Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menegaskan Tangguh Award 2024 merupakan bentuk apresiasi pemerintah kepada para pegiat seni yang berdedikasi dalam mengedukasi masyarakat tentang kesiapan menghadapi bencana.
"Ini adalah bentuk penghargaan kepada anak-anak bangsa yang telah berkontribusi dan berdedikasi dalam mengedukasi masyarakat agar siap menghadapi bencana melalui karya-karya mereka," ujar Suharyanto dalam Malam Puncak Penganugerahan Tangguh Award 2024 yang digelar di Dome Park, Jakarta, Sabtu.
Acara ini merupakan agenda tahunan BNPB yang sudah berlangsung sejak 2012. Tangguh Award memberikan ruang bagi kreativitas para pegiat seni fotografi, video, desain, dan musik di Indonesia yang peduli terhadap lingkungan dan bencana alam.
Pada tahun ini, BNPB mencatat sebanyak 1.677 karya berkompetisi dalam Tangguh Award 2024, yang terdiri atas 385 foto tunggal, 257 foto seri, 202 video pendek, 267 poster, dan 206 jingle. Karya-karya tersebut menunjukkan beragam pendekatan kreatif dalam menyampaikan pesan kesiapsiagaan bencana.
Suharyanto menekankan pentingnya acara ini dalam mengingatkan masyarakat bahwa bencana adalah kejadian berulang yang tidak bisa dihindari, tetapi dapat diantisipasi dan dikelola.
Berdasarkan data BNPB, sepanjang tahun 2023, Indonesia mengalami 5.400 kejadian bencana, 95 persen di antaranya adalah bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan badai.
Meskipun angka kejadian bencana naik 52 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dampak kerusakan dan jumlah korban jiwa dapat ditekan secara signifikan berkat inovasi teknologi dan edukasi mitigasi bencana yang terus dikembangkan .
Pada kesempatan itu, Suharyanto menggarisbawahi pentingnya kesiapsiagaan dan pengelolaan risiko bencana untuk melindungi masyarakat dari dampak yang lebih besar di masa depan.
Menurut dia, Indonesia, meskipun kaya akan sumber daya alam, juga menghadapi kenyataan pahit sebagai salah satu negara dengan risiko bencana alam tertinggi di dunia. Dari gempa bumi, tsunami, hingga bencana hidrometeorologi, semuanya menjadi ancaman nyata yang harus dihadapi.
Oleh karena itu, BNPB mendorong kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesiapan menghadapi berbagai potensi ancaman bencana.
Suharyanto berharap karya-karya yang dihasilkan dalam Tangguh Award tidak hanya diapresiasi saat ini, tetapi juga terus diingat sebagai pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan bencana.
“Bencana memiliki siklus berulang, terkadang puluhan tahun, tetapi kita harus selalu siap siaga. Kreativitas dan inovasi seperti yang ditunjukkan oleh peserta Tangguh Award menjadi salah satu upaya kita meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi bencana,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Ini adalah bentuk penghargaan kepada anak-anak bangsa yang telah berkontribusi dan berdedikasi dalam mengedukasi masyarakat agar siap menghadapi bencana melalui karya-karya mereka," ujar Suharyanto dalam Malam Puncak Penganugerahan Tangguh Award 2024 yang digelar di Dome Park, Jakarta, Sabtu.
Acara ini merupakan agenda tahunan BNPB yang sudah berlangsung sejak 2012. Tangguh Award memberikan ruang bagi kreativitas para pegiat seni fotografi, video, desain, dan musik di Indonesia yang peduli terhadap lingkungan dan bencana alam.
Pada tahun ini, BNPB mencatat sebanyak 1.677 karya berkompetisi dalam Tangguh Award 2024, yang terdiri atas 385 foto tunggal, 257 foto seri, 202 video pendek, 267 poster, dan 206 jingle. Karya-karya tersebut menunjukkan beragam pendekatan kreatif dalam menyampaikan pesan kesiapsiagaan bencana.
Suharyanto menekankan pentingnya acara ini dalam mengingatkan masyarakat bahwa bencana adalah kejadian berulang yang tidak bisa dihindari, tetapi dapat diantisipasi dan dikelola.
Berdasarkan data BNPB, sepanjang tahun 2023, Indonesia mengalami 5.400 kejadian bencana, 95 persen di antaranya adalah bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan badai.
Meskipun angka kejadian bencana naik 52 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dampak kerusakan dan jumlah korban jiwa dapat ditekan secara signifikan berkat inovasi teknologi dan edukasi mitigasi bencana yang terus dikembangkan .
Pada kesempatan itu, Suharyanto menggarisbawahi pentingnya kesiapsiagaan dan pengelolaan risiko bencana untuk melindungi masyarakat dari dampak yang lebih besar di masa depan.
Menurut dia, Indonesia, meskipun kaya akan sumber daya alam, juga menghadapi kenyataan pahit sebagai salah satu negara dengan risiko bencana alam tertinggi di dunia. Dari gempa bumi, tsunami, hingga bencana hidrometeorologi, semuanya menjadi ancaman nyata yang harus dihadapi.
Oleh karena itu, BNPB mendorong kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan kesiapan menghadapi berbagai potensi ancaman bencana.
Suharyanto berharap karya-karya yang dihasilkan dalam Tangguh Award tidak hanya diapresiasi saat ini, tetapi juga terus diingat sebagai pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan bencana.
“Bencana memiliki siklus berulang, terkadang puluhan tahun, tetapi kita harus selalu siap siaga. Kreativitas dan inovasi seperti yang ditunjukkan oleh peserta Tangguh Award menjadi salah satu upaya kita meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi bencana,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024