024