Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebutkan tiga pasien dinyatakan meninggal akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di kota itu.
"Tiga pasien meninggal akibat DBD itu merupakan rilis dari Dinas Kesehatan NTB," kata Kepala Dinkes Kota Mataram Emirald Isfihan di Mataram, Selasa.
Namun setelah dilakukan pengecekan di lapangan ternyata tiga pasien tersebut merupakan warga luar Kota Mataram, tapi kejadian meninggal di Kota Mataram.
"Setelah tim kami cek langsung pasien yang meninggal, ternyata mereka tidak ada yang tinggal di Mataram. Jadi sebenarnya kasus kematian DBD itu warga luar Mataram, yang meninggal di Mataram," katanya.
Kondisi itu terjadi karena sejumlah rumah sakit di Kota Mataram menjadi rumah sakit rujukan, seperti RSUP NTB, RS Ruslan Mataram, dan lainnya, sehingga kematian akibat DBD tercatat di wilayah Kota Mataram.
Baca juga: Dinkes mengantisipasi peningkatan sejumlah penyakit pada musim hujan
Dengan demikian, pihaknya menilai kasus kematian pasien akibat DBD di Kota Mataram itu menjadi perhatian agar semua masyarakat bisa lebih waspada.
Berdasarkan data terakhir, kasus DBD di Kota Mataram secara kumulatif dari Januari sampai minggu pertama Desember 2024, sudah mencapai di atas angka 500 kasus.
"Dari 500-an, kasus DBD yang kami catat hingga saat ini belum ada kasus kematian dari warga Kota Mataram dan semoga tidak pernah ada," katanya.
Untuk menekan kasus DBD terutama pada musim hujan ini, lanjut dia, masyarakat diimbau rajin melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M plus dengan menguras tempat penampungan air, mengubur barang bekas, dan menutup tempat-tempat penampungan air.
Masyarakat yang memiliki tandon air, kolam ikan dan sejenisnya, hendaknya rajin dibersihkan serta menambahkan bubuk Abate untuk mencegah munculnya jentik nyamuk.
Baca juga: Dinas Kesehatan Kalbar sosialisasikan pencegahan DBD di sekolah
"Abate bisa diminta di kantor kami, puskesmas, maupun di kader secara gratis," katanya.
PSN dinilai lebih efektif untuk mencegah penyakit DBD sebab bisa memberantas jentik nyamuk. Sedangkan fogging dilakukan hanya ketika kasus DBD. Apalagi fogging hanya bisa membunuh nyamuk dewasa pada satu tempat saja, sementara jangkauan terbang nyamuk bisa mencapai 100 meter.
"Karena itu, sebenarnya fogging menjadi lini kesekian untuk penanganan DBD, dan yang efektif untuk penanganan DBD adalah PSN," katanya.
Selain di rumah, PSN juga disarankan dilakukan di kantor-kantor instansi pemerintah dan sekolah. Pekan lalu PSN dilakukan di kompleks perkantoran Pemkot Mataram Jalan Lingkar Selatan, hasilnya ada salah satu instansi yang ditemukan jentik nyamuk.
"Jadi jentik nyamuk ini cepat berkembang biak, karenanya berbagai potensi genangan-genangan air pada barang bekas dan lainnya harus rajin dibersihkan," katanya.
Baca juga: Dinkes Bangka cegah penyebaran penyakit DBD
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Tiga pasien meninggal akibat DBD itu merupakan rilis dari Dinas Kesehatan NTB," kata Kepala Dinkes Kota Mataram Emirald Isfihan di Mataram, Selasa.
Namun setelah dilakukan pengecekan di lapangan ternyata tiga pasien tersebut merupakan warga luar Kota Mataram, tapi kejadian meninggal di Kota Mataram.
"Setelah tim kami cek langsung pasien yang meninggal, ternyata mereka tidak ada yang tinggal di Mataram. Jadi sebenarnya kasus kematian DBD itu warga luar Mataram, yang meninggal di Mataram," katanya.
Kondisi itu terjadi karena sejumlah rumah sakit di Kota Mataram menjadi rumah sakit rujukan, seperti RSUP NTB, RS Ruslan Mataram, dan lainnya, sehingga kematian akibat DBD tercatat di wilayah Kota Mataram.
Baca juga: Dinkes mengantisipasi peningkatan sejumlah penyakit pada musim hujan
Dengan demikian, pihaknya menilai kasus kematian pasien akibat DBD di Kota Mataram itu menjadi perhatian agar semua masyarakat bisa lebih waspada.
Berdasarkan data terakhir, kasus DBD di Kota Mataram secara kumulatif dari Januari sampai minggu pertama Desember 2024, sudah mencapai di atas angka 500 kasus.
"Dari 500-an, kasus DBD yang kami catat hingga saat ini belum ada kasus kematian dari warga Kota Mataram dan semoga tidak pernah ada," katanya.
Untuk menekan kasus DBD terutama pada musim hujan ini, lanjut dia, masyarakat diimbau rajin melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M plus dengan menguras tempat penampungan air, mengubur barang bekas, dan menutup tempat-tempat penampungan air.
Masyarakat yang memiliki tandon air, kolam ikan dan sejenisnya, hendaknya rajin dibersihkan serta menambahkan bubuk Abate untuk mencegah munculnya jentik nyamuk.
Baca juga: Dinas Kesehatan Kalbar sosialisasikan pencegahan DBD di sekolah
"Abate bisa diminta di kantor kami, puskesmas, maupun di kader secara gratis," katanya.
PSN dinilai lebih efektif untuk mencegah penyakit DBD sebab bisa memberantas jentik nyamuk. Sedangkan fogging dilakukan hanya ketika kasus DBD. Apalagi fogging hanya bisa membunuh nyamuk dewasa pada satu tempat saja, sementara jangkauan terbang nyamuk bisa mencapai 100 meter.
"Karena itu, sebenarnya fogging menjadi lini kesekian untuk penanganan DBD, dan yang efektif untuk penanganan DBD adalah PSN," katanya.
Selain di rumah, PSN juga disarankan dilakukan di kantor-kantor instansi pemerintah dan sekolah. Pekan lalu PSN dilakukan di kompleks perkantoran Pemkot Mataram Jalan Lingkar Selatan, hasilnya ada salah satu instansi yang ditemukan jentik nyamuk.
"Jadi jentik nyamuk ini cepat berkembang biak, karenanya berbagai potensi genangan-genangan air pada barang bekas dan lainnya harus rajin dibersihkan," katanya.
Baca juga: Dinkes Bangka cegah penyebaran penyakit DBD
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024