Sebanyak 15 unit kamera jebak dipasang untuk memantau dan menggali potensi kelimpahan jenis satwa liar di Cagar Alam Gunung Nyiut, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat (Kalbar).

"Indonesia termasuk Kalbar adalah negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, serta menjadi habitat bagi satwa-satwa endemik atau satwa yang hanya ditemukan di negara ini saja," ujar Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar RM Wiwied Widodo di Pontianak, Rabu.

Adanya 15 kamera jebak tersebut, kata dia, untuk merekam keberadaan satwa, perilaku, dan pola interaksi dengan sesama satwa lainnya di kawasan tersebut.

Ia mengatakan kamera jebak dipasang menggunakan sistem blok (grid) di titik-titik potensial dalam blok pengamatan. Setiap blok pengamatan dipasang satu kamera. Menurutnya, penggunaan kamera jebak sangat fleksibel dan efisien serta memberikan data yang relatif akurat.

Gambar dan video yang dihasilkan selama 30 hari, lanjutnya, dapat menjadi bukti kuat keberadaan satwa liar di habitat alaminya tanpa mengganggu keberadaan mereka. Dengan demikian, tim dapat memantau dan menggali potensi kelimpahan jenis satwa liar di Cagar Alam Gunung Nyiut.

"Keberadaan satwa endemik ini sangat penting, karena jika punah di Indonesia maka itu artinya mereka punah juga di dunia," ujarnya.

Meskipun kaya satwa, kata dia, namun Indonesia dikenal juga sebagai negara yang memiliki daftar panjang tentang satwa liar yang terancam punah.

Kegiatan pemasangan kamera jebak di Kawasan Cagar Alam Gunung Nyiut ini dilaksanakan oleh tim Resort Konservasi Wilayah (RKW) Serimbu bersama dengan Tim Biodiversity Yayasan Planet Indonesia (YPI), dan masyarakat Dusun Tauk Desa Engkangin. Kegiatan tersebut didukung oleh mitra BKSDA Kalbar yaitu Yayasan Planet Indonesia.

Potensi keanekaragaman hayati di kawasan tersebut antara lain terdapat satwa liar seperti Kelempiau (Hylobates muelleri), Trenggiling (Manis javanica), Landak (Hysterix branchyura), Rusa Sambar (Cervus unicolor), Burung Ruwai (Argusianus argus), Beruk (Macaca nemestrina), Kucing Batu (Pardofelis marmorata), Babi Hutan (Sus scrofa), dan Enggang Badak (Buceros rhinoceros).



 

Pewarta: Rizki Fadriani

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024