Pemerintahan Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat terus berupaya mencegah dan menurunkan angka stunting di daerah itu melalui peran aktif semua pemangku kepentingan di wilayah setempat.

Penjabat Bupati Bengkayang Manto di Bengkayang, Rabu mengatakan seluruh pemangku kepentingan, termasuk para kepala desa, camat, tenaga kesehatan, dan masyarakat, dapat berperan aktif dalam mendukung gerakan ini dengan memberikan perhatian lebih terhadap pola makan sehat, perawatan ibu hamil, posyandu serta penyuluhan kepada keluarga mengenai pentingnya gizi yang seimbang bagi tumbuh kembang anak.

"Dengan keterlibatan semua pihak tentu kita dapat mencegah dan menurunkan angka stunting di wilayah kita," kata Manto dalam rapat koordinasi di Bengkayang.

Rapat koordinasi ini melakukan evaluasi dan perencanaan ulang strategi penanggulangan stunting, memperkuat kolaborasi antar berbagai stakeholder, serta berbagi informasi mengenai langkah-langkah konkret yang perlu diambil untuk mengurangi prevalensi stunting di daerah.

Baca juga: BKKBN Provinsi Papua fokus penanganan stunting di kampung keluarga berencana

"Saya yakin, dengan sinergi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan lembaga-lembaga terkait, kita dapat menurunkan angka stunting di kabupaten bengkayang secara signifikan. Tentu kita semua sepakat bahwa stunting adalah persoalan yang harus diselesaikan secara bersama-sama," katanya.

Ia kembali mengajak semua pihak untuk terus menguatkan komitmen dan kepedulian terhadap upaya ini, baik melalui program-program yang telah berjalan maupun merancang kebijakan baru yang lebih efektif dan tepat sasaran.

Sebelumnya, pada 2023 pemerintah provinsi Kalimantan Barat melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengucurkan Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) bagi pemerintah daerah (pemda), termasuk Pemerintah Kabupaten Bengkayang yang mendapatkan kucuran sebesar Rp5,9 miliar dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Menurut Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Barat Pintauli Romangasi Siregar angka prevalensi stunting di 14 Kabupaten Kota di Kalimantan Barat pada 2023 telah dikeluarkan SKI.

Dari data tersebut, empat kabupaten justru mengalami kenaikan angka stunting yaitu Kabupaten Bengkayang, Mempawah, Sambas dan Sintang.

"Kabupaten Bengkayang naik 32,7 persen 2023 dibandingkan di 2022 di angka 30,1 persen," katanya.

Baca juga: Cegah Stunting dan Gizi Buruk, AHM Kolaborasi dengan Duta Remaja Sehat

Terkait dengan kenaikan stunting ini akan ada evaluasi dilakukan guna mencari penyebab terjadinya kenaikan stunting di daerah tersebut.

“Mesti ada yang dibenahi. Dirembuk stunting kita akan cari kelemahannya ada dimana,” ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Bengkayang AKBP Teguh Nugroho dalam kesempatan berbeda menuturkan, bahwa Polres Bengkayang sangat mendukung program nasional dalam rangka penanganan stunting di wilayah hukum Polres Bengkayang dengan mengedepankan pola asuh anak yang melibatkan 3 pilar (TNI, Polri dan Nakes) di tingkat kecamatan hingga desa.

“Dalam penurunan angka stunting ini, kami lakukan melalui program Kampung Lamus Polres Bengkayang yang telah rutin dilaksanakan setiap hari Jumat, sekaligus pemberian makanan dan minuman bergizi bagi ibu hamil, ibu menyusui dan anak stunting,” kata dia.

Selain program tersebut, lanjut Teguh guna memaksimalkan upaya penurunan angka stunting, Polres lakukan dengan metode CARE yaitu Collecting, Analizing, Evaluating dan Reacting.

Ia juga mengatakan, penurunan angka stunting bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, ia berharap kepada seluruh personelnya terkait upaya penanganan penurunan stunting untuk dijadikan sebagai ladang ibadah dan amal jariyah.

Baca juga: Pemkab Kubu Raya intervensi percepatan penurunan stunting pada 17.985 balita

 

Pewarta: Narwati

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024