Dinas Sosial Kalimantan Timur menggelar sarasehan kearifan lokal dengan mengutamakan nilai kemanusiaan, kebersamaan, dan sikap keteladanan untuk mencegah disintegrasi sosial, guna menuju Ibu Kota Nusantara (IKN) sejahtera dan damai.
"Sesuai dengan tema sarasehan yakni 'Memelihara Kearifan Lokal sebagai Penyangga Keserasian Sosial dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Menuju IKN Sejahtera dan Damai', maka kita terus saling menjaga kedamaian," kata Kepala Dinas Sosial Kaltim Andi Muhammad Ishak di Balikpapan, Kamis.
Sarasehan kearifan lokal yang digelar di Balikpapan selama tiga hari pada 9-11 Juli ini melibatkan 50 peserta dari berbagai kalangan, seperti dinas sosial, perwakilan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat dari kabupaten/kota se-Kaltim.
Ini karena kearifan lokal yang dijadikan acuan dalam berbagai kegiatan, maka masyarakat dapat menyadari pentingnya menjaga tatanan sosial yang harmonis. Sehingga hal ini diharapkan dapat mencegah bencana sosial, menyelesaikan masalah lokal, menghindari disintegrasi sosial, dan memperkuat adaptasi sosial.
Mencegah konflik sosial tidak terlepas dari peran seluruh elemen masyarakat, khususnya pemuda dan tokoh masyarakat dalam menangkal radikalisme akibat doktrin dan ideologi yang keliru.
"Tugas utama semua pihak adalah memelihara kearifan lokal agar tetap hidup dalam hati nurani bangsa. Dengan optimalisasi peran pemuda dan tokoh masyarakat, diharapkan konflik sosial dapat diminimalisir dan radikalisme dapat ditangkal guna menyongsong Kaltim sebagai Ibu Kota Negara," katanya.
Untuk itu Andi Muhammad Ishak berharap adanya sarasehan tiga hari ini, peserta pelatihan dapat menjadi pelopor menciptakan keserasian sosial dalam menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman.
Ia juga menyatakan, penunjukan Kaltim sebagai IKN menjadi kebanggaan tersendiri, namun juga memerlukan perhatian khusus terhadap potensi konflik sosial, karena kehadiran masyarakat dari luar Kaltim dengan berbagai kepentingan bisa memicu gesekan dan konflik sosial.
"Oleh karena itu, penanganan konflik sosial harus terus dikembangkan, tidak hanya melalui rekonstruksi sosial setelah bencana, tetapi juga dengan pencegahan melalui peningkatan kapasitas masyarakat menggunakan kearifan lokal," katanya.
Sedangkan sejumlah narasumber dalam sarasehan ini antara lain Kepala Dinas Sosial Kaltim, Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial, Polda Kaltim, Kodim 0905 Balikpapan, Badan Kesbangpol Kaltim, akademisi, dan tokoh adat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Sesuai dengan tema sarasehan yakni 'Memelihara Kearifan Lokal sebagai Penyangga Keserasian Sosial dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Menuju IKN Sejahtera dan Damai', maka kita terus saling menjaga kedamaian," kata Kepala Dinas Sosial Kaltim Andi Muhammad Ishak di Balikpapan, Kamis.
Sarasehan kearifan lokal yang digelar di Balikpapan selama tiga hari pada 9-11 Juli ini melibatkan 50 peserta dari berbagai kalangan, seperti dinas sosial, perwakilan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat dari kabupaten/kota se-Kaltim.
Ini karena kearifan lokal yang dijadikan acuan dalam berbagai kegiatan, maka masyarakat dapat menyadari pentingnya menjaga tatanan sosial yang harmonis. Sehingga hal ini diharapkan dapat mencegah bencana sosial, menyelesaikan masalah lokal, menghindari disintegrasi sosial, dan memperkuat adaptasi sosial.
Mencegah konflik sosial tidak terlepas dari peran seluruh elemen masyarakat, khususnya pemuda dan tokoh masyarakat dalam menangkal radikalisme akibat doktrin dan ideologi yang keliru.
"Tugas utama semua pihak adalah memelihara kearifan lokal agar tetap hidup dalam hati nurani bangsa. Dengan optimalisasi peran pemuda dan tokoh masyarakat, diharapkan konflik sosial dapat diminimalisir dan radikalisme dapat ditangkal guna menyongsong Kaltim sebagai Ibu Kota Negara," katanya.
Untuk itu Andi Muhammad Ishak berharap adanya sarasehan tiga hari ini, peserta pelatihan dapat menjadi pelopor menciptakan keserasian sosial dalam menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman.
Ia juga menyatakan, penunjukan Kaltim sebagai IKN menjadi kebanggaan tersendiri, namun juga memerlukan perhatian khusus terhadap potensi konflik sosial, karena kehadiran masyarakat dari luar Kaltim dengan berbagai kepentingan bisa memicu gesekan dan konflik sosial.
"Oleh karena itu, penanganan konflik sosial harus terus dikembangkan, tidak hanya melalui rekonstruksi sosial setelah bencana, tetapi juga dengan pencegahan melalui peningkatan kapasitas masyarakat menggunakan kearifan lokal," katanya.
Sedangkan sejumlah narasumber dalam sarasehan ini antara lain Kepala Dinas Sosial Kaltim, Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial, Polda Kaltim, Kodim 0905 Balikpapan, Badan Kesbangpol Kaltim, akademisi, dan tokoh adat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024