Warga Desa Teramang, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menangkap buaya sepanjang sekitar enam meter dekat kebun kelapa sawit, karena satwa dilindungi itu meresahkan warga dan sering menampakkan diri di sungai dan daratan.
 
"Warga menangkap buaya itu menggunakan tali, lalu tali tersebut digunakan untuk mengikat buaya agar tidak lepas," kata Camat Teramang Jaya Eka Purwanto saat dihubungi dari Mukomuko, Jumat.
 
Ia mengatakan satwa predator dengan panjang sekitar enam meter ditangkap pada hari Jumat (27/9) oleh sejumlah warga Desa Teramang, Kecamatan Teramang Jaya. Buaya tersebut ditangkap di tepatnya tidak jauh dari Sungai Air Nipah dan di lokasi tersebut juga banyak pohon nipah yang berada di areal perkebunan kelapa sawit.
 
Terkait dengan kejadian tersebut, pihaknya telah menghubungi dan berkoordinasi dengan salah seorang petugas Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di daerah ini.
 
 
"Saat ini warga di wilayah ini masih menunggu pihak BKSDA mengevakuasi buaya tersebut," ujarnya.
 
Ia mengatakan keberadaan buaya yang berasal dari sungai  meresahkan warga karena sudah masuk ke areal perkebunan kelapa sawit.
 
Buaya yang menampakkan diri di daratan itu, katanya, jelas membuat warga ketakutan. Karena ini jangan sampai nanti ada korban jiwa. Walaupun, kata dia, sekarang belum ada hewan ternak dan warga yang menjadi korban jiwa.
 
"Sekarang belum ada ada korban jiwa dan ketakutan warga nanti bisa jadi hewan ternak, bisa manusia, yang menjadi korban dimangsa buaya tersebut," ujarnya.
 
 
Untuk mencegah warga membunuh buaya tersebut, ia mengatakan setelah menerima laporan ada penampakan buaya di kebun kelapa sawit, kecamatan koordinasi dengan pihak terkait di daerah ini.
 
"Intinya, kami koordinasi dengan pihak terkait, maka ketika kebetulan lihat ada jejak buaya, kita lapor ke pihak terkait," ujarnya.
 
Ia juga mengimbau warga waspada dan hati-hati ketika berada di sekitar muara daerah ini dan berharap masyarakat di daerah ini sudah paham lokasi tersebut rawan buaya.
 
 

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024